Jika mengingat wajah Mamanya, Agam selalu teringat akan kasih sayang yang selalu wanita itu curahkan pada Agil, saudara kembarnya. Sedangkan dirinya, ia hanya anak buangan yang setiap hari memelas meminta perhatian namun tak kunjung didapatkan. Sama halnya seperti Papanya. Mereka berdua sama. Sama-sama tidak menginginkan kehadirannya. Apa gunanya operasi ini, jika ia saja tak pernah diinginkan.
Berita bahwa ia akan menjalankan cangkok hati, tak dapat membuatnya bahagia. Agam tak pernah benar-benar bahagia. Semua tawa dan senyum yang ia tampilkan hanyalah sebuah kepalsuan.
Tawa dan senyum itu, hanyalah bentuk dari luka yang selama ini ia simpan sendiri. Agam lebih terluka dibanding siapapun. Agam lebih menderita dari siapapun.
"Gue kangen mereka Div."
Diva yang sedari tadi hanya diam menunduk, kini mendongak. Menatap mata berkaca-kaca Agam yang terlihat menyedihkan di matanya. Tak pernah Diva bayangkan hidup Agam ternyata semenyedihkan ini. Tak dianggap dan tak pernah mendapat kasih sayang. Jauh lebih rumit dibanding hidupnya. Diva merasa bodoh, ia tak tahu apa-apa dan tak bisa berbuat apa-apa untuk membalas kebaikan Agam selama ini.
"Mereka enggak pernah ada buat gue. Mereka enggak pernah menginginkan gue hidup. Jadi, buat apa operasi ini? Apakah hanya membuat luka gue semakin besar? Atau hanya untuk menambah penderitaan gue? Gue bingung, bener-bener bingung. Kenapa mereka masih menunjang kehidupan gue, sedangkan mereka saja enggak pernah mengharapkan gue, kenapa?"
Diva menggeleng berkali-kali. "Enggak gitu Gam. Mereka pasti punya alasan yang kuat di balik semua ini--" Agam memotong pembicaraannya.
"Dan alasannya karena gue penyakitan dan menyusahkan. Iya, kan?" Diva menggeleng lagi.
"Lo sendiri pernah bilang, kalau hidup itu drama, penuh masalah juga liku-liku. Lo yang buat gue sadar kalau hidup gue masih panjang. Masa depan gue cerah. Lo sendiri yang buat gue perlahan bisa menyembuhkan luka gue. Kenapa sekarang lo enggak?"
Giliran Agam yang kini menggeleng. "Masa depan lo memang masih panjang Div. Tapi enggak buat gue. Masa depan gue cukup sampai di sini. Gue yakin itu."
Diva hanya bisa menggeleng. Ingin membantah, namun lidahnya terasa kelu. Ia tidak ingin hal itu sampai terjadi. Masa depan Agam pasti sama sepertinya, masih panjang. Tidak hanya sampai di sini.
Tbc...
250518

KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Dan Pergi (NEW VERSION) #BJPW
Short Story(SELESAI) Tentang kamu yang datang lalu pergi seenaknya.