Melihat tubuh yang terbaring kaku di depannya, membuat Diva lagi-lagi menahan tangis. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menangis di depan Agam. Namun sayang, air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya tumpah-ruah. Membasahi wajahnya yang memerah.
"Lo jahat. Lo jahat Gam. Lo tinggalin gue di saat luka gue belum sembuh. Sekarang, luka itu bertambah perih ketika gue lihat lo kayak gini. Gue enggak nyangka, hidup lo jauh lebih berat dari gue. Kenapa lo enggak cerita? Kenapa hanya gue yang bisa lo bahagiakan sedangkan diri lo sendiri enggak. Kenapa Gam kenapa?!" katanya lirih.
Diva hanya bisa memandang wajah kaku nan pucat itu. Seketika ia teringat akan mantan kekasihnya yang telah pergi meninggalkannya. Diva seakan mengulang kembali kisah yang sama. Berada di kamar mayat dan berbicara dengan seorang mayat. Mungkin, bagi orang lain ini terdengar menakutkan. Namun berbeda bagi Diva. Diva merasa inilah saatnya dia melepas kesedihan, saatnya ia meluapkan kekecewaan dan saatnya perpisahan.
"Makasih Gam. Makasih lo udah pernah ada di saat gue butuh teman. Makasih lo udah bisa buat gue lupain masa lalu. Seperti kata lo, pertemanan kita memang singkat, tapi bagi gue lo adalah teman gue, selamanya. Walau lo harus pergi dengan cara kayak gini, gue harap lo bahagia di sana. Lo harus bisa menemukan kebahagiaan yang enggak pernah lo dapet di dunia ini. Gue juga udah ngasih apa yang lo minta ke Agil, dia pasti terpukul banget lo pergi, tapi enggak pa-pa, asal lo bahagia, gue ikhlas Gam. Dan satu lagi, gue harap lo ketemu Agas dan sampaikan salam rindu dari gue buat dia."
Perlahan wajah memerah Diva mendekati wajah pucat Agam. Ia mencium kening Agam sama seperti yang dia lakukan pada Agas dulu. Senyum sedih lahir di bibirnya yang pucat. Setiap pertemuan akan ada perpisahan. Dan Diva berharap perpisahan ini adalah perpisahan terakhir baginya.
Diva keluar ruang mayat dengan senyumnya. Tak peduli hatinya terasa perih, asal ia harus merelakan Agam dengan senyuman. Bukan tangisan seperti yang dia lakukan pada Agas dulu.
"Makasih Gam," gumamnya lirih sebelum menutup pintu.
The End
Akhirnya selesai juga. Haha.
Ini cerita emang udah lama mendekam di note. Males publish sebenernya. Tapi akhirnya saya publish juga. Wkwk.Btw, makasih buat kalian yg udah relain waktu dan kuota untuk membaca cerita enggak jelas ini. Buat yg udah vote+komen, vote doang, atau pun yg cuma jadi pembaca gelap. Saya berterima kasih sebesar-besarnya. Tanpa kalian, cerita saya tidak ada apa-apanya.
Dan buat novada_2011 terima kasih sudah membaca cerita saya. Vote+komen pula. Walaupun jarang ngekomen. Saya hargai partisipasi kakak dengan hadiah follow dari saya. Wkwk.
Buat cerita baru saya lainnya, yg rajin vote+komen akan dapat juga kok.
(Halah sok banget lu, followers juga segitu, sok-sok an) Iya saya memang bukan apa-apa dibanding penulis kece lainnya. Saya cuma menghargai setiap pembaca saya. Kalian baik, saya juga. Kalian jahat, saya juga bisa. Wkaka.
Udah ah, sekian dan terimakasih.
Sampai bertemu di karya-karya saya selanjutnya.Regards
El310518

KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Dan Pergi (NEW VERSION) #BJPW
Cerita Pendek(SELESAI) Tentang kamu yang datang lalu pergi seenaknya.