14

317 34 11
                                    

Ketakutan yang Diva maupun Agil rasakan semakin nyata, ketika melihat dokter bedah itu keluar dari ruang operasi dengan wajah lelah bercampur ... Entahlah, seperti kecewa.

Dalam hati, mereka berdua sama-sama berdoa. Semoga tidak ada kejadian buruk yang akan menimpa mereka. Juga semoga Agam berhasil berjuang di dalam sana.

"Maaf."

Satu kata itu, dapat membuat mereka hancur, ketika keluar dari mulut seorang dokter. Berkali-kali Diva menggeleng, berharap ini mimpi dan ia akan terbangun di depan tv yang sedang menanyangkan sinetron kesukaan ibunya. Berkali-kali pula ia menepuk pipinya sendiri. Namun sayang, ini bukanlah mimpi.

"Pasien mengalami kejang sebelum operasi dimulai, denyut nadinya menurun pun kinerja jantungnya, tekanan darahnya juga menurun.  Kami, sudah melakukan semampu kami. Namun sayang, pasien memilih berhenti berjuang, ia lebih mengasihani orang yang akan mendonorkan hatinya. Dia meninggal. Kami mohon maaf sebesar-besarnya," lanjut dokter itu, membuat mereka berdua terkejut seketika.

"Bangsat!" Agil yang tak bisa menahan emosinya, menarik kerah kemeja sang dokter. "Lo dokter kan. Seharusnya lo bisa nolongin kakak gue, lo bisa nyelametin dia. Seharusnya lo bisa. Bukannya nyerah kayak gini. Gue mohon. Balik ke dalem, lo pasti salah. Kakak gue masih hidup."

Dokter yang diketahui namanya bernama Dr. Antonio hanya bisa menunduk dalam. Ini resiko menjadi seorang dokter. Tak semua keluarga menerima kenyataan yang ada, dan dokterlah yang menjadi korbannya. Dicaci, dimaki saat tidak bisa menyelamatkan nyawa pasiennya. Padahal, ia hanya dokter. Ia hanya orang yang membantu menyembuhkan manusia. Dokter bukan Tuhan yang mengatur segalanya. Dokter hanyalah manusia biasa.

"Gue mohon. Balik lagi, kasihan kakak gue pasti butuh bantuan lo di dalam sana. Gue mohon." Agil yang semula membabi buta menggoncangkan tubuh dokter Antonio kini meluruh, bersama dengan air mata yang perlahan tumpah-ruah mengalir di pipinya.

Diva yang keadaannya hampir sama dengan Agil hanya bisa menangis seraya mengusap bahu cowok itu. Ketakutannya nyata. Dan apa yang ia takutkan akhirnya terjadi kembali. Diva, lagi-lagi ia kehilangan seseorang yang penting bagi hidupnya. Pertama, Agas, kekasih hatinya. Kini Agam, seseorang yang mampu membuatnya menyembuhkan lukanya.

Tbc...

Maaf ada kata kasarnya. Cerita ini dibuat jauh sebelum bulan ramadhan. Mohon maaf. 😀

Satu part menuju ending.

280518

Datang Dan Pergi (NEW VERSION) #BJPWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang