02.Awal Perkenalan

310 23 1
                                    

Setelah kejadian itu, beberapa menit kemudian tukang bengkel sampai dan memperbaiki mobil Ali yang mogok. Setelah selesai, Ali membawa wanita itu ke apartemennya, karena tidak tahu alamat wanita itu dan melupakan janji untuk menemui calon istrinya.

*****

Sampailah Ali ke apartemennya, dia menempatkan wanita itu ke kamar tamu. Kemudian dia melangkah pergi ke kamarnya untuk mandi dan berganti baju, karena terkena muntahan wanita itu. Sebenarnya tidak hanya dia yang terkena muntahannya, tetapi wanita itu juga. Tapi Ali tidak bisa menggantikannya karena jelas itu adalah perbuatan yang tidak benar, dia membiarkannya dan berharap semoga wanita itu baik-baik saja.

Setelah mandi dan berganti baju Ali ingin mengecek handphonenya, takut kalau ada suatu hal yang penting. Tetapi saat ingin mengeceknya, dia teringat bahwa handphonenya berada di mobilnya. Diapun mengambilnya.

Saat mengecek handphonenya dia melihat ada banyak panggilan dari abinya, dia jadi teringat kalau dia harusnya pergi ke restoran untuk menemui calon istrinya. Dia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 21.45, yang berarti dia sudah sangat telat dan teman abinya sangat tidak menyukai hal itu yang dipastikan perjodohan itu akan batal dan membuat abinya menjadi sedih dan kecewa.

Dia pun menelpon abinya untuk meminta maaf karena lupa dengan janjinya. "Assalamu'alaikum abi."

"Wa'alaikumsalam, kamu kenapa tidak angkat-angkat telpon abi, segitu pentingnya pekerjaan kamu sampai melupakan janji kamu. Kamu tahu kan, temen abi tidak suka kalau seseorang melanggar janjinya, kamu mau bikin abi malu?"

"Bukan bi, bukan gitu maksud Ali. Maafin Ali bi, sebenarnya tadi mobil Ali mogok dan tadi Ali juga harus nunggu tukang bengkelnya sedkit lama, lalu setelah mobil Ali selesai diperbaiki... ada orang yang minta tolong Ali buat nganterin ke rumahnya. Sebenarnya Ali nggak mau bi, tapi dia maksa dan bilang kalau dia nggak punya uang buat naik angkutan umum dan karena itu Ali lupa sama janji Ali," dusta Ali.

Maafin Ali bi, Ali bohong sama abi. Ali nggak pengen buat abi marah karena Ali bawa perempuan ke apartemen Ali.

"Mobil kamu mogok? Kamu kan bisa telpon abi buat jemput kamu Li, kenapa kamu malah nunggu tukang bengkel dan untuk alasan kedua kenapa abi ngerasa kamu ragu buat bicara tentang itu. Kamu tidak bohong kan nak?"

"Enggak bi, Ali nggak bohong. Udah ya bi, Ali besok harus bangun pagi-pagi."

"Ya sudah kalau begitu, abi selalu percaya sama kamu Li. Jangan pernah berkata bohong sama abi."

"Iya Bi pasti, makasih sudah percaya sama Ali. Wassalamu'alaikum Bi."

"Wa'alaikumsalam," tutup Abi Ali.

"Maafin Ali Bi," gumam Ali, lalu masuk ke dalam apartemennya.

****

Seorang gadis terbangun dari tidurnya sambil menguap dan sedikit membuka matanya. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya, karena merasa kamarnya berbeda dengan kamar dirumahnya. Bukannya cat kamarnya berwarna merah muda dan putih?

Tetapi mengapa menjadi putih polos, dia pun segera bangun sambil memegangi kepalanya karena dia merasa pusing akibat minum-minum semalam dan melihat sekeliling kamar itu.

"Auwhh sakit banget kepala gue. Inikan bukan kamar gue,gue dimana ini? Apa jangan-jangan gue dibawa om-om kesini? Baju gue masih lengkap nggak ada tanda-tanda gue udah diapa-apain. Euwh btw baju gue bau banget sih, gue semalem pasti muntah deh. Gue dimana sih, coba gue bangun ke toilet dulu deh terus keluar nyari tau siapa yang bawa gue kesini," kata Raina, lalu berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar tersebut.

Setelah selesai membersihkan diri, Raina memutuskan keluar kamar itu untuk melihat siapa yang sudah membawanya kesini.

Saat menuruni tangga, Raina mencium bau makanan kesukaannya yaitu nasi goreng. Dia pun menuju dapur untuk melihat siapa yang sedang memasak makanan yang disukainya itu.

"Hello, lo yang bawa gue kesini ya?" tanya Raina pada seorang laki-laki yang memasak makanan itu dengan posisi membelakanginya. Kemudian dengan reflek menoleh menghadap Raina.

"Kamu sudah bangun, apa kamu butuh sesuatu?"

"Nggak, gue nggak butuh apa-apa. Jawab kek pertanyaan gue, lo yang bawa gue kesini?"

"Iya saya yang bawa kamu kesini, jangan berpikir buruk dulu ya tentang saya. Saya bawa kamu ke apartemen ini, karena saya nggak tahu alamat rumah kamu."

"Gue nggak berpikir tentang itu kok, gue percaya sama lo. Soalnya, muka-muka kayak lo gini sih, pasti anak baek-baek. Gue semalem pasti mabuk berat banget yah? Sorry ya kalo gue ngerepotin elo."

"Saya nggak merasa direpotkan, karena sudah kewajiban saya sebagai manusia saling tolong menolong antar sesama. Oh iya, sampe lupa matiin kompor. Udah mateng nih, kamu mau makan masakan buatan saya?"

"Maulah, nasi gorengkan? Itu mah kesukaan gue, gue juga penasaran gimana sih rasanya masakan cowok. Btw nama lo siapa? Gue Raina," tanya Raina sambil mengulurkan tangannya ke depan Ali.

"Maaf, nama saya Ali," ujar Ali yang tidak menyambut uluran tangan Raina yang masih pada posisinya.

"Kenapa? Takut tangan gue kotor ya, tenang aja kali gue tadi udah cuci tangan kok."

"Bukan, bukan gitu maksud saya. Tapi saya nggak bisa bersentuhan sama kamu, karena kita kan bukan mahram."

"Busett dahh, masih ada orang kayak elo? Norak banget sih, cuma pegang tangan sebentar doang masak kagak mau."

"Maaf tapi itu udah ajaran dalam agama saya, kalau boleh bersentuhan hanya dengan saudara sedarah atau dengan mahramnya," jelas Ali

"Ahh udahlah nggak usah diperpanjang, yaudah yuk makan. Gue bentar lagi mau pulang soalnya, ada kelas jam 10 pagi, berarti 2 jam dari sekarang nih," kata Raina sambil melihat jam tangan yang ada dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 08.00.

"Oh kamu masih kuliah, yaudah kalo gitu kamu duduk aja biar saya yang nyiapin."

"Enggak mau dibantu nih?"

"Nggak perlu, udah kamu duduk aja."

"Yaudah deh kalo gitu. Thanks," kata Raina yang kemudian berjalan menuju meja makan.

Lalu Ali menaruh nasi goreng itu ke dalam dua piring dan membawanya ke meja makan yang sudah ditunggu oleh Raina.

"Wihh enak nih kayaknya, gue cobain ya?"

"Iya, silahkan," jawab Ali dan Raina pun menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Hmm enak banget, lo pinter banget masak Li. Gue aja kagak bisa, calon suami idaman nih kayaknya."

"Kamu bisa aja Na. Saya cuma bikin nasi goreng biasa kok."

"Biasa apanya ini mah spesial, nasi goreng langganan gue aja kalah. Gue bakal rajin nih kerumah lo buat makan disini hehe."

"Kamu ada-ada aja Na. Udah kamu lanjut makan aja, nanti kesedak lho kalo ngomong terus," kata Ali dan benar saja, setelahnya Raina benar-benar tersedak.

"Uhuk uhuk" Raina pun langsung menyambar minumannya.

"Fyuhh gara-gara lo nih pake acara ngomong gue kesedak, jadi doa kan, jahat banget sih," kata Raina sambil menatap Ali dengan tatapan kesal.

"Loh kok nyalahin saya,kan saya cuma ngasih tahu kamu Na."

"Ahh udahlah, bete gue sama lo Li. Mending gue makan deh." Raina dengan muka sebal melanjutkan makannya dengan cepat.

"Ya ampun kamu gampang marah ya jadi orang."

Raina tidak menjawabnya, tetapi hanya memberikan lirikan sinis kepada Ali. Ali yang melihat itu hanya tersenyum, karena menurutnya wajah Raina saat marah sangatlah lucu.

Setelah selesai makan, Ali mengantarkan Raina untuk pulang ke rumahnya.

*****

Tbc

Hellow hellow sorry banget ya baru muncul. Soalnya lagi banyak banget tugas dari sekolah, maklumlah kelas 11 lagi sibuk2nya. Aelah ngapa jadi curhat gini, hehe maaf ya sekali lagi.

Jangan lupa vote plus komennya ya, ditunggu loh. Terimakasih.

Ta'aruf With Ex-BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang