11.Bertemu

66 11 3
                                    

Di depan pintu bertuliskan nomor 102 Raina dan Jeslin berdiri, Jeslin mengeluarkan sebuah kartu, kartu itu digunakannya untuk membuka pintu apartemen.

Saat sampai di ruang tamu mereka melihat tiga orang duduk, dan mengucapkan salam.

"Wa'alaikumsalam," jawab ketiga orang tersebut.

Raina melihat Ali menunduk, sedangkan Ali melihat Raina dengan pandangan kaget bercampur bahagia.

Benar kata Asyifa, dia sekarang berubah, sangat cantik menggunakan jilbab berwarna abu-abu dan mengenakan gamis berwarna merah putih. Dia ingin menyapa gadis itu, namun rasanya seperti tertahan, mulutnya tak mampu berucap dan hanya melihat.

 Dia ingin menyapa gadis itu, namun rasanya seperti tertahan, mulutnya tak mampu berucap dan hanya melihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Ali diem aja, ini gue bawa Raina. Cantik ya? Sampai dilihatin terus," goda Jeslin pada Ali, yang reflek membuat Raina melihat ke arah Ali, membuat Ali membuang pandangan ke arah lain. Lalu Raina menunduk lagi, benar-benar canggung, batin Raina.

"Hm kita mulai ya bincang-bincangnya, ajak duduk Raina Je," ujar Jayden yang tidak ingin berlama-lama dalam situasi canggung ini.

"Oke kak, yuk Na kita duduk," ajak Jeslin dan Raina membalasnya dengan menganggukkan kepalanya.

Setelah duduk, Asyifa membuka suaranya. "Hai Raina, kita sudah kenalan ya kemarin. Aku ingin menjelaskan sesuatu disini, aku harap kamu bisa lega setelah mendengar ini. Kamu siap untuk mendengarkan?" tanya Asyifa.

"Insya Allah aku siap," sahut Raina mantap.

"Baik aku akan mulai jelaskan. Sebenarnya aku dan kak Ali memang dijodohkan, kami menerimanya. Tetapi kak Ali kira-kira satu bulan kemudian memintaku untuk menemuinya, dia bilang padaku bahwa dia mencintai orang lain dan aku juga seperti itu, lalu kami memutuskan untuk bicara kepada orangtua masing-masing supaya membatalkan perjodohan kami, mereka menyetujuinya jika itu demi kebaikan kami.

"Lalu orang yang ku cintai itu ternyata juga mencintaiku, akhirnya kami menikah, dan dia adalah kak Jayden Na. Jadi aku tidak menikah dengan kak Ali, dan orang yang dicintainya itu kamu," jelas Asyifa, membuat Raina tidak bisa berkata-kata.

Apa itu benar? Bagaimana bisa Ali mencintai dirinya? Sangat mustahil, namun bagaimana jika benar, dia sudah berjanji akan berusaha mencintai Emir. Hari ini harusnya dia hanya merasa senang namun hatinya malah merasa bimbang dan tidak tenang. Bagaimana ini, banyak pertanyaan-pertanyaan dikepala Raina. Dia bimbang.

"Na lo kok diem aja? Kenapa?" tanya Jeslin yang merasa bingung melihat Raina diam dan sepertinya sedang berkelana dalam pikirannya, seharusnya dia senang kan?

"Eh aku bingung, terlalu tiba-tiba Je." jujur Raina.

"Maaf ya bikin kamu bingung Na," ujar Asyifa yang merasa tidak enak.

"Enggak papa Fa, jangan minta maaf, kamu nggak salah kok. Hm...aku boleh tanya sesuatu sama kamu Ali eh ralat kak Ali. Maaf selama ini aku nggak sopan manggilnya, padahal jarak umur kita jauh," kata Raina.

"Nggak papa Na, santai saja. Kamu boleh tanya, kamu mau tanya apa sama saya?"

"Aku mau tanya, hm itu yang dibilang Asyifa benar? Kak Ali suka sama aku?" tanya Raina yang masih belum percaya.

"Iya Na, maaf ya saya baru sadar saat kamu sudah pergi. Saya nyesel sudah usir kamu dari kehidupan saya Na, setelah kamu lama tidak muncul dalam kehidupan saya, kamu selalu muncul dipikiran saya. Saya sadar saya jatuh cinta sama kamu," ungkap Ali pada Raina.

"Jujur kak...aku bingung, di sisi lain aku memang bahagia mendengar kakak membalas perasaanku, tapi di sisi lain aku tidak mampu menyakiti perasaan orang lain," kata Raina terdengar gundah.

"Menyakiti orang lain? Siapa Na? Lo nggak lagi ngejalin hubungan sama orang lain kan?" tanya Jeslin bertubi-tubi yang penasaran siapa yang membuat Raina bersikap seperti ini, apakah sia-sia perjuangan Ali dalam mencari Raina. Jujur dia sangat menyayangkan jika Raina tidak bersama Ali.

"No, but i'm giving someone a chance," ujar Raina, jelas itu membuat semua orang yang disini kaget, apa itu tahap move on Raina.

"Chance? Maksudnya Na?" tanya Jeslin lagi yang masih bingung.

"Aku ngasih kesempatan seseorang untuk menggantikan kak Ali di hatiku dan aku juga berjanji akan mencintainya. Dia orang selama ini banyak bantu aku disini, aku bimbang, aku bingung harus bagaimana," jawab Raina, membuat semua orang ikut bingung.

"Tapi Na, ini harapan lo selama ini, lo mau sia-siakan begitu aja? Kita temuin cowok itu, kita bicarain baik-baik Na supaya dia mau mundur buat ngambil hati lo. Jangan paksa diri lo buat cintain dia, oke? Lihat kak Ali, dia rela datang kesini buat nyari lo Na, pikirin perasaan kak Ali juga," ucap Jeslin untuk menyakinkan Raina agar memilih Ali saja.

"Maka dari itu aku bingung bagaimana aku bisa memilih diatara kak Ali dan Emir, di sisi lain ada orang yang aku cintai dan di sisi lain ada orang yang benar-benar bantu aku sampai saat ini."

"Na, nggak bisa gitu. Dia memang banyak bantu lo, tapi imbalannya bukan dengan perasaan lo, pake cara lain Na. Lo mau emangnya dipaksa jatuh cinta, nggak akan enak Na kedepannya buat lo sama dia juga."

"Aku tahu, maka dari itu aku bilang padanya untuk memberiku waktu, kalau nanti aku tetap tidak bisa mencintainya aku suruh dia melupakan perasaannya Je," kata Raina, yang membuat orang-orang disana sedikit lega.

Ali yang mendengar itu, bertanya, "Berapa lama Na?"

"Aku belum tahu kak," jawab Raina.

"Bagaimana kalau 6 bulan?" usul Ali, yang membuat semua orang menatap Ali dengan pandangan tidak percaya, apa yang dipikirkan laki-laki ini, pikir mereka.

"What? Maksud lo apa sih kak, lo ngasih kesempatan orang bikin perasaan Raina berubah sama lo." lagi-lagi Jeslin menyuarakan ketidak setujuannya.

"Ya, saya juga tidak boleh egois. Raina belum menjadi istri saya, jadi saya nggak bisa nahan dia, dan ini adalah bentuk terima kasih saya dengan laki-laki itu, dia bisa membantu Raina untuk berubah. Saya tidak mau egois, jadi saya sarankan untuk merubah perasaan Raina dalam waktu 6 bulan, bagaimana Na?" ucap Ali dan membuat Jeslin terdiam, apa ini astaga, apa sia-sia bantuan darinya untuk laki-laki ini bisa bersama sahabatnya, batin Jeslin.

"Terima kasih kak sudah mengerti, baik aku akan memberi waktu 6 bulan padanya, aku akan menghubunginya untuk bertemu dan membicarakan masalah ini. Semoga dia mau menerimanya," harap Raina dan mereka semua mengamininya. Pendukung Ali-Raina berdoa semoga perasaan Raina tak berbelok ke lain hati.

"Saya ikut boleh? Supaya enak jelasin dan saya mau berterima kasih," kata Ali, dia ingin melihat bagaimana lelaki itu, setidaknya dia bisa tenang melepaskan Raina, jika mengetahui dengan siapa Raina bersanding nanti saat hati Raina bisa berbelok pada laki-laki lain.

"Boleh kak," jawab Raina.

Akhirnya perbincangan itu selesai dan mereka kembali mengobrol biasa dengan diawali Jeslin yang bertanya-tanya mengenai bagaimana kehidupan Raina di negara ini, Turki.

***
Tbc

I'm back, guys aku usahakan tiap minggu update ya hehehe. Minggu depan aku mau UAS, semoga masih bisa update.

Tunggu part selanjutnya, jangan lupa voment❤

Ta'aruf With Ex-BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang