08.Mencari Raina

164 18 1
                                    

Satu tahun kemudian

Tak terasa hari dimana Ali akan bertemu Raina telah tiba. Sekarang, Ali, Jeslin, Asyifa dan Jayden sudah tiba di Turki, seperti yang mereka rencanakan sebelumnya.

Dan satu hari sesudah wisuda Jeslin dan Asyifa, Jayden dan Asyifa melangsungkan pernikahan mereka.

Setelah sampai mereka berjalan menuju keluar bandara untuk mencari taksi dan pergi menuju apartemen Ali dan Jayden family.

*****

Setelah menata semua barang dan membersihkan diri Ali memikirkan bagaimana cara untuk menemukan Raina. Ali berpikir bagaimana caranya mencari Raina di negeri yang terbilang lumayan besar ini.

"Kamu dimana Na? Saya mohon ijinin saya ketemu kamu, saya nyesel udah bikin kamu pergi. Saya sangat mencintaimu," gumam Ali sambil mengamati langit di balkon.

Seandainya dulu dia tidak menolak Raina mungkin saat ini dia bisa seperti Jayden dan Asyifa yang sekarang sudah bisa menyatukan ikatan cinta mereka dalam suatu pernikahan. Sayang sekali takdir berkata lain, dia sekarang harus terpisah dengan Raina karena salahnya sendiri dan sekarang dia harus menemukan cintanya kembali.

Ali kemudian menutup pintu balkon kamar dan tirai jendela apartemennya, lalu berjalan menuju ranjang untuk tidur lebih awal dari biasanya supaya dia bisa merasa segar saat mencari Raina keesokan harinya.

*****

ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR...

Suara adzan menggema, membuat Ali terbangun dari tidurnya. Untung saja disini didominasi oleh penduduk muslim, karena Ali sudah terbiasa menggunakan suara adzan sebagai alarmnya agar ia bisa terbangun dan segera menunaikan kewajibannya untuk menghadap Allah swt.

Setelah menunaikan kewajibannya Ali keluar dari apartemen dan menuju taman didekat apartemen untuk melakukan rutinitas saat pagi hari yaitu olahraga.

Ali berlari-lari kecil mengelilingi taman, setelah dirasa cukup Ali memutuskan untuk pergi mencari makanan untuk mengisi perut kosongnya.

Setelah mencari-cari ternyata ada restoran di dekat taman, dia lalu pergi ke restoran itu. Di restoran Ali memesan kebab dan teh hangat, tidak seperti laki-laki pada umumnya yang menyukai kopi Ali justru lebih menyukai teh karena menurutnya teh lebih mempunyai manfaat daripada kopi dan lagipula dirinya mempunyai penyakit maag, jadi dia menghindari bahkan tidak akan mengkonsumsi kopi jika lambungnya masih bermasalah.

Saat dengan hikmatnya menyantap makanannya, Ali menghentikan kegiatannya seketika saat mendengar seorang wanita tertawa. Suara itu...seperti suara wanita yang dirindukannya selama ini, Raina. Yang kemudian membuat Ali mengedarkan pandangannya untuk mencari dimana suara itu berasal.

Tapi nihil dia tak menemukan seseorang yang ingin ditemukannya itu, apa mungkin dia berhalusinasi mendengar suara wanita itu atau hanya mirip saja dengan suara orang lain? Pertanyaan-pertanyaan itu yang muncul difikiran Ali, yang membuat hati Ali merasa kecewa. Apakah nantinya takdir bisa menyatukan mereka, secepat yang diinginkannya.

*****

"KAK ALIII...TUNGGUUU...." teriakan melengking seorang wanita membuat langkah Ali yang tadinya akan memasuki apartemen terhenti dan menoleh ke belakang untuk mencari sumber suara yang memanggilnya itu, siapa lagi yang mempunyai suara melengking seperti itu, kalau bukan Jeslin. Hingga membuat orang yang berlalu lalang di sekitar apartemen memandang ke arah Jeslin. Tetapi Jeslin mengacuhkannya dan memilih untuk berlari dari taksi yang dinaikinya menuju tempat Ali berdiri.

"Loh Jes, kamu habis darimana? Lari-lari lagi, kamu nggak liat orang-orang pada liatin kamu gara-gara suara kamu yang kayak toa itu," tanya Ali saat Jeslin sudah ada dihadapannya.

"Aelah emang gue peduli tanggapan orang, nggak kenal juga kak. Harusnya gue yang nanya itu ke elo kak, tadi abis kemana? Gue cariin juga buat sarapan bareng, ditelfon sama chat juga nggak dibales. Ya jadinya gue, bang Jayden sama Asyifa, duluan deh," tanya balik Jeslin kepada Ali.

"Oh ya, duhh..maaf ya tadi saya udah sarapan duluan sehabis olahraga di taman dan saya tadi lupa nggak bawa hp. Maaf nggak bilang-bilang sama kalian, terus abang kamu sama Asyifa kemana? Kok nggak sama-sama?." tanya Ali lagi saat melihat tidak nampak kedua pasangan pengantin baru itu.

"Tadi sih sama-sama kak, tapi tadi gue suruh jalan-jalan berdua biar nggak kaku jadi pengantin, masa honeymoon nggak ada manis-manisnya. Bang Jay sih, orangnya terlalu serius nggak ada romantis-romantisnya, ya kayak elo gini nih kak. Heran gue, Raina kok bisa sih suka sama lo kak hahaha," canda Jeslin.

"Ya, memang saya bukan orang yang romantis. Saya hanya bisa memperlakukan pasangan saya nantinya dengan baik, itupun saya belajar dari Abi saya. Sebagaimana beliau selalu memperlakukan Umi saya dengan sangat baik, dan nantinya jika Raina mau menikah dengan saya, saya akan memperlakukan dia sebaik mungkin dan jika dia menginginkan saya bersikap romantis pasti saya akan belajar melakukannya," kata Ali dengan mantap, tidak ingin Raina kecewa nantinya. Apapun dia akan lakukan demi kebahagiaan Raina.

"Bagus deh, lo emang cocok buat Raina. Pasti takdir bisa mempertemukan kalian secepatnya, gue yakin kak. Yaudah gue masuk duluan ya, mau males-malesan di kamar hehehe," kata Jeslin.

"Iya, saya juga mau masuk. Saya mau ganti baju terus mungkin cari Raina," jawab Ali.

"Cari Raina? Ikut dong kak, gue pengen banget nemuin dia," pinta Jeslin.

"Iya, kamu boleh ikut."

Setelah mengucapkan itu,mereka memasuki apartemen mereka masing-masing.

*****

Tbc

Ta'aruf With Ex-BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang