[1] Aku hamil, tapi bukan anak suamiku

2.6K 216 12
                                    

Happy Reading!

***

Suzy Pov#

"Chagi-ya, kau baik-baik saja?"

Aku menoleh. Menatap Chanyeol, pria yang telah resmi menjadi suamiku beberapa saat lalu dengan senyuman. "Aku baik, Oppa. Hanya saja~"

Aku menyernyit. Merasakan gejolak tak nyaman di dalam perutku. Kepalaku pun terasa begitu pusing. Tubuhku mulai lemas dan bergetar. Apa yang terjadi denganku?

"Oppa~" Aku terdiam sesaat. Merasa gejolak di dalam perutku semakin menjadi, membuat rasa mual menghampiri. "Hueekk!"

Menutup mulut dengan tangan. Aku berlari meninggalkan pelaminan untuk mencari kamar mandi. Aku tidak tahan, perutku sangat mual.

"Suzy-ah!"

Derap langkah kaki terdengar tepat di belakangku. Itu mungkin Chanyeol yang berlari mengejarku.

Masuk ke dalam kamar mandi. Aku memuntahkan seluruh isi perutku di wastafel. Kurasakan sebuah tangan besar memijit tengkuk-ku perlahan.

"Kenapa? Kau sakit?" Suaranya terdengar khawatir. Aku pun tidak tahu kenapa bisa seperti ini. Badanku sangat lemas, kepalaku pusing dengan perut yang mual.

Padahal, jika di ingat-ingat. Aku tidak makan sembarangan atau pun keluar rumah pada saat malam hari.

Menggeleng, aku memeluk tubuh Chanyeol. Menenggelamkan wajahku pada dada bidangnya. Lemas, aku sangat lemas saat ini.
"Lemas, Oppa~" Chanyeol mengusap punggungku lembut. "Aku juga mual~" Lanjutku padanya.

"Kita ke dokter, ya?"

Aku menggeleng. Kami tidak mungkin pergi di saat hari pernikahan kami berlangsung. "Tidak, Oppa. Besok saja."

Melepaskan pelukannya. Chanyeol menangkup wajahku dengan kedua tangan besarnya. Ia tersenyum hangat, dengan manik bulatnya yang menyorot teduh. "Aku tidak peduli dengan para tamu disini, Chagi. Kita ke dokter, ya? Aku sangat khawatir."

Kedua mataku terpejam. Menikmati usapan jemari-nya pada pipiku. Tersenyum, aku merasa begitu beruntung memiliki suami sebaik dan sangat perhatian seperti Park Chanyeol.

Aku~ wanita paling beruntung.

"Baiklah, Oppa."

"Sekarang, Kau ganti gaun pengantinmu dengan pakaian santai. Aku akan mengurus para tamu."

Aku hanya mengangguk mendengar penuturan-nya. Lagi pula, Chanyeol melakukan semua ini demi kebaikanku, bukan dirinya sendiri.

Berjalan dengan sedikit sempoyongan, aku masih lemas dan kepalaku juga pusing. Membiarkan Chanyeol pergi untuk mengurus para tamu, mengusir mereka, mungkin?

***

Aku tertegun. Airmata sudah mengalir dari pelupuk mataku. Ini tidak benar, ini tidak mungkin terjadi!

"T-tidak mungkin, dok! Kau pasti salah, hiks~ aku---"

Dokter itu memotong ucapanku, "Saya memiliki hasil ronsen-nya, nyonya. Ini."

Aku meraih map coklat yang di berikan dokter itu dengan tangan gemetar. Membukanya perlahan, aku menunduk semakin terisak.

Ini tidak mungkin. Ini gila!

Aku~ hamil.

"Terima kasih, Dok. Ayo!"

Chanyeol menarik salah satu tangan ku dengan kasar. Ini pertama kalinya ia berlaku kasar padaku, aku semakin terisak membiarkannya menyeretku meninggalkan rumah sakit ini.

Luka [ChanZy/HunZy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang