15; Athlas tidak merestui

709 172 142
                                    

Terlambat. Itulah satu-satunya kata yang bisa aku katakan sekarang.

Aku terbangun hampir pukul 6 lewat sepuluh menit. Athlas sudah berangkat, dan dia tidak tega membangunkanku (inilah alasan terkadang aku tidak menyukai orang bernama Athlas Dylan Cole atau kakakku sendiri). Jadi aku berangkat sendiri menggunakan angkot. Halaman sekolah sudah sepi, ini tandanya aku benar-benar terlambat. Rasanya aku menangis saja.

Sial.

Aku segera berlari ke kelas, lalu membuka pintunya. Aku masuk ke kelas, namun tiba-tiba aku melongo. Kelasnya kosong. Hanya terdapat tas teman-teman. Kosong. Tidak ada orang. Aku segera masuk ke kelas dan menaruh tasku disamping tas Luke. Aku melihat tulisan di papan kemudian.

'YANG TELAT LANGSUNG KE LAB IPA BIO YA SAYANGKU CINTAKU, MUACH. SALAM SAYANG KETUA KELASMU:3'

Ya ampun. Aku pun menghela napas jengkel.

Dengan cepat, aku pun segera berlari ke lab IPA biologi tanpa membawa apapun. Persetan dengan guru-guru. Dengan segera aku membuka pintu lab biologi dan membuka pintunya. Ya ampun. Kosong lagi. Apa-apaan lagi sih ini?! Rasanya pengen nangis, tolong. Aku pun menghela napas lagi dan langsung terduduk di depan pintu lab. Iki arek-arek lek ngerjain gak koro-koro e. Beneran. Parah banget ya temen-temen kalo ngerjain. Pengen aku gabluk satu-satu.

Jadi aku bertanya pada anak IPS yang sedang duduk di depan lab.

"Eh, anak-anak IPA satu pada kemana ya?"

"Ulangan katanya," kata si rambut cepak.

"Dimana?"

"Nggak tahu," si rambut keriting menjawab, "Nggak ada yang bilang sih tadi."

NJIR. HUELEK E. PENGEN MATEK RASAE.

Akhirnya, dengan rasa desperate yang menjalar di seluruh tubuh, aku kembali ke kelas dengan ekspresi mau nangis+mau pulang+mau mati.

Aku membuka pintu dan,

"HAPPY BIRTHDAY ATHENA!"

Teman-teman sudah memakai peralatan ulangtahun seperti topi ulangtahun, balon dan lain sebagainya. Luke berdiri dengan membawa kue ulang tahun bertuliskan, "This bitch is 17!", tak lupa dengan sejumlah lilin (aku yakin jumlahnya 17) dan memakai hidung badut berwarna merah. Lia dan Ashton memakai topi dan membawa peluit. Aku kemudian menghela napas lalu berkata, "ojo nggarai aku pengen nangis ta rek. Aku maeng wis telat, aku gak iso mikir. Gak pengertian e awakmu rek. Aku nangis o iki (jangan bikin aku pengen nangis dong, guys. Aku tadi udah telat, aku gak bisa mikir apa-apa. Kalian kok nggak pengertian sih. Aku nangis lho)."

"Bob, dia bila apa?" Aria bertanya. Bobi lalu menjawab, "hayolo. Dia tadi telat. Mau nangis nih dia."

Kemudian teman-teman berkata, "Tiup lilinnya!"

Jadi aku meniup lilinnya. Lalu menghela napas dan menutup mata sambil tersenyum. Luke kemudian menarikku kedalaman pelukannya. "Habede ya, Ath." Dan teman-teman ikut memelukku dan Luke segera. Mereka juga mengucapkan hal yang sama yaitu : "Habede ya Ath."

Ashton kemudian berbisik, setelah teman-teman sudah meninggalkan kami berempat; aku, Luke, Lia dan Ashton, "Traktiran nih buat squad nggak awam."

ethereal • cth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang