Prolog

597 25 11
                                    

"Shanaya Biani, peraih nilai tertinggi test masuk SMA Pusaka tahun ini. Dipersilahkan untuk maju ke depan."

Semua murid terkesima ketika melihat seorang siswi cantik maju ke depan. Dengan wajah datar tanpa senyum, tapi mampu membuat banyak siswa jatuh dalam pesonanya.

Kepala sekolah SMA Pusaka tersenyum bangga menyambut gadis itu.

"Selamat, nilai kamu sangat  sempurna."

Bahkan pujian yang ditujukan Kepala Sekolah kepadanya tidak berhasil membuatnya mengembangkan senyum. Gadis itu hanya mengangguk sambil menyalami guru-guru yang mengucapkan selamat kepadanya.

Juan terperangah di tempatnya. Dia benar-benar kagum ketika melihat Shanaya berdiri di depan sana dengan nilai sempurna yang diraihnya.

"Dia... cantik," batinnya.

•• Shanaya ••

"Nay akan mulai kembali dari sini, bang. Mulai sekarang Naya akan buat abang sangat bangga sama Nay, semoga abang mau maafin Nay."

Gadis itu meletakkan buket bunga yang ada di tangannya ke atas sebuah makam. Dia tersenyum pedih. Setetes air mata jatuh dari matanya, dengan cepat ia menghapusnya.

"Nay pergi dulu. Abang istirahat yang tenang. Jangan lupa, kalau abang udah maafin Nay, abang harus datang ke mimpi Nay, ya!"

Gadis itu berbalik, dengan langkah gontai dia pulang ke rumah dengan sesak yang menyelimuti dadanya.

••Shanaya••

ShanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang