5. Hancur ekspetasi

202 13 12
                                    

Dari kamu aku tahu mecintai tanpa harapan itu sulit.

•• Shanaya ••

Juan meringis pelan ketika obat merah menyentuh luka di sikunya.

Dia melirik si pelaku yang membuatnya berada di UKS hanya berdiri diam dengan wajah datarnya seperti biasa.

Tadi, Juan sudah sangat senang Naya mengajaknya ke UKS karena mengira Naya akan mengobatinya di sana.

Di dalam bayangan Juan, Naya akan mengobati lukanya dengan hati-hati. Lalu, Juan meringis perih kemudian Naya akan khawatir dan mereka akan pandang-pandangan. Persis seperti di sinetron.

Tapi ternyata ketika sampai di UKS bukannya mengobati Juan, Naya malah memanggil seorang adik kelas yang merupakan anggota PMR untuk menggantikan tugasnya mengobati luka Juan. Sementara dia hanya diam memperhatikan.

Juan menghela napas kecil.

Naya benar-benar hebat dalam menghancurkan harapan.


Astaga Juan, seberapa banyak pelet yang udah Naya kasi ke lo, bisik Juan dalam hati.

"Kak, ini udah selesai. Cuma luka kecil kok, sebentar lagi juga sembuh," ucap gadis berbando merah jambu itu kepada Juan.

"Makasih," balas Naya.

Naya berterima kasih karena Naya yang meminta gadis itu mengobati Juan.

"Iya kak, saya keluar dulu ya," pamitnya tersenyum canggung.

Naya mengangguk.

Naya berjalan mendekat ke arah Juan membuat jantung Juan kembali berpacu.

"Udah gak apa-apa kan?"

"Hah?"

Naya berdecak. "Hah mulu, lo."

"Hah?"

"Napas lo bau."

"Eh," kata Juan polos menutupi mulutnya dengan tangan.

Naya terkekeh melihat Juan mencoba mencium bau napasnya.

Mendengar kekehen Naya seketika Juan terdiam. Melihat Naya terkekeh itu merupakan peristiwa langka yang perlu diabadikan dengan mata olehnya.

"Kenapa?" tanya Naya bingung melihat Juan diam saja menatapnya.

"Hah? Nggak, nggak ada." Juan mengerjap.

"Yaudah, gue duluan."

Naya melangkah keluar UKS meninggalkan Juan yang termenung menatap setiap langkahnya.

"Hmm... enggak ada kata maaf gitu?" ranya juan tiba-tiba membuat langkah naya terhenti.

"Pikun ya, lo?"

"Pikun?" alis Juan terangkat.

"Tadi udah. Lo inget aja sendiri." Naya berbalik lalu melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.

'Apa Naya tadi sempat minta maaf ya? Ah mungkin saat di lapangan tadi,' pikir Juan.

•• Shanaya ••

Tatapan penasaran Dino dan Gege menyambut Juan ketika tiba di kelas.

"Eh, dari mana lo? Kita cariin jugak."

"Kita gak lihat lo di kantin tadi. Ke mana lo?" Dino mengangkat alisnya penasaran.

"Gak kemana-mana. Kepo banget sih lo bedua."

"Yee upil, kita nyariin lo monyet!" seru Dino dan Gege bersamaan sambil menoyor kepala Juan.

"Kenapa ni tangan lo, Nda?" tanya Gege sambil menoel-noel luka di siku Juan.

"Woi! sakit bego," omel Juan menjauhkan tangannya.

"Yaelah, ini doang mah." Dino menepuk keras luka di tangan Juan membuat Juan meringis dengan mata melotot.

"Eh bangsat gue tampol ya, lo!"

"Bah, mana ada anggota taekwondo lemah begini. Luka kecil doang gini." sindir Gege dengan tatapan mengejek.

"Lo kata gue anggota squad Avengers apa yang pada kuat-kuat."

"Dasar lembek!"

Juan melayangkan tatapan tajam nya pada Gege membuat Gege seketika bungkam. Melihat itu Dino terbahak keras.

"Dasar lo kutil! bilangin orang doang lemah lo, giliran ditatap Juan gitu doang aja lo langsung ciut."

"Diem lo! tau gak si? Gue rasa di mata Juan itu ada silet."

"Silet apaan. Lebay lo! Baru juga Juan yang gitu, gimana kalo Naya?"

"Yah kalo Naya mah udah bedarah kali ni mata gua ditusuk sama mata dia."

"Mana ada mata indah gitu bisa nusuk sampai berdarah."

Ucapan Juan yang tiba-tiba membuat Gege dan Dino diam sesaat sambil menatapnya.

"Tunggu-tunggu! Mata indah? tumben amat lo muji cewek." Gege menaik-naikkan alisnya menggoda Juan.

"Wah, ada apaan ni. Jangan bilang lo jadi fans Naya juga!" tuding Dino pada Juan.

"Mending jangan deh, Nda! Ntar lo nasib nya kaya gue lagi." Gege menampilkan raut sedihnya.

"Apaan sih, alay lo bedua," ketus Juan lalu duduk di kursinya.

•• Shanaya ••

A/N

Maaf chapter ini pendek dari biasanya :(

Maaf juga update nya kelamaan. Minggu kemarin aku bener-bener sibuk

Ntar chapter selanjutnya aku panjangin oke?

Ntar chapter selanjutnya aku panjangin oke?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shanaya Biani,

Pelaku tidak bertanggung jawab atas kebaperan Juan.

Jangan lupa voment. See you next week.

15.07.18

ShanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang