4. Bola basket

180 16 6
                                    

CINTA.
Satu kata yang membuatku bodoh dan gila.

•• Shanaya ••

"Grace nginap disini hari ini, dia lagi sakit," kata bunda sedikit cemas melihat reaksi Naya ketika melihat Grace ada di rumah.

"Sakit apa? Keliatan sehat." Naya meneliti Grace dari atas sampai bawah.

Grace berdeham tak nyaman melihat tatapan Naya yang seolah menikamnya.

"Naya," tegur bundanya tegas.

"Ck, ngerepotin. Terserah bunda deh."

Naya melengos berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Raut wajah lelahnya sangat kentara. Lalu kembali lagi mengambil tasnya yang diletaknya di dekat bunda.

"Nay, bunda udah bilang jangan terlalu paksain semuanya. Bunda tahu kamu pasti capek," ucap bundanya lembut sambil mengusap pelan wajah Naya yang berkeringat.

"Naya gak capek, Bun. Demi bang Agil." Naya tersenyum tulus.

"Naya, kamu gak salah sayang."

Sudah terlalu sering kata ini keluar dari mulut bundanya. Tapi tetap saja tak berpengaruh untuk Naya.

"Bunda benar, Nay. Bei sayang banget sama kamu."

Bei, panggilan sayang dari Grace untuk abangnya. Panggilan yang berbeda dari orang lain untuk Gilham. Grace bilang hanya dia yang boleh memanggil Gilham dengan panggilan itu.

Naya berdecak tidak suka. Mengapa nenek gerondong itu ikut berbicara sih? Membuat moodnya tambah turun saja.

"Naya ke kamar dulu, Bun."

Bunda mengangguk lalu menatap Grace dengan senyuman. Seolah mengatakan kepada Grace untuk bersabar yang dibalas Grace dengan anggukan.

•• Shanaya ••

Juan berbaring menghadap langit kamarnya. Dia tersenyum ketika memikirkan kembali kejadian tadi. Senyuman kecil yang Naya berikan tidak berhenti berkeliaran di otaknya.

Sebuah kalimat terlintas di benaknya.

Naya. tahu. namanya.

Juan tersenyum senang lalu menutup wajahnya malu. Sekarang dia persis seperti seorang gadis yang sedang jatuh cinta.

Sebuah pemikiran membuat senyumnya berhenti.

"Naya manggil gue Naffa," tunjuknya pada dirinya sendiri. "Lah ngapain gue seneng, itu kan nama formal gue."

Nama formal yang Juan maksud adalah nama yang biasanya hanya digunakan oleh guru-guru dan pelatih taekwondo saja untuk menyapanya.

"Berarti Naya cuma tahu nama formal gue dong? pasti tahunya karna Pak Azmi sering manggil gue Naffa ni."

Juan berdecak. "Kalo gitu gue ngapain seneng? lebay amat gue."

"Tapi gapapa deh, yang penting tadi Naya senyumin gue," ucapnya pada dirinya sendiri lalu terkekeh.

Juan bangkit dari tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Oke. Sekarang waktunya pangeran Juan mandi," girangnya dengan senyuman lebar.

•• Shanaya ••

Naya keluar lebih dulu dari kelas. Hari ini ada ulangan matematika dadakan dan Naya yang paling pertama siap mengerjakan.

Naya disuruh keluar dari kelas setelah selesai mengerjakan soal, karena Bu Santi takut Naya memberi contekan kepada temannya yang lain.

Padahal, Naya bahkan tidak pernah sekalipun memberi tahu jawaban kepada mereka. Bukan karena Naya pelit, tapi karena mereka lah yang tidak pernah bertanya pada Naya.

ShanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang