BRAK!!!
Suara gebrakan meja yang terdengar kasar memenuhi seluruh penjuru ruangan, dan sepersekian detik kemudian pria yang mengenakan jas hitam tersebut membanting kasar seluruh benda yang ada diatas meja kerjanya hingga jatuh berhamburan diatas lantai, jatuh berhamburan tidak berbentuk, sama hal nya dengan perasaannya yang kini sudah hancur lebur tak karuan saat mendengar sebuah kabar dari sekretaris kepercayaannya.
"Ja-jadi dia benar-benar pergi?"dia Park Chanyeol, bertanya pada Kim Minseok yang kini hanya mampu menundukkan kepalanya takut setelah sebelumnya melihat amukan Chanyeol yang luar biasa itu.
Minseok mengangguk takut. "n-ne Tuan, Nyonya Park sudah pergi beberapa hari yang lalu"
Chanyeol mengusap wajahnya kasar, ia berjalan kearah tembok ruangannya dan meninju kasar hingga tembok tersebut retak bersamaan dengan hatinya yang sudah retak dan perlahan hancur lebur saat mengetahui jika Baekhyun—wanita yang selama ini ia sia-siakan akhirnya memilih menyerah setelah lama berjuang sendiri.
"cari kemana dia pergi"ucap Chanyeol sembari berangsur mundur menjauh dari dinding ruangannya, kembali menatap Minseok dengan tatapan sarat akan rasa sakit dan luka yang mendalam membuat Minseok bisa merasakan rasa itu.
"n-ne tuan"Minseok membungkukkan badannya sopan kemudian keluar dari ruangan Chanyeol. Meninggalkan Chanyeol sendiri dengan berteman sepi dan diselimuti rasa bersalah dan kehilangannya.
Chanyeol mengusap wajahnya kasar, setitik darah perlahan-lahan mulai jatuh meluruh keatas lantai melalui punggung tangannya yang terluka akibat tadi saat ia meninju kasar tembok ruangannya untuk menyalurkan rasa emosinya yang mencuat. Menyakiti dirinya sendiri adalah cara Chanyeol menghukum dirinya atas rasa penyesalannya terhadap Baekhyun.
Chanyeol kembali duduk diatas kursi kebesarannya dengan keadaan kacau, kemeja yang tidak lagi terbentuk, bekas darah yang sudah menyebar kemana-mana, dan tatapan kosong yang sarat akan luka dan rasa sakit yang tak terhingga. Semuanya menjadi terasa lebih menyakitkan, Chanyeol pikir semuanya akan jauh lebih muda saat Baekhyun memutuskan pergi dari hidupnya, namun nyatanya ia salah. Ia tidak bisa hidup sendiri, ia cukup bergantung pada sosok Baekhyun yang selama ini selalu berada disisinya.
Dan ketika Baekhyun pergi, Chanyeol merasa ada yang hilang dari hidupnya. Ia hidup namun seakan jiwanya ikut hilang bersama dengan Baekhyun yang hilang entah kemana.
"Yak! Apa yang kau lakukan bodoh!"suara pekikan diambang pintu membuat fokus Chanyeol terbelah, pria berusia 26 tahun itu menoleh dan menatap sosok Xi Luhan yang berdiri disana dengan tatapan kagetnya.
Luhan berjalan tergesah mendekat Chanyeol, ia meraih jemari besar lelaki jangkung itu, dan mengusap pelan darah yang masih mengalir dari punggung tangan Chanyeol. "ada apa denganmu eoh?"tanya Luhan cemas. Meskipun kesal pada Chanyeol, bagi Luhan Chanyeol tetaplah sahabat baiknya. Meskipun Chanyeol begitu mengesalkan namun Luhan tidak pernah benar-benar membenci Chanyeol.
Chanyeol menatap Luhan dengan tatapan kosong. "kau tunggu disini, aku akan mengambil obat untukmu"Luhan bergegas keluar, meminta Minseok mengambil kotak P3K.
Luhan kembali masuk, ia menemukan Chanyeol masih duduk didalam posisi yang sama. Melihat itu Luhan menarik lengan Chanyeol. "kita duduk disofa saja, kalau disini aku akan susah mengobati punggung tanganmu"ucap Luhan lembut sembari membantu Chanyeol berdiri dan menuntunnya duduk disofa.
Luha kemudian menggulung lengan kemeja Chanyeol hingga siku, respon Chanyeol sejak tadi hanya diam dan menatap hampa kearah Luhan, tersirat rasa sakit dan keputus asaan dikedua atensi hitam kelam itu membuat Luhan dapat menyimpulkan jika Chanyeol saat ini sedang berada didalam masalah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PINDAH LAPAK]
Fiksi Penggemar"Aku hanya ingin kau bahagia Chan. Itulah keinginan terbesarku. Jika melepasmu bisa membuat dirimu bahagia, maka akan aku lakukan untukmu..." - Byun Baek Hyun "Maafkan aku...aku bodoh...aku mohon kembalilah, jangan pernah meninggalkan aku...bangunla...