"Hasil MRI Mella menunjukkan bahwa keadaan fungsi organ tubuh anak ibu baik-baik saja." Ucap dokter yang baru saja memasuki ruangan Mella.
"Alhamdulilah..." Jawab ibu Mella.
"Tetapi hasil CT Scann menunjukkan bahwa terdapat tumor ganas stadium akhir didekat Temporal Lobe anak ibu. Tumor ini akan sangat beresiko sekali jika diangkat."
"Maksud dokter....? Raut cemas terlihat pada wajah ibunya Mella.
"Letak tumor tersebut dekat sekali dengan area saraf yang mengendalikan Spinal Cord System. Jika tumor tersebut diangkat, maka kemungkinan besar prosedur ini akan beresiko kehilangan keseimbangan untuk berjalan atau bahkan berdiri secara normal bagi anak ibu jika berhasil dan kemungkinan sebagian ingatan nya akan hilang jika prosedur ini gagal."
Mendengar pernyataan dokter spesialis saraf tersebut, ibunya Mella pun langsung menangis seakan duni ini telah berakhir baginya. Mella adalah satu-satunya harapan yang ia miliki di masa tua nanti.
Nicky pun tercengang dan memeluk Mella yang masih belum siuman seerat-eratnya. Ia takut suatu saat tidak akan pernah bisa merasakan kehangatan tubuhnya lagi. Air matanya membasahi baju di pundak sebelah kanan Mella yang menyembunyikan kepala Nicky.
"Apakah tidak ada jalan lain, dok...?" Tanya ibu Mella yang masih menitikan air mata.
"Untuk saat ini, pengobatan yang diberikan untuk Mella hanya berfungsi untuk mengurangi rasa sakit yang akan mulai ia rasakan. Jika dibiarkan, nyawa anak ibu kemungkinan tidak akan bisa terselamatkan dalam waktu dekat ini."
Jantungnya terasa terpompa dengan cepat dan lututnya terasa sangat lemas sehingga ibunya Mella menjatuhkan badannya ketempat duduk yang berada dibelakangnya sambil menutupi seluruh wajahnya dengan kedua tangannya.
———————————————————-
Setiap hari Nicky datang menjenguk Mella dan membawakan bunga serta buah-buahan kesukaan Mella berharap Mella akan membuka matanya tetapi harapan nya tersebut hanyalah sebuah harapan belaka.
Nita pun sesekali menjenguknya dan ingin mengajaknya berbicara. Tetapi, hanya harapan semu yang ia dapatkan setiap kali pulang dari rumah sakit dimana Mella dirawat.
Nicky mengusap-usap rambut Mella dan mengajak Mella mengobrol seakan-akan Mella dapat mendengarkan suaranya.
"Mell, kamu tau nggak... tadi dikampus quiz pelajaran Pak Parno, lho. Tapi aku lupa. Semalem aku ketiduran sehabis pulang dari sini dan nggak kepikiran sama sekali soal quiz Pak Parno. Nita gesit kasih kertas contekan ke aku. Lalu aku liat semua jawaban dia." Ucap Nicky, menunggu responds Mella yang tak akan ia dengar.
"Eh tapi, nggak lama kemudian ternyata Pak Parno ada dibelakang aku dan ngeliat contekan yang dikasih Nita. Kebetulan dicontekan itu ada tanda tangan nya Nita. Yaudah. Akhirnya aku sama Nita ketangkep basah dan nggak dapet nilai Quiz. Apes."
Nicky hanya tersenyum setelah menceritakan hal tersebut dan menangis dalam hatinya mengingat Mella biasanya tertawa setiap mendengar ceritanya.
"Sepulang kampus tadi, aku sama Nita diajak nonton Deadpool sama Bella. Gila seru parah sih itu. Banyak banget jokes Deadpool yang nyerempet DC. Tapi di akhirannya sedih banget sih. Nggak nyangka aja Deadpool bisa peduli banget sama anak yang sebelumnya nggak dia kenal. Yang jadi musuhnya anak itupun orang yang peranin Thanos di Infinity War! Keren!"
Nicky berusaha untuk tetap bersikap seakan berbicara dengan Mella adalah hal yang normal.
"Mell, kita nyanyi bareng lagi yuk...? Lagu Megan yang just a friend ya. Soalnya cocok banget buat aku saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
#Complete Grandma's Secret Perfume (Gxg)
RomansaEngkau adalah senja terindah.... Sampai pada akhirnya malam datang menjelang meredupkan indahnya cahayamu.