4

465 60 8
                                    

✧✧✧ — Please appreciate me, give me a vote and comment after you read this story. Thank you for understanding — ✧✧✧


"Dari mana kamu tau bahwa Jaehwan sudah bertunangan dengan Ong Seongwoo?"

"I—itu..."

Jihoon tergagap ketika Daniel menanyakan pertanyaan itu. Tentu saja, yang Daniel tau Jihoon tidak tau ternyata Jaehwan masih hidup dan Jihoon juga tidak tau soal Ong Seongwoo. Tapi karena Jihoon sudah kelepasan berbicara, maka Jihoon harus mencari alasan. Kebetulan matanya terarah pada Woojin dan Seongwoo yang duduk tidak jauh dari tempat Jihoon dan Daniel sekarang.

"Aku tau dari Woojin."

"Woojin?"

"Iya, Woojin itu teman dekat Seongwoo hyung."

"Jadi selama ini Woojin juga sudah tau soal Jaehwan dan dia tidak memberi tahu soal itu padaku?"

"Dia tau. Tapi dia menyuruh aku untuk tutup mulut dan merahasiakan keberadaan Jaehwan darimu."

"Untuk apa?"

"Membantu Seongwoo hyung untuk mengambil Jaehwan hyung darimu."

Jihoon berbohong lagi. Sebetulnya Jihoon lah yang menyuruh Woojin untuk menutup mulut. Untung saja Daniel percaya dengan apa yang diucapkan Jihoon, dilihat dari ekspresi kesal Daniel saat ini. Jihoon bisa bernafas lega.



Tanpa mereka sadari, diam-diam Woojin dan Seongwoo mendengar pembicaraan Jihoon dan Daniel. Jarak yang tidak begitu jauh dan keadaan café yang cukup sepi membuat mereka dapat mendengar pembicaraan Jihoon dan Daniel walau hanya samar-samar terdengar. Apa yang sudah diucapkan Jihoon barusan, berhasil membuat Woojin merasa sakit yang luar biasa dihatinya. Tentu saja, pacarnya sendiri sudah memfitnah dirinya. Woojin tidak pernah sekalipun menyuruh Jihoon merahasiakan keberadaan Jaehwan, justru sebaliknya Jihoon lah yang menyuruh Woojin untuk tutup mulut.



Seongwoo cukup peka, dia tahu apa yang dirasakan Woojin saat itu. Oleh karena itu Seongwoo bangkit berdiri lalu menarik tangan Woojin untuk keluar dari café.

"Hyung?"

Woojin bingung, apa yang membuat Seongwoo tiba-tiba menarik tangannya untuk keluar dari café tersebut. Sampai pada akhirnya Seongwoo menghentikan langkahnya saat sudah sampai di parkiran café, lalu Seongwoo membalikkan badannya menghadap Woojin.

"Kapan kamu putus dengan Jihoon?"

"Kenapa aku harus putus dengan Jihoon? Apakah hyung suka padaku, lalu hyung ingin aku putus dengan Jihoon?"

Mendengar pertanyaan bodoh dari Woojin, Seongwoo menjitak kepala Woojin dengan keras membuat Woojin meringis kesakitan.

"Bukan itu, bodoh! Kamu tidak dengar apa yang dikatakan Jihoon soal kamu tadi?"

Woojin terdiam, namun kemudian Woojin tersenyum kecut menanggapi pertanyaan Seongwoo.

"Aku dengar hyung..."

"Apa kamu masih mencintai Jihoon yang seperti itu?"

Woojin diam. Woojin hanya menanggapi pertanyaan Seongwoo dengan kekehan kecil, namun ekspresi wajahnya terlihat sangat sedih. Seongwoo menghela nafas.

"Aku harus bersabar. Jihoon bilang, kalau aku terus bersabar dia akan menjawab perasaanku."

"Kau itu bodoh atau bagaimana sih? Jelas dia berencana untuk menjadikan Daniel menjadi miliknya. Dia hanya memanfaatkanmu!"

[ NIELHWAN : END ] Who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang