✧✧✧ — Please appreciate me, give me a vote and comment after you read this story. Thank you for understanding — ✧✧✧
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤJihoon menahan tangan Daniel yang hendak memasuki bandara. Jihoon masih tidak bisa melepas Daniel yang akan pergi kembali ke negaranya, Korea Selatan. Daniel menghela nafas, lalu berusaha melepaskan tanannya dari genggaman Jihoon.
"Jihoon, kumohon. Aku sudah milik Jaehwan, kamu tidak ada hak untuk menahanku terus disini. Sudah cukup waktu dua bulan aku berikan padamu, apa itu masih belum cukup?"
"Tapi Hyung... tidakkah kamu memikirkan sedikit tentang hatiku?"
"Aku mengerti perasaanmu, tapi aku tidak bisa. Menyerahlah, Park Jihoon. Perasaanku pada Jaehwan tidak akan pernah berubah."
Jihoon meneteskan air mata mendengar jawaban yang diberikan Daniel. Perlahan genggaman tangan Jihoon pada tangan Daniel mulai melonggar. Setelah Jihoon melepaskan genggamannya, Daniel membalikkan tubuhnya lalu menarik tas kopernya dan berjalan masuk ke dalam bandara.
ㅤ
ㅤ
ㅤJihoon duduk di kursi yang disediakan di bandara untuk tempat orang yang menunggu kepulangan kerabat mereka. Jihoon duduk sambil menundukkan kepalanya, masih sedih akan kepergian Daniel. Jihoon tidak tahu apa yang harus dia lakukan setelah ini karena Jihoon tidak punya pegangan di negara asing ini.
ㅤ
ㅤ
ㅤDari sisi lain terlihat seorang pria berambut hitam dengan wajah oriental tampak berjalan menuju pintu keluar bandara, tapi ekspresi wajahnya menyiratkan bahwa dia sedang kebingungan. Secara tidak disengaja, pandangannya tertuju pada Jihoon yang sedang duduk. Pria itu tersenyum lalu berjalan mendekati Jihoon.
"Permisi?"
Mendengar sebuah suara yang terdengar dekat dengannya, Jihoon menganngkat wajahnya. Jihoon terdiam melihat pria dengan rambut bewarna hitam yang sedang tersenyum ramah padanya.
"Beruntung sekali aku menemukan orang Korea disini. Apa kamu akan pergi?"
"Uh? Tidak, aku baru saja mengantarkan temanku yang berencana kembali ke Korea. Aku sudah memutuskan untuk tinggal menetap disini."
"Bagus kalau begitu! Aku yakin kamu pasti sudah hafal betul dengan sekeliling negara ini 'kan? Aku boleh minta bantuanmu?"
"Bantuan apa?"
"Kamu tahu dimana apartemen Renoir House?"
Jihoon diam sejenak, lalu menganggukkan kepalanya dengan semangat. Pria didepannya pun tersenyum senang melihat respon Jihoon.
"Aku tinggal disana."
"Benarkah? Aku juga akan tinggal disana, aku sudah menyewa apartemen disana, tapi aku tidak tahu dimana apartemen itu. Aku mendapat rekomendasi apartemen ini dari temanku."
"Kalau begitu biar aku antar kamu kesana."
"Okay, sebelum itu... kita belum berkenalan. Namaku Lai Guanlin."
Guanlin itu mengulurkan tangannya pada Jihoon. Untuk beberapa saat, Jihoon tampak ragu untuk meraih tangan Guanlin itu. Namun akhirnya, Jihoon membalas tangan Guanlin itu dengan menjabat tangannya.
"Namaku Park Jihoon."
"Sangat cocok dengan wajahmu. Wajahmu manis, namamu juga manis."
Wajah Jihoon memerah mendengar pujian yang diberikan Guanlin. Sebenarnya, Guanlin menyadari wajah Jihoon yang terlihat memerah itu, namun Guanlin bersikap seakan dia tidak tahu. Guanlin menggenggam tangan Jihoon untuk berjalan keluar bandara itu sambil menarik tas koper yang dia bawa.
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤSeoul, Korea
ㅤ
ㅤ
ㅤJaehwan berdiri bersebelahan dengan Seongwu yang tampak tidak tenang sejak tadi. Seongwu terus melihat sekelilingnya mencari seseorang yang mereka tunggu kedatangannya, Daniel.
"Dimana kekasihmu itu? Katanya dia sudah tiba di Korea hari ini?"
"Tunggulah, hyung, Hyung tidak sabaran sekali ya? Kenapa malah jadi terlihat seakan Daniel itu kekasih hyung ya bukan kekasihku?"
Seongwu menghela nafas kasar mendengar jawaban dari Jaehwan. Sungguh heran melihat Jaehwan yang tampak sabar berdiri menunggu kedatangan Daniel sejak tiga puluh menit yang lalu. Namun kemudian, ekspresi wajah Seongwu berubah menjadi senang ketika melihat seorang yang mereka tunggu datang.
"Hey!"
"Hello, Daniel! Long time no see!"
Daniel langsung memeluk Seongwu, seakan melupakan kehadiran Jaehwan yang berada disebelah Seongwu. Bahkan ekspresi wajah Jaehwan sudah berubah, ekspresi wajah kesal. Jaehwan mengembungkan kedua pipinya.
"Daniel melupakanku. Ternyata kekasih Daniel memang Seongwu hyung, bukan aku."
Daniel mengalihkan pandangannya pada Jaehwan lalu tertawa pelan. Daniel memeluk tubuh Jaehwan dengan erat, melepaskan rasa rindunya pada kekasihnya.
"Aku sangat merindukanmu."
"Aku juga... welcomeback, Niel."
"Hentikan asmara kalian. Kita harus kembali kerumah kalian sekarang, ada pembicaraan penting yang harus kalian bicarakan. Ini mengenai Jaehwan."
Daniel menatap Seongwu dengan tatapan bingung, namun bukannya memberikan jawaban Seongwu langsung menarik tas koper yang dibawa Daniel untuk dimasukkan kedalam bagasi mobilnya.
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
✿❀✿❀✿❀✿❀✿❀✿❀✿
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤMereka bertiga sudah sampai di rumah dimana Daniel dan Jaehwan tinggal. Jaehwan, Daniel, dan Seongwu berkumpul di ruang tengah. Ekspresi wajah Seongwu terlihat serius, sementara Jaehwan terus menundukkan kepalanya. Itu membuat Daniel bingung.
"Daniel, pertama-tama kamu harus melihat ini."
Seongwu menyerahkan hasil laporan rumah sakit. Tertulis bahwa disana Jaehwan dinyatakan tengah mengandung, usianya sudah mencapai dua bulan. Daniel tidak terkejut sama sekali.
"Aku sudah tahu. Jaehwan sudah memberi tahu soal ini. Lalu kenapa ekspresimu serius sekali, hyung?"
"Masalahnya bukan disini. Tapi di mata Jaehwan."
Daniel mengerutkan keningnya mendengar jawaban dari Seongwu. Seingat Daniel, sebelum Daniel pergi penglihatan Jaehwan sudah tidak mengalami masalah.
"Matanya? Bukankah matanya sudah bisa melihat dengan normal?"
"Tidak, Niel. Setelah kamu pergi, mata Jaehwan mengalami masalah. Pandanganya sering menghilang lagi, lalu kembali lagi. Sudah berkali-kali aku meminta dia untuk memeriksakan itu ke rumah sakit, namun dia bersikeras bahwa dia baik-baik saja. Dan setelah dia memeriksakan soal kandungannya, dokter mengatakan bahwa kondisi mata Jaehwan itu berbahaya."
"Berbahaya? Kenapa?"
"Jika tidak cepat melakukan tindakan operasi, Suatu saat Jaehwan bisa mengalami kebutaan permanen."
Daniel terdiam setelah mendengar penjelasan panjang dari Seongwu. Ini berita buruk untuknya.
"Hyung... bukankah berbahaya jika melakukan operasi pada saat sedang hamil...? Lalu Jaehwan...?"
"Maka dari itu... itu masalahnya, Niel."
Daniel mengalihkan pandangannya pada Jaehwan yang sudah memberikan tatapan memelas pada Daniel.
"Niel, jangan minta aku untuk menggugurkan anak kita..."
Danieldiam. Daniel tidak tahu harus mengambil keputusan apa yang terbaik untukJaehwan sendiri. Di sisi lain, Daniel ingin mempertahankan anak mereka. Tapi Daniel juga tidak ingin Jaehwan mengalami kebutaan permanen, Jaehwan harusmelakukan operasi.
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤ
ㅤTBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[ NIELHWAN : END ] Who are you?
FanfictionKang Daniel dan Kim Jaehwan mengalami kecelakaan setelah mereka melangsungkan hari pernikahan mereka. Daniel selamat, sedangkan Jaehwan menghilang dan dinyatakan telah meninggal dunia. Suatu hari, Daniel kembali menemukan Jaehwan nya. Jaehwan nya ma...