Nayeon melihatnya. Lelaki itu, yang disebut-sebut sebagai were satu-satunya yang tersisa. Kulitnya tan berkilau, di bawah cahaya matahari lelaki itu tampak berkali lipat menawan. Rasanya ia tak tahan, ingin menerjang dan menyeret lelaki itu ke ranjang.
Sebelum pikirannya melang-lang buana ke hal yang aneh. Sebuah tepukan di lengan membuatnya berjengit. Tepukan yang menghantarkan hawa dingin hingga ke tulang. Nayeon menatap lamat cowok pucat di sampingnya, ia menelan ludah payah.
"Kita pulang?" Ujarnya sama dinginnya. Dibalas dengan anggukan pelan si gadis.
Tangan Nayeon sudah sepenuhnya dalam genggaman lelaki itu. Dingin seperti biasa.
Membuatnya bertanya-tanya, apakah jika bergenggaman dengan lelaki tadi tidak akan sedingin ini?
Sebaliknya, justru akan sehangat apa mengingat dia seorang were.
6218/116w
were = werewolf