*1* menunggu

75 22 20
                                    

        Sinar bulan malam ini tak kalah terang dari lampu-lampu listrik yang menerangi kota ini. Sinar bulan tampak indah berbalut bintang bintang yang menemaninya sepanjang malam. Haini Viola gadis yang tegah duduk di depan rumahnya itu menunggu seseorang di malam purnama ini. Wajah cantiknya tampak antusias akan bertemu orang itu. Orang tuanya mengizinkan mereka keluar malam ini namun tidak untuk pulang tengah malam. 

     Gadis itu tampak cantik dengan balutan baju putih dengan garis horizontal dan celana jeans hitam panjang yang menutupi kaki jenjangnya itu. Rambut gadis itu hanya ia di kuncir kuda saja. Membuat wajah cantik gadis ini lebih cantik dari sebelumnya. Apalagi sinar purnama yang membuat malam ini lebih terang dari sebelumnya.

   Ia menggenggam sebuah telpon genggam. Membukanya berkali kali. Berharap seseorang yang ia tunggu datang sekarang juga. Namun pesan yang di katakan orang itu bahwa Viola hanya harus menunggu di depan Rumahnya karna sekarang ia sedang berada di jalan menuju rumahnya.

     Suara motor mulai mendekati Viola. Mulai Tampak sebuah motor Honda Supra cup 110 di persimpangan jalan menuju rumah viola. Dan orang yang mengendarakan motor itu lah yang ditunggu Viola sedari tadi.

*Penampakan motor Honda Supra cup 110.

     Motor bebek cup itu berhenti di depan Viola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


     Motor bebek cup itu berhenti di depan Viola. Pria yang mengendarainya berdiri menghampiri Viola yang tegah duduk di depan rumahnya. Wajah viola tak karuan waktu itu. Pria yang mengenakan sweater Hoodie biru Dongker dan celana jeans hitam panjang itu menghampiri Viola.

     "Om,tante" sapa pria itu melihat orang tua Viola yang tegah duduk didepan teras rumah viola. Sontak Viola menoleh ke belakang melihat orang tuanya.

    "Oh nak. Cyan toh." Ibu Viola tampak mebalas sapaan pria yang bernama cyan atau lengkapnya alcyan devanda.

    "Iya Tante." Kata cyan "boleh izin gak nih Tante untuk ajak anak Tante keliling kota malam ini?" Cyan memang orang yang sopan berbalut sempurna dengan ketampanan yang ia miliki.

     "Boleh kok. Tapi jangan pulang malem-malem" kata ibu Viola.

     "Siap Tante" . Ucap cyan.

    Viola berdiri dari tempat duduknya. Wajahnya mungkin sudah memerah kala itu. Mengapa tidak karna ini kali pertama orang tua nya mengizinkan Viola keluar malam dan bersama pria pula. Dan pria itu pun tampak akrab dengan orangtuanya.

      "Ayo naik" ucap cyan. Yang sedari tadi telah kembali mendarat di motor tipe cup tersebut. Viola menaiki motor cyan. Tampak sahutan dari ayah Viola yang bilang "cieeee" dan wajah Viola pasti lah tambah merah kali ini.

    "Pergi om, Tante" teriak  cyan ke arah orang tua Viola.

    "Hati-hati. Jangan pulang malem-malem" ibu Viola.

     Motor cup itu membelah jalan di kompleks perumahan. Suara khas motor itu memecahkan keheningan di antara mereka. Cyan yang  mengendarai motor itu tanpa belum berbicara apa pun ke Viola. Dan juga Viola tampak sedari tadi ia tidak mengatakan apa pun ke pada cyan. Ia terlalu fokus akan apa yang terjadi barusan. Dan pastilah detak jantung Viola sekarang lebih cepat dari sebelumnya. Wajah merahnya mungkin telah padam. Namun tidak untuk detak jantungnya.

Cyan Dan ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang