Bab 2

301 22 6
                                    

"Nurul Fathima Izzah, kita bertemu lagi"

~~~®~~~

Fathima yang awalnya menatap terkejut pemuda didepannya kemudian dengan cepat kembali ke wajah andalannya yaitu datar.

"Apa yang membuat anda datang ketempat yang bukan ciri khas anda tuan? "

Tanya Fathima dengan santai membuat pemuda itu hanya mendengus lucu. Untuk pertama kalinya ia diperlakukan seperti itu oleh seorang gadis. Ya tak ada yang salah dalam ucapan Fathima namun pemuda itu tau bahwa ia sedang di remehkan.

"Hanya satu orang yang membuatku kesini"

"Ohh.. Benarkah? jadi siapa orang itu. Tuan? " tanya Fathima seolah mengejek pemuda didepannya.

"Tepat didepanku"

Fathima menatap sejenak pemuda yang dikenal Lain itu kemudian membuangnya kearah lain.

"Katakan intinya anda menemuiku"

Senyuman terparti diwajah tampan Zain yang kemudian melangkah mendekat kearah Fathima namun dengan cepat pula Fathima menjaga jarak.

"Bisakah anda menjaga jarak?"

Risih Fathima terlontar membuat Lain membatin 'menarik' dalam hati yang kemudian memundurkan dirinya untuk menjaga jarak mengikuti perintah Fathima.

"Baiklah.. Baiklah.. Nona sok pahlawan, aku hanya ingin kau tau kalau kau salah memilih urusan dengan siapa"

Kata Zain tersenyum sinis yang hanya dibalas tatapan datar oleh Fathima.

"Itu bukan pilihan tapi kewajiban"

"Ahhh... Baguslah kalau begitu, sepertinya kau akan menyesal nanti"

Memutari tubuh Fathima sambil tersenyum sinis membuat Fathima yang sejak tadi memang sudah risih dan sekarang menjadi tambah risih akibat perbuatan Zain.

"Hahhh....Ucapan ku tadi siang memang benar. Tuan hanya seorang yang menyedihkan karena membuang-buang waktu hanya untuk mengatakan hal yang sama sekali tidak penting"

Cukup sudah. Zain tidak habis pikir apa wanita ini tak memiliki ketakutan sama sekali. Apa dia tidak tau siapa dia atau memang wanita ini tidak takut sama sekali pada dia. Mengeratkan kepalan tangannya sungguh ia akan tekanan darah tinggi jika berhadapan dengan gadis ini.

"Sial! Kau akan menyesal gadis jalang"

Sungguh sebagai seorang wanita yang mendengar hal tersebut tentu saja akan membuat hati sakit untuk siapapun termasuk Fathima yang terus berusaha menenangkan dirinya.

Namun karena ia sudah terlanjur sakit hati dengan perkataan pemuda tersebut disertai rasa takut yang sedari tadi ia tahan untuk tetap tenang sekarang seakan akan meledak saat ini.

Bukannya ia tidak takut tadi ya dia juga manusia. Siapa sih yang tak kenal Zain yang akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan tentu ucapan nya tersebut akan dilakukannya. Ya ia tau namun ia tetap berusaha untuk tetap kuat dan tak terlihat takut.

Dan sekarang cukup sudah. Sekarang dia benar-benar tak ingin melihat wajah pemuda menyebalkan itu. Menghembuskan nafas mencoba menenangkan dirinya kemudian menatap Zain tajam.

You Are MINE little girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang