Bab 4

357 24 3
                                    

"Aku ingin berbicara denganmu Fathima"

"Tidak disini. Ikutlah denganku"

~~~®~~~

Sepasang mata menatap tajam memantau pergerakan seorang gadis yang baru keluar dari sebuah cafe. Entah apa yang membuat senyuman kemenangannya mendadak menghilang. Terus memperhatikan sang gadis yang perlahan mulai menjauh.

Setelah berjarak beberapa meter barulah pemuda bernama Zain itu beranjak keluar dari mobilnya berjalan mengikuti gadis yang tak jauh didepannya.

Lama waktu berjalan kedua pasang kaki berbeda pemilik itu tetap saja berjalan dengan santai. Membawa mereka ketempat dimana menjadi Dejavu untuk Zain. Tempat dimana ia akan memilih untuk mengakhiri hidupnya namun terhenti akibat gadis yang sekarang berdiri persis dengan dirinya dulu.

Ya...dia ingat sekarang dan tidak salah lagi. Gadis itu adalah penyelamatnya. Membuatnya tersadar dari kebodohannya dulu.

Dan sekarang diri Zain menjadi was-was sekaligus khawatir akan gadis itu. Apakah ia akan bunuh diri?

Brukkk...

Suara itu sungguh membuat terkejut Zain. Bahkan ia sudah melangkah selangkah dengan refleks namun terhenti dan bernafas lega setelah pikiran buruknya tidak terjadi.

Kembali terdiam menatap, mengawasi gadis yang sedang terduduk menangis. Entah apa yang membuat Zain tak menyukai pemandangan didepannya. Bukannya senang karena rencananya berhasil malah sebaliknya hati Zain ikut sakit apalagi mendengar suara tangis yang memilukan itu.

Merasa sangat bersalah.

Menghembuskan nafas dalam. Menutup matanya meratapi dirinya yang mendadak menjadi lemah. Ada apa dengannya bukankah ini keinginan yang telah terwujud. Berusaha tak peduli akhirnya Zain memilih untuk berbalik berjalan meninggalkan gadis yang sedang menangis itu.

Namun semakin menjauh, semakin hatinya merasa tidak tenang. Ada rasa kehilangan yang terjadi. Mengacak rambutnya frustasi.

"Ckk...ada apa denganku!"

Gumamnya berbalik. Kembali menghadap Gadis yang akan ditinggalkannya tadi. Tanpa bisa dihentikan kedua kakinya berjalan dengan cepat mendekat kearah sang gadis yang masih saja menangis. Menekuk kedua lututnya dan menyembunyikan wajahnya disana.

"Hahh...sepertinya hari ini sangat buruk ya, Nona"

***

"Sebelumnya aku mau meminta maaf. Hah...aku tau ini tiba-tiba tapi kurasa pekerjaan disini tidak cocok untukmu"

"Apa karena aku selalu terlambat? Maafkan aku, akan akan usahakan untuk tidak terlambat lagi pak"

"Tidak...tidak...aku tidak mempermasalahkan itu, aku hanya kasihan padamu. Jadi kau sebaiknya mencari pekerjaan yang lebih baik untukmu maksudnya, agar kuliahmu tidak terganggu, iya kan? Contohnya bekerja dicafe dekat kampusmu, atau bisnis online dan masih banyak pekerjaan yang lebih bagus bukan"

Menghelah nafas pelan dan menundukkan kepalanya. Inilah yang ia takutkan saat dirinya dipecat. Mencari pekerjaan tak semudah yang diucapkan.

Sudah setahun lebih ia bekerja disini. Mendapatkan banyak teman, pengalaman dan telah menganggap bahwa disinilah rumah keduanya. Bosnya tak pernah mempermasalahkan atas keterlambatan dirinya karena mungkin sang bos sudah mengerti akan kondisinya. Bukan hanya bosnya yang memperlakukannya dengan baik selama ini namun seluruh pegawai pun begitu.

You Are MINE little girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang