Dulu...
Aku begitu mengenal si kecil gugu itu
Aliran sungai mengalir deras di pipi kemerahannya
Ia bingung
Ia hanya bisa berpendapat melalui tangisannya
Ia juga sering dipaksa
Si pemaksa yang kejam itu bernama "kenyataan"
Sungguh kejam
Tak berperasaan!
Si gugu terpaksa
Ia terpaksa mengerti akan setiap kejadian yang terjadi di hadapannya
Namun, sekarang bagaimana kabarnya?
Masihkah ia berada di situasi yang sama?
Akankah ia masih terus dipaksa untuk memikirkan hal-hal di luar batas pemikirannya?Ig: @khairaumh