Happy reading!
"Bontotttttttt! Cepetann?!" Teriak kaia dengan tangan yang terus menggedor pintu kamar ali, sudah 20 menit ali tak membuka pintu dan 20 menit juga kaia meneriaki nama ali.
Sore ini Kaia mengajak ali untuk menemaninya belanja,sesuai dengan perjanjian. Yah walaupun bisa dibilang ini perjanjian ilegal karna tak ada kesepakatan dari ali tapi biarkan saja ali menjadi supir kaia sore ini..
Kan lumayan tenaganya buat ngangkut barang belanjaan gue haha - batin kaia bersorak."Woe anjer! lo mandi apa semedi si li lama amat masa iya ga kelar-kelar!" Teriaknya lgi karna belum mendapat respon dari pemilik kamar
Tapi.. Tak lama kemudian suara pintu terbuka dan keluarlah ali dengan pakaian simple yaitu memakai kaus oblong, celana jeans selutut dan sepatu kets putih. Ali memang suka memakai pakaian simple dan tak begitu menonjolkan bahwa dia dari keluarga yang mampu.
"Ga bisa nyelo ya lo?! Dari tadi brisik mulu dah ga sabaran" cibir ali dengan wajah datarnya
"Eh panjul gimana mo nyelo lo mandi doang kek lagi gali kuburan lama bener" Ketus kaia
"Congor lo kai!" Balas ali menatap kaia dengan mata elangnya, dan berjalan mendahului kaia.
"Udah ditungguin lama-lama juga gue malah di tinggal kalo bukan adek sendiri udah gue mutilasi tu anak" cicitnya dengan suara pelan dan berjalan menyusul ali.
.
.
.Di tempat lain prilly dengan caca tengah memilih-milih baju sejak 15 menit lalu mereka keluar dari ruangan bioskop yang mereka tonton.
"Yang ini cocok ga si buat gue ca?" Prilly menunjukan sebuah dress berwarna denim dengan sedikit hiasan motif, ia meminta pendapat ersya
"Bagus,ambil aja yang itu daripada yang tadi kebanyakan motif "ersya melihat baju yang prilly pilih, kemudian ia kembali memilih-milih baju yang cocok untuknya.
"Yaudah deh gue ambil yang ini" balas prilly dan mengambil dress terakhir yang ia pilih. "Lo ambil yang mana ca?" Lanjutnya bertanya dan memperhatikan baju yang sedang caca pilih
"Udah yuk bayar" ucap caca membawa baju yang akan ia ambil, tapi belum sempat ia ke kasir mata caca menyipit dan memperhatikan 2 orang yang sedang bergurau sesekali perempuannya tertawa ringan dan mereka berjalan menuju toko yang sama dengan prilly dan ersya masuki saat ini
"Eh tunggu,pril liat deh" tahan caca kemudian menyenggol perut prilly dengan sikunya, membuat prilly menatap heran temannya
"Apaan si ca?" Prilly bersuara biasa saja karna belum tau temannya ingin memberitahu apa
"Itu ali bukan si?" Cicit caca dengan alis berkerut
"Ha? Manah?" Prilly langsung clingak-clinguk mencari orang yang caca bilang,
"Itu loh pril yang sama cewe baju merah" tunjuk ersya dengan dagunya, antara yakin dan tidak bahwa itu benar-benar ali
Mata hazel prilly menemukan sepasang remaja yang menuju ke arah toko yang sama, pria yang terlihat santai tapi wanita disebelahnya sesekali menarik tangan pria itu dan berdebat kecil kemudian mereka tertawa singkat.mereka begitu serasi wajah yang hampir mirip membuat hati prilly nyeri melihat apa yang sebenarnya tak ingin ia lihat.
"Bahkan dia bisa buat lo ketawa walaupun dengan waktu gak lama,sedangkan gue? bikin lo senyum aja belum pernah apa lagi ketawa bahkan gue baru pernah liat lo ketawa kaya gitu li "- batin prilly miris
"Prill lo ga papa?" Tanya caca yang berhasil menyadarkan prilly dari lamunannya
"Gue ga papa ca,kayaknya itu pacar ali deh liat deh muka mereka kaya mirip yah duh gue jadi iri" prilly berucap dngan nada pelan tapi masih bisa di dengar ersya
"Mulut gue ngomong ga papa tapi kenapa hati gue kayak di lempar ribuan krikil. Rasanya nyeri sama perih" prilly membatin lagi