sebelas

819 147 9
                                    

Hutan terlarang sangat rimbun dan gelap walau hari belumlah malam. Mendekati waktu petang suasananya sudah terasa menakutkan.

Tak terkecuali, seorang pemuda yang bergerak hati-hati didalamnya. Matanya awas mengamati setiap yang bergerak didekatnya. Dia tak menghiraukan dinginnya udara yang bisa saja menembus kulitnya yang hanya terbalut kimono tipis.

Berkali kepalanya menoleh kebelakang mencari sesuatu yang sebenaranya tak i harapkann.

Kaki rampingnya melangkah mendekati gerbang perbatasan hutan dengan area larangan. Uzumaki Naruto menghembus nafas lelah ketika tak jadi tersungkur akibat tersandung akar.

Jantungnya berdetak kencang sejak ia keluar dari menara lewat jendela ruang rahasia dan menyelinap kebelakang menara memanfaatkan kerimbunan semak dan belukar.

Berpasang mata merah lelaki tua penjaga menara luput memergoki aksinya nekat kabur. Naruto terus melangkah menjauhi menara dan tak sadar telah memasuki area terlarang dalam hutan ini.

Entah apa yang merasukinya hingga ia berani melakukan hal ini, walau dalam benaknya ia samar-samar mengingat sesuatu yang familiar dari aksi kaburnya dari menara itu.

Kapan dan bagaimana kira-kira ia bisa keluar saat itu.

Naruto memikirkan banyak hal dalam kepalanya. Selain mendengar apa yang dibicarakan para Dewan tadi pagi, buku pemberian Hinata menjadi hal yang berkontribusi banyak dalam usahanya melarikan diri dari tempat terkutuk itu.

Tangannya gemetar memegang buku lusuh tak bersampul milik si perempuan Hyuuga yang Naruto tak tahu nasibnya hingga sekarang.

Sambil membaca kembali isi dalam buku itu, Naruto terus melangkah kekedalaman hutan dan berhenti tanpa sadar di tengahnya. Ia terus membaca halaman demi halaman dengan alis yang bertaut ketika pendengarannya menangkap sesuatu yang tak lajim.

Naruto mendongak, sudah sejauh ini ia tak mungkin pasrah pada keadaan jika para Dewan mengejar dan menyeretnya kembali ke menara. Kali ini ia akan berontak, dengan atau tanpa bantuan Kyuubi. Makhluk dewa yang selama ini menjaganya.

Buku di tutup, di masukan kedalam kantong saku kimono. Tangannya terkepal dengan mata memicing awas pada sesuatu yang bergerak di depannya.

Hal yang di tunggunya tidak juga datang sampai ia kehabisan kesabaran. Pemuda Uzumaki itu melangkah ketika sesosok bayangan hitam menyeruak diantara rerimbun pohon sugi.

"Orihime!?" sosok yang keluar dari sana menyebut nama dengan nada ragu.

Naruto geming memerhatikan sosok yang tak kunjung menampakan diri itu. Kakinya melangkah mendekati sosok yang tiba-tiba mundur melesat menjauhinya.

Naruto berlari mengejar, mengerahkan tenaga untuk menggerakan kaki. Siapa tahu sosok itu bisa dimintai tolong, ia akan senang hati meminta petunjuk arah untuk keluar dari sana.

Pemuda itu berlari hingga berbelok di satu tikungan dan menabrak keras seseorang yang juga tengah bergerak kearahnya.

"Hargh---" mereka berbenturan hingga terpental satu sama lain dalam posisi terjerembab duduk. Sejenak mereka saling pandang.

Jeda cukup lama, sampai satu dari mereka mengerjap cepat.

"Naruto!!"

Naruto mendongak melihat seseorang yang ditabraknya barusan.

"S-Sasuke?" keduanya tergugu saling menatap pada masing-masing manik mata mereka.

"Naruto---"

"Kenapa kamu ada disini?" Naruto bangun dari duduknya tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Sementara Sasuke masih terpaku memandang seseorang yang ingin ia selamatkan.

Tanabata Legend : ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang