awal

3.3K 253 20
                                    

Di buat untuk mengikuti event Milky ways Kingdom 2018 dari snfanfictSelamat menikmati.

ORACLE

~

Kaki kecilnya menyentak tanah. Berderap kencang seolah mengejar garis finish. Ini bukan perlombaan. Tidak ada piala dan podium. Yang ada hanya pemenang dan si kalah jika ia berpikir untuk berhenti.

Malam masih panjang. Tak ada bulan yang menggelantung menunggu di gigit langit. Bintangpun raib ketika tetungkai lelah tanpa daya. Telapak kaki memanas serupa adonan kue siap angkat dari loyang pembakaran.

Hidung bernapas. Cepat. Berebut udara entah dengan siapa. Saat menengok, kaki mungil itu kembali berderap. Menghindari pengejaran.

Hutan belantara gelap luas. Cemara, sugi, dan hinoki seperti berkompetisi menggapai langit. Suara hewan di dalamnya berbaur harmonis memeriahkan kesunyian. Seorang gadis terseok, terhuyung jatuh terperosok dalam kubangan lumpur dari lumut hijau.

Mulutnya bungkam walau sakit menjalari tubuh.

Langkah kaki berat menggegas terdengar mendekat. Makin dekat saat si gadis membekukan diri dalam kubangan.

Suara-suara yang pernah familier di telinganya membawa pesan paling mengerikan yang sering ia terima di separuh hidupnya.

Tak dapat menjelma ikan lele yang bisa bernafas dalam lumpur, si gadis terbatuk demi menahan nafas. Daya mistis menyusul setelah itu. Tangannya di tarik kasar. Keluar dari sana.

Kali ini ia menjerit. Kesakitan dan ketakutan.

Tangan-tangan kotor penuh nafsu merenggutnya. Mengabaikan suara krak dari tulang belulang sang gadis.

Mulut-mulut hitam dan kering di sana tertawa-tawa. Menyeringai mengejek ketidak berdayaan. Si gadis meronta percuma.

Berpasang-pasang tangan kotor  menggerayanginya dengan biadab.

Jeritan gadis itu tertahan mulut busuk si penangkap. Belepotan ludah hingga ia sesak. Lalu sengaja di ludahi dari wajah hingga tubuh telanjangnya.

Tawa brengsek mengalahkan sesuara hutan yang paling mencekam sekalipun. Tak sadar kapan mereka mengoyak sisa pakaiannya. Si gadis mendelik sia-sia. Di saksikan kebisuan hutan dan pepohonan yang mengejek menjulang ke atas.

Sebuah tamparan mulus menyapu keras dari pelipis hingga ujung bibir yang berkarat. Suara tawa keparat menggelegar. Lalu tubuhnya terombang ambing dari tangan satu ke yang lainnya. Di remas, di lukai. Sang gadis memejam mata sesaat.

Merintih. Lalu diam. Memasrahkan diri pada perlakukan semena-mena.

Sejak awal inilah takdirnya. Ia tidak kemana dari pertama kali melangkah ke dalam ketidak pastian hidupnya.

Apakah mengabdi pada rajanya. Ataukah bentuk penyerahan diri pada ketidak adilan dan kebusukan. Dia tidak tahu. Bahkan hanya untuk sekedar menjawab siapa namanya.

Dia akan selalu mengingat ini. Hutan ini. Menara itu. Hari-hari yang di lalui. Dan empat orang ini. Para lelaki biadab ini.

Sekali lagi ia mendelik tajam. Berbuah panas pada sesuatu diantara pangkal pahanya.

Tidak mengantre, empat laki-laki itu menyerangnya bersamaan. Memasuki tubuhnya. Menggigiti kulitnya. Melukai dan memaksakan nafsunya.

Dalam ketidak warasannya, dia merapalkan banyak kutukan bagi keempatnya. Sumpah serapah yang tak sempat lewat di telinga para pejantan kurang ajar. Tak sempat karena tak sudi ia perdengarkan suaranya bagi keempat lelaki bangsat ini.

Tanabata Legend : ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang