tiga

1.1K 183 24
                                    

Saat pagi tiba. Keriuhan menyambut lagi. Mengalahkan kicau burung. Mengaburkan kokok ayam. Yang terdengar hanya pekik pekuk keramaian warga Konoha. Lebih heboh lagi dari semalam.

Inilah hari sesungguhnya dalam perayaan Tanabata atau Shichiseki. Karena Shichiseki sendiri berarti tujuh. Yang melambangkan tradisi hari ke tujuh di bulan ke tujuh.

Tidak hanya warganya saja yang sibuk memeriahkan acara ini. Namun di istana juga tengah ramai mempersiapkan segala kebutuhan perayaan.

Dalam istana disebuah ruangan besar, seorang gemulai berambut halus dan panjang menyebrangi ruangan penuh dengan tumpukan kain dan perhiasan. Langkahnya seperti penari kalau yang menghibur penontonnya.

Suaranya riang, menyapa gadis-gadis yang tengah duduk pada kursi disudut ruangan itu.

"Hanya bertiga? Kudengar calon kali ini ada empat orang. Kemana satu orang lagi?" Orochimaru, perempuan jejadian ini menelengkan kepala.

Ketiga remaja perempuan mendelik heran padanya. Lalu terkikik melihat tingkah lelaki perias itu, lupa akan menjawab apa tentang pertanyaan Orochimaru tadi.

Sampai tiba-tiba--

"Permisi, maaf--"

Semua kepala menoleh pada sumber suara diambang pintu masuk.

"Itu orangnya,"

"Apa?"

Naruto melangkah masuk ruangan. Diiringi delikan perempuan setengah jadi yang berdiri ditengah ruangan. Perempuan itu--atau lelaki cantik dan anggun itu malah membekap mulutnya sendiri.

"Jangan bilang---" Orochimaru menghampiri Naruto, melihatnya dari atas ke bawah. Dari bawah ke samping. Lalu sebaliknya. Begitu seterusnya.

Lalu ia menegakan tubuhnya. Mengibas helaian rambut panjangnya, dan berdeham cantik. Ingin terdengar cantik sebenarnya.

"Oke," katanya, masih melihat pada Naruto yang celingukan. "Aku memang tak sempat melihat iring-iringan kalian kemarin. Jadi---"

Tubuhnya dibuat memutar. Menghadap pada tiga gadis yang sudah tertawa pelan nan cantik dengan menutupi mulut.

"Dia laki-laki?" tanya Orochimaru menunjuk Naruto seperti menuduhnya melakukan pencurian barang istana. "Hei, jangan tertawa! Apa benar dia lelaki?"

Langkah lebar membawanya dengan cepat menghampiri Tenten yang membekap mulut sambil terkikik anggun.

"Tenten?" Orochimaru meminta perhatian.

"Errr, permisi. Saya memang lelaki." Naruto akhirnya menginterupsi. Kalau bisa percepat saja acara dandan mendandani ini. Dia itu lelaki tidak seharusnya bergumul di ruang rias bersama tiga perempuan, dan satu makhluk jejadian, yang tidak jelas gender-nya.

Lalu Orochimaru menoleh padanya yang langsung disergap rasa canggung.

"Hei," suaranya semerdu kecapi dipetik di tengah hutan mengiringi tarian kupu-kupu, "jangan sungkan." kata Orochimaru.

"Aku sangat beruntung--maksudku kau sangat beruntung, anak muda." dia tertawa lebar hingga hampir merobek mulut bergincunya.

"Kau akan jadi Orihime. Shokujo. Kau tahu itu?"

"Ehm, temanku memberi sebuah patung yang akan kunamai Shokujo, kalau boleh tahu siapa itu Shokujo?" Naruto bersikap seolah sengaja mengumbar aib pada semua orang. Ia malu. Barangkali saja itu nama yang sangat penting dikerajaan, dan ia tak tahu.

"Ah," Orochimaru menepuk tangannya dengan keelokan dua kali lipat dari wanita sesungguhnya, "kau belum tahu siapa Shokujo rupanya." dia mendekati Naruto lagi. "Boleh kutahu benda apa yang diberikan temanmu?" senyum tak pernah meninggalkan bibirnya.

Tanabata Legend : ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang