-Kesialan Keluarga Ethander-

4.3K 321 10
                                    

BGM : BTS (rm&v) - 4 O'clock

Kemarin adalah sejarah paling menyedihkan dalam kehidupan Vanesia Angeline,

Hari ini, dia berdiri di ruangan rumah, yang telah di hiasi banyak warna merah. Rumah Ethander yang megah dan mewah, rumah calon suaminya.

"Congrats ya, atas pernikahannya, Nyonya Ethander..",

Wanita paruh baya yang lainnya tersenyum tipis kemudian memasang wajah masam, Nyonya Ethander, alias Ibu dari Theo.

"Tapi, dimana mempelai perempuannya?", Tanya wanita paruh baya yang sama.

Nyonya Ethander meringis, lalu memasang senyuman palsunya dan menunjuk kearah putra dan 'menantu'-nya. Disana, Vanesia memang berdiri bersama Theo, dalam balutan gaun putih yang di beli di toko murahan. Itupun sewa, namun berkat keahlihannya, dia membuatnya terlihat lebih sedikit berkelas.

Para perempuan paruh baya di sana terkejut, lalu menyahut, "Bukankah itu putri durhaka keluarga Pangestu Handoyono yang mengoda tunangan kakaknya sendiri?",

"Wah benarkah?",

"Bukankah itu berarti Kesialan keluarga Ethander?",

Nyonya Ethander tertunduk malu, wajahnya memerah menahan marah dan juga malu. Dia memilih menghindar dan bergegas kearah Theo dan Vanesia. Dia menarik 'menantu'-nya itu pergi ke pojokkan, dan dengan kasar memarahinya sebagai pembawa sial. "Dasar pembawa sial! Kau membuat keluarga kami menjadi pembicaraan, kau hanya membuat malu keluargamu sendiri saja sudah cukup, kenapa harus keluarga kami juga hah?!",

Vanesia tertunduk, menahan isakannya. Meski tetap saja meneteskan air mata membasahi wajahnya, samar dia mengumamkan maaf, yang dia sendiri tidak mengerti dimana letak kesalahannya? Dia tidak bersalah, itu bukan kesalahannya, itu kesalahan Jason Andrean, pria brengsek itu telah memfitnahnya. Meski begitu, Vanesia tidak berencana membalas perbuatannya, karna dia tau, kebahagiaan kakaknya ada pada Jason.

"Sana, mending kamu di kamar. Jangan pernah keluar!", Bentak Nyonya Ethander pada Vanesia yang tersentak kemudian dengan cepat berlalu menaiki tangga sebanyak 35 anak tangga, dan di cat putih mengkilap.

Theo menemukan ibunya kembali sendirian, mulai bertanya-tanya kemana ibunya mengirim gadis itu pergi tadi. "Ibu pusing, ibu suruh dia di kamar aja, daripada bikin malu keluarga!",

"Ya, tapi-kan para tamu nanti heran bu...", Lirih Theo setengah berbisik pada ibunya.

Wanita paruh baya itu mendengus melihat putranya berjalan kearah tangga, menaikinya satu persatu hingga mencapai anak tangga terakhir, dia melihat pintu kamar tidak terkunci rapat, mengintip dan menguping, dia melihat Vanesia tengah memegangi handphonenya dan menempatkannya di telinga kirinya.

"Halo?",

"...",

"Ko Revan..",

"...",

"Ngak, ngak kenapa-napa. Hanya pengen dengar suara koko aja, kangen, Hehe..",

"...",

"Kapan koko bakal pulang ke kalimantan??",

"...",

"Oh ya?! Yey, senangnya. Ko, nyanyi yuk. Udah lama-kan sejak nyanyi sebagai band sekolah di SMA. Koko lanjut kuliah, aku kayak anak pengangguran. Hehe..",

"...",

"Ish, ayo cepat nyanyi!!!",

"...",

[COMPLETE] Cinta untuk KokoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang