-Hadiah dari Revan-

4K 298 17
                                    

BGM : Too Good At Goodbyes - Sam Smith (Boyce Avenue acoustic cover)

Vanesia tinggal di mansion Revan mulai saat itu, sudah dua hari berlalu dan Vanesia tidak tersenyum sedikitpun. Revan depresi, Vanesia tidak terlihat seperti Vanesia, dan dia tidak suka.

"Sia, makan yuk...", Revan mengajaknya.

Vanesia diam. Revan menghela napas, dia mengigit sandwich buatannya sendiri---sedikit dibantu oleh Bi Ina, tidak mengunyah ataupun menelannya, dia mengatup kedua sisi wajah Vanesia, gadis itu terkejut, Revan menyuapinya dengan mulut, with mouth! Dan Vanesia mulai terbuai. Dia rindu rasa bibir Revan, apa dia terdengar seperti jalang? Pelacur?

"Ko Revan!!!!", Pekiknya.

Pria itu terkekeh, lalu mengusap sisa mayones yang menodai bibirnya, dia menjulurkan jempolnya pada Vanesia, "Mau?", Dia mengoda gadis itu dengan sengaja. Yang tentu saja dia sontak mendapatkan pelototan dari Vanesia.

"Jorok! Makan aja sendiri...", Vanesia memarahinya.

Gadis itu akhirnya mau makan, dengan lahap. Seakan dia sudah 1 tahun tidak makan sandwich, atau mungkin 10 tahun?

"Sia..",

Gadis itu menoleh, "Kamu masih suka bikin sandwich dirumah?", Tanya Revan ragu.

Vanesia terdiam, kemudian mengelengkan kepalanya dengan cepat. Lalu menjawab dengan nada sedih, "Sejak koko pergi kuliah ke Amerika, aku ngak bikin sandwich lagi. Malas, ngak ada yang mau makan. Ngak ada koko, jadi ngak habis. Padahal hanya bikin satu, tapi rasanya hambar...", Dia terkekeh melihat ekspresi geli Revan. Lalu mengoleskan mayones yang mengenai tangannya ke arah Revan, pria itu menghindar, Vanesia mencoba mengodanya lagi dengan beberapa kali mengunakan tangannya mencoba mengotori Revan dengan mayones.

Tapi Revan always be Revan, dia tidak akan semudah itu terkena kejahilan siapapun itu. Justru yang mencoba menjahilinya yang akan mendapatkan balasan setimpal atau lebih dari itu. Seperti sekarang, Revan menangkap kedua tangan Vanesia, membuat keduanya saling menatap satu sama lainnya. "Sia, aku sudah menahan diri sejak pulang, bahkan sebelum aku pulang, tapi kamu terus saja mengodaku. Dan aku pria normal Sia, aku pasti akan tergoda. So, I have to ask you before I do something bad to you---",

Vanesia menunggu.

"Can I kiss you?", Revan menatapnya ragu.

Vanesia mengigit bibirnya, "Yes, you can---", Revan menebar senyum ceria dan antusias, "But, you must wait until aku dan ko Theo cerai..",

Revan terlihat kecewa tapi dia bisa menahannya, dia mengerti. Itu benar, sampai nanti Theo menceraikannya dan sidang menyatakan bahwa mereka resmi berpisah, Revan tidak bisa sembarangan menciumnya. Meski kemarin dia sudah nyaris, dengan mencium tangan Vanesia begitu saja. "Alright, aku sudah mengirim surat cerainya pada Theo kemarin, seharusnya suratnya telah sampai juga---oh tunggu, ada pesan masuk...",

Revan membuka handphonenya, membuka pesan yang tertera di pemberitahuan.

-Surat perceraiannya telah diterimanya kemarin, dan tepat kemarin juga Theo Ethander menandatanganinya, hari ini saya membawakannya pengadilan untuk di periksa-

Revan menyunggingkan senyuman puas, dia menatap Vanesia yang juga membaca isi pesan. "Are you ready? Kebahagiaanmu sebentar lagi akan tiba, Sia...",

Vanesia mengangguk.

***

Cerai, Theo tertekan.

Dia memilih untuk diam saja dan langsung menandatangani surat perceraian yang dikirimkan oleh Vanesia, dia marah, seharusnya dia yang mengajukan perceraian, tapi justru malah sebaliknya. Seakan, Theo-lah yang berbuat kesalahan, dan diri Vanesia tidak tahan untuk tetap bertahan dan berada disisi Theo sebagai seorang istri.

[COMPLETE] Cinta untuk KokoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang