-Pernikahan Vanesha-

3.3K 254 9
                                    

BGM : westlife - Beautiful In White

Vanesia menghubungi Revan, pria itu terkejut mendengar cerita Vanesia tentang masalahnya, tentang bagaimana Theo mencoba untuk memperkosanya. She's crying, and Revan want to kill Theo so much. tapi tidak berdaya, dia tidak mungkin melakukannya, justru dia yang akan di tuduh. Theo adalah suami Vanesia sekarang, jadi masalah melakukan hubungan intim tentu saja tidak bisa di sebut memperkosa?

"Ko Revan..",

"Hm?",

Vanesia tersenyum gelisah, "Minggu depan pernikahan ce Vanesha, dia ngundang aku, koko pulangnya juga minggu depan-kan? Temanin aku ke sana yuk?",

Di sisi seberang telpon, Revan menghela napas. "Baiklah, tapi bagaimana dengan Theo?", Revan balik bertanya.

Vanesia tersentak.

"A---aku akan bilang kalau ko Revan sama aku bakalan tampil, nyanyi gitu buat hadiah ce Vanesha...",

Revan kembali menghela napas. Tersenyum lirih, "Baik, as you wish, my Queen. Nyanyiin lagu apa dulu Sia?",

Vanesia sudah menunggu untuk hari ini, ketika dia melihat Vanesha menikah, dan dia akan menyanyikan lagu populer yang sering dia dengar di resepsi pernikahan.

"Beautiful in White....",

Revan mengulum senyum, akhirnya keinginanmu tercapai ya, Sia. Aku ikut senang, aku ingat, waktu kamu ngotot pengen nyanyiin lagu ini kalau Vanesha menikah nanti. Dan kamu ingin aku jadi pengiring musik sekaligus teman duet-mu, akan ku turuti, Sia. Demi kamu...

***

Hari pernikahan Vanesha tiba, mereka mengadakannya di ruangan outdoor. Sebuah taman di belakang hotel bintang lima, semua telah di hias sedemikian rupa, sangat mewah dan indah. Bunga-bunga yang di rangkai bersejajar di sepanjang jalan menuju ke taman, Vanesha berada di kamar hotel menghias dirinya di bantu para ahlinya. Theo dan Keluarga Ethander datang bersama, Vanesia---Theo membawanya, tapi ibunya tidak ingin berada dalam satu mobil bersamanya.

Vanesia memaklumi, kemudian memilih untuk memanggil taksi yang sebenarnya bukan taksi. Itu mobil Revan, Kebetulan Revan pulang kemarin, Vanesia tidak bisa berhenti menatap Revan dan menceritakan semua kisah kehidupannya, Revan tersenyum geli, Vanesia masih saja Vanesia 10 tahun yang lalu. Konyol, ceroboh, dan ceria. Hanya saja, keceriaannya sedikit berkurang, dia lebih konyol dan ceroboh, tapi pura-pura ceria.

"Sia.", Panggil Revan.

Gadis itu menoleh, memberi Revan tatapan bertanya. "Kamu bahagia ngak? Kalau ngak, ceraikan Theo, koko bersedia menjadi penanggung jawab dirimu...",

Vanesia tersipu.

"Em, Ko, aku boleh bertanya?", Vanesia lebih memilih balik bertanya daripada menjawab.

Revan memberinya tatapan mengiyakan.

"Koko masih menyimpan perasaan padaku?", Tanya Vanesia ragu. Wajahnya semerah tomat matang, nyaris busuk.

Revan terkekeh, tangannya yang bebas dari setir mobil meraih puncak kepala Vanesia, mengusapnya lembut hingga di perhatikannya ekspresi wajah Vanesia semakin salah tingkah, jadi dengan sengaja dia mengacak rambut Vanesia. Gadis itu memekik, mencoba membalas Revan tapi pria itu melarangnya dengan alasan jika dia sedang menyetir. Vanesia mengangguki, dan menunggu hingga sampai di tempat resepsi, untuk membalas Revan.

[COMPLETE] Cinta untuk KokoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang