-Belakang Layar-

4.2K 279 24
                                    

BGM : Passenger - Let Her Go

Theo belum pernah mengalami penyesalan sebesar ini sebelumnya, hingga dia merasa frustasi dan depresi. Dia baru mengetahui kebenaran tentang hari terburuk itu setelah tinggal selama beberapa waktu dengan Vanesia, ditambah pernyataan kakeknya yang menohok jantung dan hatinya, dan it was too late. Vanesia pergi, meninggalkan dirinya.

"Theo---", Suara Vanesha membuyarkan lamunannya.

Dia menoleh, Vanesha tersenyum lembut padanya. Menempatkan nampan berisi sarapan lengkap dengan susu coklat, kesukaan Theo. Dan hanya Vanesha yang tau, selain dari Ibunya. "Thanks, Vanesha. Menurutmu, apa yang harus ku lakukan? Orang yang seharusnya ku marahi waktu itu adalah Jason, and not vanesia. Tapi aku justru---",

Vanesha mengatupkan kedua tangannya ke wajah tampan Theo, menatapnya lekat. Wajah yang selalu saja Vanesha puja, tapi selalu berakhir dengan dirinya mencoba menutupi bahwa sebenarnya dia menyukai Theo. Hanya saja, karna satu alasan, dia menutupinya, Meski dia sendiri tau, Theo pernah menyimpan rasa padanya, dan dia sangat merasa senang ketika mengetahui hal itu.

"Let Her Go, Theo. Hanya itu satu-satunya cara agar dia bahagia dan mau memaafkanmu, aku yakin, Adikku tidak akan mendendam pada seseorang. Dia sangat baik...",

Theo tersenyum kaku, memaafkannya? Bahkan jika Vanesia mau berbicara dengannya saja dia akan sangat senang hingga ingin rasanya dia meloncat dari jembatan kapuas. "I hope so, Vanesha, bagaimana denganmu? Apa yang akan kau lakukan sekarang? Still stay with Jason?", Tanyanya serius pada Vanesha. Karna bagaimanapun, dia tidak ingin gadis yang sudah dikenalnya selama 10 tahun ini sedih, ataupun terluka.

Anggapnya dia brengsek, dia masih mencintai Vanesha, tapi juga menyimpan rasa pada Vanesia, meski cintanya pada Vanesha tidak sebesar dulu lagi. Okey, dia memang brengsek.

"Tidak mungkin aku tetap bertahan dengan Jason, Theo. Dia brengsek, dia mencoba memperkosa adikku, lalu menuduhkan semuanya pada Vanesia, setelah menikahiku, dia hanya memanfaatkanku, kekayaanku, setelah dia puas, dia mencari perempuan lain di belakang-ku. Pria yang 'hebat!', kenapa dulu kita bertemanan dengannya sih?", Vanesha terkekeh geli. Theo merindukan ini, senyum dan tawa Vanesha.

Vanesha terdiam, mendapat tatapan seperti itu dari Theo. Jantungnya berdegup dengan kencang, dia memalingkan wajahnya dan mencoba pergi, tapi Theo menahannya. Membawanya ke dalam pelukan, yang hangat. "The--Theo??!",

"Just five minutes..", Lirihnya memeluk Vanesha erat. "Aku merindukanmu, Vanesha, aku merindukan senyumanmu yang selalu manis, tawamu yang lepas tanpa rasa malu, I miss everything about you..",

Vanesha membiarkan Theo memeluknya, melebihi lima menit yang dibutuhkan Theo. Pria itu tertidur, "I miss you too, Theo. Aku selalu merindukanmu..",

***

Revan selalu memantau semua hal, dia sudah mengirim seseorang untuk memeriksa keadaan. Kamilia di jebloskan ke penjara, yang mana secara otomaris hubungan Lanolin dan Ethander berakhir, Jason Andrean, dia telah di bekuk oleh kepolisian atas tuduhan penyeludupan obat-obatan terlarang di sebuah klub malam. Vanesha dan Jason akhirnya bercerai, dan Vanesha sengaja memberatkan tuduhan pada Jason dengan menyertakan bukti rekaman cctv yang dikirimnya kepada Vanesha.

Sebenarnya, Revan tau, Jason adalah seorang pengedar narkoba, semuanya bisa di dapat oleh Revan hanya dengan menjentikan jari-jarinya, Tidak menyangka bukan? Revan adalah seekor singa di dalam kegelapan dunia, tidak terlihat tapi mengerikan. Kebetulan, Revan juga menemukan fakta menarik, bahwa Kamilia juga mengonsumsi obat-obatan terlarang yang dibelinya dari Jason. Dunia itu sempit ya, bahkan jika di pisahkan oleh ribuan jauhnya jarak, seberapa hebat seseorang menghilangkan kebusukan, pasti akan tercium.

[COMPLETE] Cinta untuk KokoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang