-Kamu cemburu?-

3.1K 255 6
                                    

BGM : James Arthur - Just Say You Won't Let Go

Vanesia langsung dilarikan ke rumah sakit, Theo sangat panik. Dokter yang memeriksa Vanesia keluar setelah selesai memeriksa kondisi istrinya itu, Revan ada di sebelahnya, pria itu sangat marah, dia mencoba menghubungi Vanesia tadi, tapi lama tidak mendapatkan jawaban, Pada akhirnya, di angkat, tapi bukan suara Vanesia yang terdengar oleh telinga Revan.

"Vanesia sakit, dia masuk rumah sakit...",

Revan syok, panik dan tidak karuan. Dia melajukan mobilnya kencang dan menemui Revan dengan segera, dan sekarang, dia mencoba menahan diri dari menghajar Theo dan mendengarkan penjelasan dari pada dokter di depan mereka. "Nona Vanesia hanya mengalami depresi, dia sepertinya trauma akan suatu hal, ketika saya mencoba memeriksanya, dia berteriak histeris, seolah takut di sentuh oleh saya. Jika saya boleh bertanya, apa mungkin ada kejadian di masa lalu Nona Vanesia yang membuatnya sangat takut di sentuh? Terutama laki-laki?",

Revan mengepalkan tangannya, dia mengerti. Vanesia trauma karna Jason, Suami Vanesha, Jason Andrean. Sialan, pria itu memberikan trauma berat pada Vanesia. Tidak heran, gadis itu hampir menjadi korban pemerkosaan. Oleh kakak iparnya sendiri!

"Apa saya sudah boleh melihatnya pak dokter?", Tanya Theo dengan wajah kusut.

Dokter itu mengangguk, "Tapi pastikan tidak mengungkit hal yang akan membuatnya kembali teringat akan traumanya.", Kemudian melangkah pergi meninggalkan Theo dan Revan.

Theo akan melangkah kedalam, dan menemani Vanesia. Tapi Revan sudah terlebih dahulu mencekal tangannya, mendorongnya ke tembok dan menonjok tepat ke wajah-nya sekali dengam keras.

"Ini semua gara-gara kau!!!", Revan memekik.

Theo mendecih, "Jaga mulutmu, Revan Anggara. Dan lepaskan aku, istriku membutuhkanku...",

Revan kembali meninju wajah Theo hingga darah mengalir dari bibir dan juga hidung Theo. "That's for hurting Vanesia, dan ini---untuk mulut dan pikiranmu yang tidak pernah berguna!!!", Revan kembali meninju, dia mendengar samar-samar suara Vanesia, memanggil namanya dengan nada parau.

Revan berjalan meninggalkan Theo di belakang, memasuki ruang rawat Vanesia. Gadis itu mengigau, Revan mendudukkan diri di samping ranjang pasien yang di pakai Vanesia, mengusap lembut tangan munggilnya, membawanya ke mulut dan mengecupnya lama. Tangannya berpindah, mengusap puncak kepala Vanesia, "Kau terluka banyak Sia, tapi kau tidak pernah mencoba membalas mereka. Aku sudah mendapatkan bukti bahwa kau tidak bersalah, aku akan membantumu membalas mereka semua. Aku janji, Sia. I'll promise you...",

Theo diam, memperhatikan, dia jengkel. Melihat bagaimana Revan mencium tangan, mengusap rambut dan memandangi Vanesia dengan penuh cinta.

Is he jealous?

Tidak, Theo segera menepis jauh pikirannya itu. Baginya, Vanesia sama sekali tidak pantas untuk mendapatkan perasaannya, cintanya, sementara gadis itu pernah mencoba untuk menghancurkan pernikahan  kakaknya sendiri, Ya, Vanesia tidak pantas mendapatkan cintanya, cinta dari Theo Ethander.

Sementara itu, Vanesia berada dalam alam bawah sadarnya. Dia mengingat masa lalunya, ketika itu, dia menangis.

--FlashBack--

Ting..Tong..

Di suatu malam, Revan kedatangan tamu. Ini membuatnya heran, dia tidak begitu banyak teman, juga tidak memberitahu orang tentang kediamannya.

"Sia?!", Revan terkejut.

Vanesia yang masih duduk di bangku kelas 3 smk menangis di depan rumahnya, depan pintunya, Revan membawanya masuk dengan cepat, mendudukkannya di sofa dan meminta Bi Ina membuatkan secangkir teh hangat. "Ada apa sama kamu Sia? kenapa kamu nangis begini? Mereka nyakitin kamu lagi? Kali ini apa yang mereka lakukan ke kamu?!", Revan sangat marah. Dia tau, yang paling sering membuatnya menangis adalah keluarganya.

[COMPLETE] Cinta untuk KokoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang