Lima

28 4 1
                                    

Selepas sholat magrib Divka dijemput Myfta untuk makan malam bersama teman-temannya. Dengan piyama bergambar kelinci yang dipadukan dengan cardigan hitam serta rambut yang diikat kuda, Divka keluar dari kamarnya, menuruni tangga. Mobil Myfta sudah terparkir di depan gerbang.

Di dalam mobil, Divka sibuk dengan ponselnya, dan Myfta fokus menyetir. Kurang dari lima belas menit mereka sampai di tenda pecel lele yang pengunjungnya lumayan banyak.

Sudah ada Aroona (Aruna) menunggu. Divka berjalan menghampiri, disusul Myfta.

“akhirnya kalian dateng juga.” Una menatap Divka dan Myfta bergantian. “pasangan mana?”

“gue kira mereka udah kesini duluan.” Jawab Myfta.

“lo kesini naik apa Na?” Tanya Divka karena di parkiran tadi tidak melihat motor Una.

“gue jalan kaki, deket soalnya dari kostan”

“serius? Gue gak tau kostan lo dimana.”

“main makanya, jangan betelor mulu.”

Divka terkekeh.

Saat itu juga Rudi tiba di meja tempat mereka menunggu “sorry bro telat.”

Semua mata tertuju pada kedatangan Rudi dan Fira. Mata Fira sedikit sembab, seperti habis menangis “Ra, are you ok?” Tanya Divka sedikit khawatir.

yes I am.” Jawabnya sambil tersenyum menutupi kesedihan yang sedang ia alami. Fira tidak mungkin menceritakan masalah ini sekarang, dia tidak akan merusak waktu berkumpul bersama teman-temannya hanya dengan menceritakan masalahnya. “Udah pada pesen makan belum?”

Divka mengurungkan bertanya lagi, ia tidak akan memaksa temannya jika belum ingin bercerita.

Kemudian mereka memesan makanan. Sambil menunggu pesanan, mereka membicarakan banyak hal, dari mulai tugas kuliah sampai dosen yang menyebalkan. Obrolan terhenti saat pesanan mereka datang, karena lapar, tak pikir panjang, mereka langsung melahap makanan masing-masing.

Setelah makan di piring masing-masing habis, mereka memutuskan untuk pulang ke kostan masing-masing. Rudi dengan Fira pulang duluan, karena Fira kurang enak badan katanya. Una tidak mau diantar Myfta, jadi Myfta memutuskan langsung pulang.

Di dalam mobil “Myf, lo liat gak tadi Fira kayak abis nangis gitu.”

“iya gue liat.”

“lagi ada trouble sama Rudi?”

trouble di rumahnya, bokap Fira.”

Divka mengangguk-ngangkuk ber-oh karena sudah menegerti apa yang sebenarnya, Ayah Fira menikah lagi sejak mamah Fira kakinya lumpuh akibat kecelakan mobil dua tahun yang lalu.

Tak lama mobil Myfta sudah berhenti di depan gerbang kost. Divka melepas seatbelt “makasih ya Myf.”

Myfta tersenyum “selamat malam Cil.”

Mobil Myfta berlalu. Divka berbalik, berjalan menuju kamarnya di lantai dua. Sesampainya di kamar, ia membuka ponselnya karena tadi saat makan di luar ia lupa tidak membawanya.

Tidak ada notif pesan, hanya notif dari instagram dan twitter.

Eh tunggu.

adammidris followed you

Tidak ambil pusing, Divka meletakan ponselnya kemudian ke kamar mandi, cucu kaki dan gosok gigi.

***

Di tempat futsal, Adam dan Rudi sedang duduk bersebelahan. Setelah pertandingan selesai, mereka berdua istirahat karena kelelahan. Adam melepas kacamatanya, mengelap dengan handuk kecil karena kacanya kotor terkena keringat. Kemudian ia meneguk pocari sweat sampai habis setengah botol
“Rud, kok di instagram Divka banyak foto Myfta ya?”

Rudi yang mendengar pertanyaan itu, menoleh “itu udah banyak yang dihapus bro.”

“tapi masih banyak gitu.” Karena penasaran, Adam menoleh ke Rudi “mereka ada something? Mantan?”

Rudi yang mendengar pertanyaan itu tertawa “eh bambang, mereka itu temenan dari bayi, udah kayak kakak-adek.”

“tapi masih banyak gitu yah fotonya.”

“kenapa si? Lu suka sama Divka?”

“ya gue penginnya dihapus semua tu foto.” Adam menyengir.

“lah emang lu siapanya?” Rudi melemparkan handuk kecil berwarna merah bekas lap keringetnya. Kemudian berdiri.

Adam ikut berdiri, kemudian melempar balik handuk merah “tai lu.”

Mereka berdua tertawa. Jam dinding pada tempat futsal menunjukkan pukul 10.55 malam, setelah berganti pakainan mereka memutuskan untuk pulang.
“lu mau langsung pulang Dam?”

“iya, kenapa emang?”

“ke Hollywood yuk, jenuh banget gue.” Ajak Rudi dengan ekspresi muka frustasi.

Karena tadi Adam dijemput Rudi, Adam mau-mau saja diajak. Toh di rumah juga ia kesepian. Ini ketiga kalinya mereka futsal bersama, jadi cukup akrab. ditambah Adam dan Rudi sama-sama merokok. Di sepanjang jalan mereka lumayan banyak mengobrol.

“lo jenuh karena cewek?” tiba-tiba Adam bertanya.

“kayaknya iya.”

“pacar?”

“bukan pacar gue.”

“yang bener aja masa lo gak punya cewek.”

“hubungan gue complicated banget, bukan pacar tapi gue sasayang ini ke dia. Keluarganya lagi ada trouble.”

Rudi menghela nafas berat.

“maksudnya hubungan tanpa status gitu?”

Rudi menyandarkan tubuhnya ke belakang, karena di depan lampu merah “gue gak bisa liat dia sama cowok lain, gue gak suka liat dia ketawa karena cowok lain. Egois banget kan gue?”

Adam mencerna peryataan Rudi, dia kira permasalahan seperti itu hanya ada di ftv saja, ternyata temannya ada yang mengalami percintaan seperti itu. Creepy sekali.

“kenapa gak lo tembak aja?”

“gak bisa.”

“kenapa?”

“pokoknya gak bisa.” Lagi-lagi Rudi membuang nafas beratnya.

“kok emosi ya gue hahaha.”

Rudi hanya diam, lalu melajukan mobilnya karena lampu sudah menyala hijau. Tak sampai dua puluh menit, mereka sampai di Hollywood. Tak banyak bicara, keduanya memasuki tempat itu, kemerlap lampu dan kencangnya musik yang mengalun membuat setiap pengunjung yang memasukinya terbawa atmosfer dunia malam.

Meskipun Adam anak Bandung, tapi ia jarang sekali ketempat seperti ini, baginya tidur di rumah sangatlah lebih enak dari pada harus ketempat seperti ini. Berbeda dengan Rudi yang terbilang sering ke tempat seperti ini setiap ada masalah. Padahal bisa dibilang Rudi selalu mendapat masalah, jadi kalian bisa menyimpulkan sendiri seberapa sering Rudi ketempat seperti ini.

“mau minum apa lu?” Tanya Rudi yang sedang memesan minuman kepada waiter.

orange juice aja Rud.”

“HAH???”

“gue lagi gak minum bro.”

“Oh. Baik.”

Setelah pesanan datang, keduanya menikmati minuman tersebut. Adam sejak tadi fokus ke ponselnya.

“anjir kepencet.” Adam mengagetkan Rudi yang sedang meneguk minumannya.

“apanya?” rudi bertanya agak kesal karena ia hampir saja tersendak minuman.

“gue nggak sengaja ngelove postingan Divka.”

“mampus hahaha.”

“anjing.”

AMORFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang