Enam

28 4 1
                                    

Jam pada dinding menunjukkan pukul enam pagi. Buru-buru Divka ke kamar mandi mengambil air wudhu kemudian sholat shubuh.
Karena prinsipnya jam seberapapun ia bangun, maka tetap harus sholat shubuh. Tapi jika Bundanya tau, tentulah beliau marah-marah, mengomel dari dapur sampai terdengar ke kamar Divka yang terletak di lantai dua.

Hari ini kelas dimulai pukul delapan empat puluh, setelah sholat, Divka memutuskan untuk rebahan sambil membaca novel.

Saat akan mengambil novel, mata Divka terarah pada ponselnya. Ia mengambilnya kemudian membukanya. Ada beberarapa notifikasi. Salah satunya:

adammidris liked youre photo.

Divka reflek membuka notif tersebut, tapi nama Adam tidak ada "lah kok gak ada?" Gumamnya heran. Meski sudah ia refresh berkali-kali, nama Adam tetaplah tidak muncul di notifnya.

Divka mengembalikan tampilan pada menu home.

Notifikasi ke dua:

11.25 pm M Adam Idris add youre friend.

Divka menyergitkan dahi "ni anak dapet kontak gue dari siapa deh?"

11.26 pm M Adam Idris send a massages

M Adam Idris: besok lo gue jemput jam setengah 8

Divka terkejut setelah membaca pesan itu "ni anak kurang tidur apa gimana si. Aneh banget tiba-tiba gini."

Ibu jari Divka bergerak, menuliskan balasan untuk Adam.

Divka Aprillia: hah?

Karena pesannya tak kunjung dibaca, Divka memutuskan melanjutkan aktifitas membaca novelnya.

Saat sedang serunya membaca, notif dari ponsel mengganggu konsentrasinya. Terpaksa Divka membuka pesan tersebut.

M Adam Idris: gue kesitu lo harus udah siap ok?

M Adam Idris: gue mau siap-siap dulu

M Adam Idris: baru bangun soalnya hehe

Divka tersenyum membaca pesan terakhir Adam "Gue gak nanya lo baru bangun atau nggak."

Divka buru-buru memberi pembatas baca novel kemudian mandi dan bersiap-siap.

Karena bukan tipe cewek yang suka berdandan, cukuplah hanya memakai pelembab dan lipice, lima belas menit Divka sudah siap.

M Adam Idris: gue udah di depan

Divka Aprillia: ok

Divka menyambar tas navy dan menyampirkan di sebelah pundaknya.

***

Di dalam mobil, jari tangan Adam mengetuk-ngetuk stir mobil karena jujur saja ia agak gugup.

Dilihatnya dalam kaca mobil, Divka mengenakan kaos putih polos yang ditutup dengan kemeja navy tanpa dikancing, lengan kemeja digulung sedikit. Tak sadar, ujung bibir Adam tertangkat ke atas, ia tersenyum, melihat Divka sepagi ini adalah kesempatan dari Tuhan yang tak boleh ia sia-siakan. Adam mengambil ponselnya, memotret Divka yang rambutnya sedang diterpa sedikit cahaya matari membuat sosok Divka sangatlah cantik.

"Hey" sapanya agak awkward.

Divka agak kaget saat mendapati di mata Adam ada kacamata. Padahal kemarin belum. Ingin bertanya apakah Adam minus, tapi ia urungkan.

"Temenin gue sarapan dulu ya Div. Lo mau apa?"

"Terserah lo aja."

"Bubur ayam mau? Gue tau tempat jualan bubur ayam yang enak."

AMORFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang