Entah kenapa dia memilihku untuk menjadi saksi kehidupannya. Tentang betapa kejinya hidup mempermainkan dirinya. Seorang gadis lugu dengan otak pintar diatas rata-rata, hasrat yang cukup gila, terpenjara dalam kodratnya sebagai anak dari keluarga yang agamis, menjadi buronan suaminya. Aku bukan siapa-siapa, hanya seseorang yang lewat dan tiba-tiba diberi sekantong sampah kehidupannya yang penuh lara. Bilur-bilur di hatinya bahkan tidak menyisakan tempat untuk memperlihatkan warna aslinya. Semua lebam menghitam menyiratkan kepedihan yang cukup mendalam...
Tenggelam dalam tangis...
Merintih dalam diam...
Aku mengenalnya dengan nama Nisa. hanya secuil itu nama yang ku tau, tanpa ku kenal nama aslinya. tapi dia membukakan tabir untuk mengenal sejati dirinya. Gadis muda yang menginjakkan kaki di Jogjakarta seusai melepas masa sekolahnya dan mencoba untuk menuntut ilmu kedokteran di universitas besar di Jogjakarta. Gadis kampung dengan cita-cita raksasa dan semangat baja untuk mengubah nasibnya dan keluarga dikampungnya.
Semua berjalan dengan baik sampai suatu ketika di perjalanan tahun keduanya kuliah, orangtuanya tidak mampu mengiriminya uang karena sawah yang gagal panen. Dengan tabungan yang dimiliki, Nisa masih berusaha survive untuk tetap hidup tapi kebutuhan kuliahnya tidak bisa lagi tercover. Pikirannya semakin berat setelah tau kabar keluarganya terlilit hutang besar demi menyokong kuliahnya di Jogja.
Dalam kesedihan Nisa mencoba mengubur perlahan mimpinya, langkah hidupnya berubah gontai. langkahnya menuju gelap. Mengharapkan hadirnya pangeran tampan untuk menyelamatkan hidupnya hanyalah ada di dongeng masa kecil saja. Kenyataannya tidak ada satupun yang mau membantu tanpa pamrih apapun. Disinilah sisi gelap Nisa dimulai.
Semua berawal perkenalan Nisa dengan Stella yang dikenalnya dari Dwi, teman satu jurusan Nisa. Gadis tomboy yang tampak begitu santai menikmati hidupnya. Sesama anak rantau membuat mereka cepat akrab. sering kali Stella datang dan menginap di kost Nisa. Perubahan Nisa yang semakin murung terendus oleh Stella. bagai malaikat Stella ingin mencoba menolong Nisa. Hanya saja.. Dia malaikat dari gelapnya kehidupan. Ditunjukkannya bagaimana uang dengan mudah datang padanya hanya dengan menggadaikan urat malu dan kemaluannya.
Nisa berontak, dia merasa jijik bila harus melakukan itu. Tapi dia terhimpit. Masalah semakin pelik ketika didengar kabar dari kampung tentang rentenir yang menggasak kehidupan keluarganya disana. Uang yang didapat dari pekerjaan sambilannya tidak mampu merubah apapun yang terjadi di kampung sana. Nisa terisak.. Jiwanya terdesak.. Rasa sedih yang teramat sangat menyeruak menguras tingkap-tingkap airmata yang mungkin sebentar lagi habis terburai.
Stella iba melihat Nisa yang begitu tertekan. Dikenalkannyalah Nisa ke Charles, seorang pria matang yang bekerja pada sebuah LBH. Seseorang yang dipandang bisa membantu permasalahan perjanjian hutang keluarga Nisa dengan rentenir keparat itu.
Tak butuh waktu lama Charles mengatasi permasalahan hutang tersebut. Dengan gertakan kecil membuat angka segunung yang tidak masuk akal berubah kembali menjadi sejumlah nominal yang dipinjam dikurangi beberapa angsuran yang sudah dibayarkan oleh Nisa.
Disini masalah berakhir? Jangan harap.. Justru dari sinilah perjalanan Nisa menuju gelapnya dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Gelap
RandomAku bukan siapa-siapa, hanya seseorang yang lewat dan tiba-tiba diberi sekantong sampah kehidupannya yang penuh lara. Bilur-bilur di hatinya bahkan tidak menyisakan tempat untuk memperlihatkan warna aslinya. Semua lebam menghitam menyiratkan kepedih...