Mina menatap Taeyong penuh tanda tanya. Ia menunggu pria berwajah bak anime jepang dengan ekspresi dingin itu menyelesaikan kalimatnya. Rasa penasaran mengerubungi otaknya dan dia tidak sabar mendengar kelanjutan kalimat Taeyong. Akan tetapi wajah Taeyong yang tadinya terlihat kejam dan mengancam sekilas berubah, matanya berbinar seakan-akan terbesit suatu ide yang tiba-tiba muncul di benaknya, ide yang tadi tidak terpikir bahkan terlintas diotaknya.
Taeyong mendelik kanan-kirinya, bermaksud melirik teman-teman dan kaki-tangannya dibelakang sana. Lalu dengan suara pelan bahkan hampir setengah berbisik Taeyong mendekatkan wajahnya dan berkata.
“ Cium aku,”
Sontak saja Mina membelalakkan matanya, dan bibirnya yang terkatup kini terbuka sedikit memperlihatkan celah. Mina terperangah. Ia merasa pria dihadapannya ini sengaja mempermainkannya didepan teman-temannya agar mereka berpikir dia hanya perempuan murahan yang juga bisa takluk kepada pesona Taeyong. Melihat Mina yang ragu-ragu, Taeyong menyunggingkan seringai disalah satu sudut bibirnya.
Srett!
Taeyong membelalakkan matanya ketika perempuan dihadapannya menarik kerah bajunya, dan otomatis membuat wajah mereka begitu dekat. Sekilas jantung Taeyong jadi berdegup karena dia mengira Mina benar-benar akan menciumnya, dan dia belum siap, dalam perkiraannya Mina akan mempertimbangkan.
Mina menekan tipis bibirnya, tangannya masih meremat leher baju Taeyong, tentu saja ia bukan mau mencium pria berponi itu. Dan yang tak Taeyong duga, Mina menjedutkan dahinya ke dahi Taeyong.
“ Bahkan jika hanya kau laki-laki didunia ini, aku akan lebih memilih mencium tembok!” Mina pergi. Seluruh seisi ruangan tak terkecuali Taeyong tercengang, mulut mereka terbuka selebar-lebarnya secara reflek. Dan mata khas asia timur merekapun terbelalak. Ini pertama kalinya Yuta, Winwin, dan Ten melihat teman mereka itu dilecehkan oleh seorang perempuan, dan notabennya bukan siapa-siapa!
“ Kau tidak apa-apa? “ Ten lekas menghampiri Taeyong yang masih menyentuh jidatnya, kepalanya mendadak terasa begitu pusing dan sakit, rasanya seperti ia kejedut tembok sungguhan. Ia tidak pernah mendapatkan kekerasan sebelumnya, dan baginya kekerasan yang ia dapatkan hari ini sungguh ekstrim.
“ Dia.. bilang.. apa? Mencium? “ Winwin mengernyitkan dahi sambil menatap pintu, dimana Mina pergi lima belas menit yang lalu. Taeyong teringat dan otaknya langsung berputar mencari alasan, menutupi pernyataannya pada Mina barusan.
***
“ Dia benar-benar sudah gila! Aku rasa dia harus memeriksakan isi kepalanya ke dokter yang bersangkutan?! “ sepanjang perjalanan Mina terus-menerus mengumpat akibat permintaan Taeyong yang menurutnya tidak sopan dan tidak etis. Bukankah Taeyong berada dari kalangan atas yang sangat atas? Mengapa perilakunya sama sekali tidak selaras dan menyimbolkan kastanya?
***
“ Apa hanya perasaanku saja atau.. aku rasa teman Taeyong itu sangat mirip dengan orang yang memukul kru kita di tempat penculikan waktu itu,” ujar Jaehyun yang tengah duduk didalam mobil bersama Taeil, mereka dalam perjalanan pulang setelah mendapatkan ‘ceramah’ atau lebih tepatnya teguran peringatan dari Taeyong karena kelalaian mereka.
“ Yang mana? “ tanya Taeil pada pria disebelahnya yang berbicara tanpa sedikitpun menoleh padanya, hanya saja mata Jaehyun tampak menerawang seseorang yang dibicarakannya.
“ Pria.. yang terlihat seperti orang cina itu,”
“ Aku tidak memperhatikan mereka,” jawab Taeil terus terang tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan kemudinya.
YOU ARE READING
Prince of Highschool (학교 왕자) 👑 [Taeyong X Mina]
Fanfic👑👑👑 Mina is a Japanese student who is studying in Korea because of the student exchange system. Mina is a clever student, talkless, listen more and keep to attent. Encountered with four famous Asian princes known as A4 or 'Asia Four'. Why 'Asia F...