Pintu dorong kelas 12-5 terbuka memperlihatkan seorang pria dengan kaca mata bulat yang bertumpu pada hidung bangirnya menoleh kaget. Mata sipitnya sedikit membulat melihat pria yang masih berdiri diambang pintu. Tak terlalu memedulikan, pria di ambang pintu segera masuk dan memilih tempat duduk paling belakang dekat jendela. Ia segera menaruh kepalanya yang masih terasa berat di meja kayu tersebut.
Pria berkacamata kembali memusatkan perhatiannya pada buku tebal dimejanya. Pria yang duduk dibaris depan dengan nametag 'Bae Jinyoung' yang di sematkan pada dada sebelah kirinya memang selalu datang lebih awal. Jarak rumah yang jauh membuat dirinya memilih untuk datang lebih pagi, menghindari macet di beberapa tempat yang memang rawan.
Jinyoung terpilih menjadi ketua kelas. Bukan suatu hal yang mencengangkan mengingat dirinya memang selalu menjadi pusat perhatian para guru disana. Sekalipun memilih perpustakaan sebagai tempat favoritnya, Jinyoung bukan pria yang susah bergaul. Ia memiliki kelompok belajar dan aktif dalam beberapa organisasi sekolah.
Pria yang duduk diujung sana? Jelas Jinyoung tahu. Bahkan satu sekolah mengenalnya. Lai Guanlin. Pria dengan tinggi dan ketampanan diatas rata-rata itu selalu menjadi buah bibir siswa siswi pada saat istirahat, pulang sekolah, bahkan jam kosong sekalipun. Bukan hal yang baru jika namanya selalu dipanggil melalui pengeras suara. Hobinya yang sering adu jotos dengan beberapa kakak kelas lalu, serta murid sekolah sebelah membuat dirinya sering menerima surat peringatan.
"Jinyoung"
Terlalu asik dalam lamunannya membuat Jinyoung tidak mendengar seseorang memasuki kelasnya dan berdiri tepat disamping mejanya sekarang. Ia segera menoleh pada pria yang kini tengah menunggu sapaan yang sebelumnya ia ucapkan.
"Asik banget bacanya ampe ga denger gua dateng"
Cengiran ia balas setelah mendengar candaan dari temannya sejak kelas 10 itu. Lee Daehwi. Pria ceria yang selalu memberikan energi positif jika Jinyoung sedang dilanda masalah. Daehwi memang tempat yang tepat untuknya berbagi cerita.
"Hahaha lagi asik, lagi klimaksnya ini"
Salah jika berpikir Jinyoung membaca buku pelajaran, justru novel misteri lah yang menjadi favoritnya.
"Belakang lu gaada orang kan? Gua disitu yak?"
Daehwi menunjuk meja kosong tepat di belakang Jinyoung. Daehwi memang selalu berada tepat dibelakang Jinyoung. Jika ulangan atau diminta menjawab pertanyaan, Daehwi dengan cepat meminta bantuan Jinyoung. Jujur saja, Jinyoung ini bukan tipe teman pintar tapi pelit. Dia justru sering memberikan beberapa jawaban pada Daehwi jika temannya itu bertanya. Bukan keseluruhan jawaban, Daehwi juga tahu diri.
"Eh eh"
Setelah menempatkan bokongnya pada kursi tepat di belakang Jinyoung, Daehwi mulai mengajak pria kelahiran 2000 itu berbicara. Jinyoung sudah terbiasa dengan hobi Daehwi yang gemar bergosip ini, berkat Daehwi, Jinyoung bukan pria yang kurang update.
"Itu Guanlin?"
Suaranya setengah berbisik sambil menunjuk pria yang tengah tertidur di bangku paling pojok. Jinyoung menjawabnya dengan anggukan. Reaksi yang berlebihan Daehwi perlihatkan pada Jinyoung. Ia tengah membuka lebar mulutnya dengan tangan yang menutup rapat mulutnya yang mungkin akan semakin terbuka lebar.
"Gila. Bakalan panas banget ini kelas"
Jinyoung menukikkan alisnya. Geli mendengar perkataan Daehwi yang kelewat berlebihan itu. Daehwi ini memang suka dengan pria tampan, Guanlin salah satunya. Ia selalu bersemangat tiap kali menceritakan tentang Guanlin atau mendengar cerita dengan Guanlin sebagai tokoh utamanya.
"Lu dari tadi berduaan sama dia dikelas?"
Jinyoung mengangguk tanpa ragu. Tidak ada salahnya bukan berduaan dikelas dengan Guanlin selama mereka tidak melakukan hal yang macam-macam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons •Pandeep ☑️
Hayran Kurgu[Short Story] Sampai ketika Guanlin dan Jinyoung di pertemukan pada kelas yang sama. Salah satunya tertarik dengan yang lainnya. Entah karena alasan apa namun keduanya merasakan getaran yang sama. Cinta?