[10/10]

3.1K 340 80
                                    

Guanlin bingung, dua minggu terakhir ini Jinyoung terus menghindarinya. Niat Guanlin ingin menunjukkan rambut blonde barunya malah dihadiahi reaksi tidak peduli dari Jinyoung, bahkan pria Bae itu tidak sekalipun menatapnya.

Ketika masuk sekolah, Jinyoung selalu datang paling akhir mendekati bel masuk berbunyi. Benar-benar tidak seperti biasanya. Ketika pulang pun juga seperti itu, Jinyoung akan terang-terangan mengajak Daehwi pulang bersama tepat ketika bel pulang berbunyi. Dirinya tidak sekalipun memberikan Guanlin waktu untuk mendekatinya. Bahkan Guanlin sudah menelpon serta mengiriminya beribu pesan, namun nihil. Jinyoung tak pernah sekalipun membalas.

Kali ini Guanlin sudah tidak tahan. Jika mereka terus seperti ini, mereka tidak akan pernah kembali seperti sebelumnya. Setidaknya jika alasan Jinyoung masuk akal mungkin ia akan mengerti, yang penting Guanlin tahu apa alasan Jinyoung menjauhinya. Jujur saja, Guanlin sangat merindukan pria Bae itu.

"Jinyoung"

Guanlin mendekati Jinyoung yang tengah membaca di kelas. Bukan lagi perpustakaan tempat yang dituju Jinyoung ketika istirahat, ia lebih memilih membaca di kelas sekarang. Jinyoung tidak menjawab, bahkan menoleh kearah Guanlin saja tidak ia lakukan.

"Kamu kenapasi?"

Masih. Jinyoung masih tidak menjawab dan mencoba fokus pada buku yang tengah ia baca.

"Jinyoung. Liat aku dulu dong"

Jinyoung menatap kearah Guanlin tanpa ekspresi apapun. Sialan. Pria Lai itu tengah menatap Jinyoung dengan ekspresi memohonnya.

"Aku ada salah?"

Jinyoung bingung. Ia juga tidak mengerti kenapa juga dirinya menjauhi pria Lai. Dirinya bahkan bukan siapa-siapa jika mengingat status mereka. Jinyoung hanya merasa dirinya kesal tiap kali melihat Guanlin. Kejadian tentang Guanlin yang dicium pria dari kelas 12-2 terus terbayang dalam ingatannya.

"Ngapain disini? Mau nyontek tugas yak?"

Daehwi berdiri didepan meja Jinyoung untuk melihat tugas si pria Bae. Baru kali ini dirinya melihat Guanlin berbicara dengan Jinyoung, maka dari itu si pria Lee asal menuduh Guanlin yang mungkin ingin melihat tugas matematika milik Jinyoung.

"Mau liat mtk?"

Kini Jinyoung bertanya pada Daehwi, ia menyela Guanlin yang sepertinya akan menjawab pertanyaan Daehwi sebelumnya. Daehwi mengangguk sebagai jawaban, ia lalu tersenyum sampai giginya yang berjejer rapih terlihat jelas.

"Ambil aja dikolong, gua mau ke kamar mandi dulu"

Jinyoung bangkit dari kursinya. Ia memberikan isyarat melalui matanya kepada Guanlin untuk mengikutinya. Guanlin menurut dan hanya mengikuti Jinyoung tanpa berbicara apapun. Rooftop menjadi tempat tujuan Jinyoung karena hanya tempat itulah yang aman bagi keduanya untuk berbicara.

Ketika pintu rooftop tertutup, Guanlin langsung menghamburkan tubuhnya ke pelukan Jinyoung. Jinyoung kaget sehingga tubuhnya sedikit tersungkur kebelakang.

"Lepasin ih. Gabisa napas"

Bukannya melepaskan pelukan, Guanlin malah semakin mengeratkannya. Guanlin menaruh dagunya pada pundak Jinyoung, menghirup wangi strawberry si pria Bae yang sangat ia rindukan. Jinyoung yang memiliki tubuh lebih kecil dari Guanlin tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan pria itu.

"Kangen"

Guanlin berucap lirih tepat di telinga Jinyoung. Sungguh. Jinyoung tidak tega mendengarnya. Ia juga merindukan si pria jangkung itu.

"Guanlin..."

"Hm?"

Guanlin melepaskan pelukannya, di pegangnya kedua pundak Jinyoung. Guanlin menatap dalam manik pria didepannya yang sukses membuat jantung pria dengan wajah kecil itu mulai berdetak tak menentu.

Reasons •Pandeep ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang