Beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi, namun Jinyoung sama sekali belum melihat batang hidung si pria jangkung. Sekalipun Guanlin sering membolos, ia tidak pernah datang telat kesekolah. Guanlin bahkan selalu datang pagi beberapa menit setelah Jinyoung sampai di kelas. Apa mungkin hari ini pria itu tidak masuk?
"Misi. Bisa tolong panggilin Guanlin?"
Teman sepergaulan Guanlin, Kang Daniel menyembulkan kepalanya dari balik pintu geser kelas 12-5. Daniel bertanya pada Daehwi yang kebetulan sedang mengobrol dengan anak yang lainnya tepat disamping pintu, mereka hanya diam mematung seperti tidak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat. Daniel termasuk pria tampan yang dikagumi banyak orang sama halnya dengan Guanlin, tidak heran mereka tidak dapat berkata-kata bahkan sudah ada beberapa yang hampir pingsan karenanya.
Setelah lama tidak mendapat jawaban, Jinyoung yang kebetulan duduk tidak jauh dari pintu dan mendengar pertanyaan Daniel berinisiatif untuk mendekat.
"Guanlin gamasuk, udah jam segini belom dateng. Saya ketua kelasnya, ada yang bisa dibantu?"
"Oh, ini. Tolong titip ini baju buat dia ya. Dia punya dua baju, yang satu gua pinjem soalnya baju gua ilang. Bilang dia makasih"
Daniel menyerahkan paper bag pada Jinyoung. Namun Jinyoung tidak langsung menerimanya, ia terdiam menatap paper bag yang disodorkan Daniel. Pikirannya kini tengah mengulang ucapan Daniel barusan.
"A-ah oke"
Tidak ingin membuat Daniel menunggu lama, Jinyoung segera mengambil paper bag tersebut. Daniel tersenyum ramah, tanpa basa-basi ia segera melenggang pergi meninggalkan Jinyoung yang masih membisu. Ah sial. Sepertinya Guanlin tidak mengganti bajunya yang basah kemarin, mungkin saja alasannya tidak masuk hari ini karena sakit. Jinyoung jadi merasa bersalah.
Jinyoung kembali melangkahkan kakinya memasuki kelas. Rasa bersalah kini tengah mendominasi pikirannya. Bagaimana bisa Jinyoung tidak berpikir untuk memastikan Guanlin mengganti bajunya lalu setelah itu ia baru kembali kerumah. Guanlin pasti pulang dengan baju yang masih basah.
Jinyoung memasuki ruang guru dengan hati-hati, kakinya membawa dirinya pada meja Pak Yoon yang sudah dihafalnya. Terlihat guru sejarahnya itu tengah berkutat pada komputer miliknya dan melirik kearah Jinyoung ketika pria itu mulai mendekat."Ah Jinyoung, mau ketemu saya?"
Pak Yoon menoleh kearah Jinyoung yang masih berdiri disamping mejanya. Niat Jinyoung menemui Pak Yoon adalah untuk meminta maaf perihal kejadian membolos kemarin. Jinyoung tahu, Pak Yoon pasti tidak mengadukan Jinyoung dan Guanlin ke wali kelas mereka karena sampai jam istirahat keduapun namanya belum juga disebutkan melalui pengeras suara.
"Begini pak.."
Pak Yoon sepertinya mengerti bahwa Jinyoung ingin menjelaskan kejadian kemarin. Sedari tadi ia memang menunggu Jinyoung untuk menjelaskan, karena ia yakin pria peringkat satu itu tidak mungkin membuat ulah di tahun terakhir sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons •Pandeep ☑️
Fanfiction[Short Story] Sampai ketika Guanlin dan Jinyoung di pertemukan pada kelas yang sama. Salah satunya tertarik dengan yang lainnya. Entah karena alasan apa namun keduanya merasakan getaran yang sama. Cinta?