[2/10]

2.3K 375 25
                                    

Guanlin tengah membawa dua box besar yang berisi buku-buku menuju perpustakaan. Bukan lagi surat peringatan yang Guanlin dapat setelah kemarin membolos pada hari pertamanya. Ia kini diminta untuk menjaga perpustakaan saat jam istirahat. Bukan hanya itu, ia juga diminta untuk membawa buku yang baru saja disumbangkan lalu menatanya disana.

Brugh

"Hhh sialan berat banget"

Guanlin menaruh dua box besar tersebut pada salah satu meja. Pertama-tama ia akan menetralkan deruan napasnya terlebih dahulu, lalu mulai menata buku didalam perpustakaan ini. Ini pertama kalinya bagi Guanlin masuk perpustakaan. Suasananya yang hening bukan lah tipe Guanlin. Hanya ada lima sampai sepuluh murid yang duduk disana. Ingin rasanya Guanlin bertanya pada salah satu diantara mereka jika saja mereka tahu letak yang pasti untuk menaruh banyak buku yang berada di dekatnya sekarang. Guanlin jelas malas untuk berputar menemukan jenis buku yang tepat, ia hanya butuh bimbingan. Sungguh.

"Ngapain disini?"

Pria yang baru saja masuk dengan buku tebal dan kacamata bulatnya yang hanya ia pakai saat membaca sedikit dikejutkan dengan kehadiran Guanlin di perpustakaan yang sama sekali bukan tempatnya.

"Hukuman"

"Bukan surat peringatan?"

"Guru pembimbing bosen ngasihnya"

Setelah beroh ria, pria dengan kacamata segera melanjutkan langkahnya untuk memilih tempat duduk yang pas saat membaca buku misteri miliknya.

"Eh Bae Jinyoung"

Pria dengan nama Bae Jinyoung menoleh. Sedikit bingung karena Guanlin, pria yang terlihat cuek dengan sekitarnya, ternyata mengenali dirinya.

"Oh lu kenal gua"

"Tadi baca nametag lu"

Jinyoung terdiam kikuk. Malu lebih tepatnya karena salah mengira. Mana mungkin juga pria seperti Guanlin mengenal dirinya yang lebih sering menghabiskan waktu di perpustakaan dan jarang bergaul dengan orang sekitar jika bukan dalam organisasi.

"Lu pasti sering ke sini kan? Bantuin gua mau?"

"Apa?"

"Beresin ini"

Guanlin menempatkan tangannya pada kedua box di atas meja tidak jauh dari tempatnya berdiri. Memohon bukan lah tipenya, namun Guanlin hanya ingin kegiatan menata buku diperpustakaan ini cepat selesai. Lagipula ia juga ingat dengan pria bernama Bae Jinyoung ini, mereka bertemu saat pulang sekolah kemarin jika Guanlin tidak salah ingat.

"Oh gampang"

Jinyoung mendekat, ia mengeluarkan beberapa buku dari box besar tersebut. Jinyoung melepaskan kacamatanya dan menaruhnya tidak jauh dari tempatnya berdiri, pegal juga jika harus berlama-lama menyangga kacamata bulat.

"Keluarin ini dulu, baru susun berdasarkan jenisnya"

"Itu dia. Gua gatau jenisnya"

"Yang ini ensiklo, ini antologi, ini biografi, ini..."

"Ini?"

Guanlin menunjuk buku, lebih tepatnya majalah dengan tulisan 'Playboy' diatasnya dan ada seorang wanita dengan pakaian mini tengah berpose seductive. Jinyoung membulatkan matanya. Ia buru-buru memalingkan wajahnya setelah melihat gambar yang tidak senonoh tersebut.

"Ih apaansi, gausah bawa bawa koleksi lu lah"

Tawa Guanlin mengisi berbagai sudut perpustakaan. Ia senang melihat ekspresi Jinyoung yang baginya lucu, wajahnya sedikit memerah karena melihat gambar wanita tersebut. Jinyoung langsung menatapnya tajam, suara tawa Guanlin ini benar-benar mengganggu. Beberapa pasang mata kini menatap mereka berdua dengan kesal. Jinyoung memukul lengan Guanlin untuk menghentikan tawanya yang semakin menjadi, ia juga segera meminta maaf pada pengunjung perpustakaan yang merasa terganggu.

Reasons •Pandeep ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang