Guanlin menghentikan mobilnya didepan supermarket 24 jam, ia berniat membeli beberapa minuman kaleng untuk menghilangkan kantuk. Guanlin tidak tahu dimana rumah Jinyoung dan ketua kelasnya itu kini tengah tertidur pada jok mobil disebelahnya, ia tidak ingin membangunkannya karena melihat wajah lelah si pria Bae, jadi Guanlin memutuskan untuk menunggunya bangun.
Guanlin berkutat dengan ponsel miliknya, sesekali ia meneguk minuman kaleng yang sudah ia beli. Ia melirik sekilas pada arloji di pergelangan tangan kirinya, jarum panjang menunjuk pukul 12 sedangkan jarum pendek menunjuk pukul 10. Sudah sekitar 15 menit Guanlin menunggu Jinyoung bangun, jika terlalu lama Guanlin bisa ikut tertidur.
Guanlin menatap wajah pria yang kini tengah tertidur disebelahnya, wajah kecil yang terlihat sangat manis yang bisa membuat siapapun yang melihatnya merasakan ketenangan, seperti yang kini tengah Guanlin rasakan. Guanlin memperhatikan tiap lekuk wajah Jinyoung, tanpa sadar ia menyunggingkan senyum tipis. Ingin rasanya ia mengabadikan moment langka ini. Berhubung ponsel kini tengah berada di genggamannya, Guanlin memutuskan untuk membuka aplikasi camera dan mengarahkan kamera belakangnya pada wajah Jinyoung.
Cekrek
Ah sial. Bodohnya Guanlin. Ia lupa flash pada ponselnya akan menyala otomatis pada tempat yang gelap. Belum lagi ia tidak men-silent ponselnya, Guanlin buru-buru menyimpan kembali ponsel pada saku celananya sebelum Jinyoung memergokinya. Beruntung ia dapat mengambil satu foto si pria Bae ketika tertidur.
Jinyoung yang merasa terganggu dengan cahaya dan suara dari ponsel Guanlin mulai membuka matanya perlahan. Ia mengucek matanya dengan punggung tangannya, otaknya mulai berpikir dimana sekarang ia berada ketika pandangannya ia edarkan pada sekitar. Guanlin yang berada disebelahnya tengah meneguk minuman kalengnya dan berpura-pura seakan tidak terjadi sesuatu.
"Kita dimana?"
"Supermarket, gua aus pengen beli minum"
"Dari tadi disini?"
"Ga juga, ini gua baru balik"
Jinyoung tidak menanggapi perkataan Guanlin karena sejujurnya ia masih sangat mengantuk. Guanlin mulai melajukan mobilnya, membawa mereka menjauhi supermarket.
"Kasih tau arah rumah lu"
"Masuk komplek yang didepan, abis itu belok kiri"
Guanlin memperlambat kecepatan mobilnya, takut jika saja rumah Jinyoung terlewat. Ternyata komplek rumah Jinyoung tidak jauh dari Supermarket tempat mereka berhenti tadi. Perjalanan dari apartement Guanlin kerumah Jinyoung membutuhkan waktu hampir 30 menit, kini Guanlin mengerti mengapa Jinyoung selalu datang pagi kesekolah.
Setelah Guanlin perhatikan, jarak halte bus dengan komplek perumahan Jinyoung terbilang jauh dan daerah abc terlihat sangat sepi ketika sudah malam, entah apa yang akan terjadi jika Guanlin tidak mengantarkan Jinyoung pulang. Seharusnya Jinyoung mengucapkan banyak terima kasih pada pria baik hati seperti Guanlin ini.
"Itu yang kuning"
"Ini?"
"Hm"
Guanlin menghentikan mobilnya tepat didepan rumah kuning dengan nomor 101 itu. Rumah berlantai dua yang terlihat simple dengan taman didepannya, seperti rumah pada umumnya. Jinyoung melepas seat belt lalu segera menggendong ranselnya yang ia taruh dibawah jok mobil.
"Makasih, hati-hati yaa"
Jinyoung tersenyum singkat pada Guanlin. Sebelum Jinyoung sempat membuka pintu mobil, tangan Guanlin menggapai pergelangan tangannya. Jinyoung yang sudah sangat lelah hanya menatap wajah Guanlin, dari pandangannya Guanlin mengerti bahwa Jinyoung ingin cepat masuk dan merebahkan dirinya di tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons •Pandeep ☑️
Fanfiction[Short Story] Sampai ketika Guanlin dan Jinyoung di pertemukan pada kelas yang sama. Salah satunya tertarik dengan yang lainnya. Entah karena alasan apa namun keduanya merasakan getaran yang sama. Cinta?