Setelah menunggu satu jam, akhirnya hujan pun berhenti, aku pun segera membuka aplikasi kendaraan online digawaiku, setelah menunggu beberapa menit ojek online pesananku pun sampai, aku pun segera mengenakan helm yang diberikan pengemudinya, sebelum mengenakannya aku pun seperti biasa mengenakan headset lalu memasukan kembali gawai milikku kedalam saku rok. Jangan ditiru yang teman - teman jika sedang akan menaiki kendaraan, sepertinya hal ini tidak safety ready. namun, kebiasaan ini memang sulit hilang, apalagi saat mendengarkan lagu melow dan disertai melihat semburat langit menuju senja yang terlukiskan kala malam akan menjemput, cukup menenangkan hati dan mengabaikan sedikit penat sehabis beraktifitas.
Perjalanan dari sekolah menuju rumah tidaklah jauh, cukup menempuh waktu dua puluh menit hingga bisa sampai, namun hari ini sepertinya akan tampak berbeda, dikarenakan sehabis hujan, serta adanya penggalian pipa gas diarea sisi jalan dan bersamaannya jam pulang para karyawan pabrik sekitar membuat jalanan tampak ramai sehingga mengakibatkan kemacetan, suara bising dari klakson kendaraan dan beberapa suara para pengendara yang saling memaki karena merasa paling benar dan rasa egois untuk segera mencapai tempat tujuan, membuat keadaan jalan yang seharusnya sedikit damai menjadi bising dan ricuh, aku pun tidak terlalu memperdulikan walau suaranya cukup menusuk telinga, padahal aku sudah menggunakan headset dengan volume full, tapi entah kenapa suaranya masih bisa menembus, aneh.
Akhirnya motor yang kunaiki pun mulai melaju sedikit demi sedikit
Demi menghilangkan kecanggungan, abang ojek online tersebut mulai membuka percapakan, mungkin guna menghilangkan sedikit jenuh dijalan
"Neng , kelas berapa ? kok pulangnya sore banget"
Setelah sang pengedara ojek online itu mengulangi kalimatnya untuk kedua kalinya lalu aku pun melepas headset sebelah kananku
"Oh, maaf bang saya pakai headset. tidak terdengar"
Abang ojek online tersebut pun menghentikan percakapannya, dan mulai fokus melajukan motornya yang sedikit lagi akan sampai menuju perumahan yang aku tinggali, tinggal belok kekanan, lalu lurus kemudian belok kiri dan sampai.
Sebelumnya mengapa aku tidak menjawab ? karena samar - samar terdengar takutnya salah, oleh sebab itu aku mencoba menegaskan benar atau tidak sang abang ojek online ini mengajak berbicara atau bukan.
Sesudah sampai didepan rumah, aku pun mengeluarkan uang untuk pembayaran ongkos kendaraan, lalu tak lupa juga si abang ojek online meneriaki saat aku hendak melangkah membuka gerbang
"Mba, jangan lupa ya bintang lima nya, hehe"
Aku pun menoleh , sembari tersenyum dan mengangguk, kemudian kembali melangkah menuju rumah
"Agatha pulang"
Mamih dari arah dapur menghampiriku lalu memelukku tiba - tiba
"Anak mamih satu - satunya pulang, mamih kangen banget!!"
"Ih mih, apaan sih tumben banget peluk - peluk, bau bumbu masakan tahu"
"Hehe, maaf. oh iya mamih masak pepes tahu kesukaan kamu loh , makan ya"
"Iya, agatha mau menaruh tas dulu kekamar"
"Jangan lupa , mandi dulu!"
Saat hendak melangkah menaiki tangga menuju kamar , tiba - tiba mamih berbicara cukup lantang dengan nada yang sedikit meledekku
"Sweater kamu bagus," mamih pun tampak tersenyum sembari kembali menuju dapur
Aku sontak terkejut dan lupa, akan sosok hoodie yang aku kenakan ini, hoodie berwarna hitam disertai tali berwarna putih dikedua sisi dekat topi hoodie tersebut yang dipinjamkan langit tadi.
YOU ARE READING
Langit
Teen FictionApakah kamu pernah memendam perasaan kepada seseorang ? apa yang akan kamu lakukan ? apakah kamu akan mengungkapkannya ? atau membiarkan ia tersimpan rapat bertahun - tahun dalam suatu map yang tersusun rapih kemudian ditaruh dalam suatu lemari ya...