Suit and Lips 002 :
(Responsibility Accident)▪️
Biarkan aku mencoba bersamamu,
Karena aku hanya berpikir bahwa kau adalah takdirku.
▪️(vote before you read please)
🔹🔹🔹
Jeon Jungkook terbangun dengan mood terburuk sepanjang dua puluh dua tahun kehidupannya.
Pemuda Jeon bangkit dengan cepat dari ranjang dan berlari ke kamar mandi sambil membanting pintunya keras-keras. Lututnya nyeri kala ia berlutut di lantai dengan tergesa dan memuntahkan seluruh isi perutnya ke toilet. Suara muntahannya bergema ke seluruh kamar mandi dan Jungkook rasanya ingin mati saja karena nyatanya rasa sakit di perutnya lebih buruk daripada hangover paginya dulu pasca ia-terpaksa-bertaruh minum satu botol soju bersama Jimin demi mendapat satu set kamera di Myeongdong.
Air mata menuruni pipi Jungkook saat mual di perutnya usai, pemuda Jeon menutup toiletnya dan menguyurnya dengan air sebelum bangkit dengan badan remuk menuju ranjang. Jungkook membanting tubuhnya dan ia sama sekali tak paham kenapa ia malah berakhir dengan menangis terisak kemudian. Demi Tuhan Jungkook bukanlah anak cengeng, sejak dulu ibunya selalu mendidiknya menjadi lelaki kuat yang mandiri. Tapi sekarang dalam keadaan seperti ini rasanya mudah sekali bagi Jungkook untuk menangis, karena badannya sakit, otaknya sakit dan bahkan hatinya juga sakit.
"Dasar hormon kehamilan sialan,"Jungkook mengumpat seraya terisak di bantal.
Anak sulung keluarga Jeon itu tersentak saat dalam isakannya ia mendengar suara bel ditekan, kepalanya terangkat menampakaan wajahnya yang basah oleh air mata dengan hidung merah dan nafas yang masih sesengukan. Jungkook dengan enggan bangkit dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka sebelum melangkah lorong apartemen untuk membuka pintu bagi tamunya yang tidak sabaran-karena sungguh tamunya menekan bel seolah ia dikejar T-Rex dan kiamat akan tiba dalam tiga detik-
"Sebentar,"sahut Jungkook sambil membuka pintu dengan lelah.
"Jungkook aku membawa un-DEMI TUHAN KENAPA KAU?"
Jungkook menyedot ingus sebelum menjawab sosok di depannya,"Sakit hyung."
"Dan kau tidak menghubungiku?"Sosok itu menaikkan alis."Kau bahkan tidak menghubungi Jimin juga?"
"Tidak,"
"Astaga Jeon! Kau cari mati!"
Jungkook hanya pasrah saat sosok berkulit pucat itu mendorongnya masuk ke apartement dan menggiringnya ke dapur,"Setidaknya kirimlah pesan atau apapun Kook, jika sakitmu tambah parah dan tak ada yang tahu apa yang akan kau lakukan?"
"Maaf Yoongi hyung, aku lupa."
Yoongi menghela nafas dan mendudukan Jungkook di kursi meja makan, ia kemudian menaruh kresek-kresek yang sepertinya berisi bahan makanan-hanya karena Jungkook melihat beberapa asparagus yang mencuat keluar dari kresek-dan mendekati Jungkook. Tangan pucat itu menyentuh kening Jungkook lembut,"Kau tidak panas. Sudah ke dokter?"
"Sudah,"ke dokter kandungan.
"Lalu katanya kau sakit apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
¬ Suit and Lips
Fanfiction[sudah di PDF kan] Seumur hidupnya Jungkook sudah berjanji bahwa ia hanya akan menjadi anak baik dan menjauhi segala hal yang buruk, namun apa jadinya jika pilihannya untuk coba-coba untuk berkunjung ke klub malam malah membuatnya melewati kisah p...