CHAPTER 6

12.9K 1.4K 193
                                        

Suit and Lips : 6
(Get Jealousy)

▪️

Don't look for trouble. He's mine.

▪️

(vote before you read please)

🔹🔹🔹

Saat hari-hari mulai berjalan; perlu beberapa saat bagi Jungkook untuk bisa menyesuaikan diri dengan rutinitas. Terbiasa menjalani hari dengan sederhana; bangun, bersih diri, sarapan dan kuliah lantas diganti dengan tambahan orang lain yang harus diurus jelas menyulitkan. Taehyung tidak memaksa sebenarnya, ia meyakinkan Jungkook untuk duduk tenang dan membiarkan staff yang melakukan semua yang Jungkook butuhkan. Tapi Pemuda Jeon menolak, ia kini punya pasangan hidup dan keluarga—tanggung jawabnya adalah untuk mengurusnya, bukan mangkir dan duduk manis selayaknya nyonya rumah drama Korea.

“Selamat pagi,”adalah sapaan Jungkook hari ini selagi ia sibuk dengan bacon dan telur dipenggorengan. Menoleh sesaat, pemuda Jeon mendapat kecupan halus di bibir diiringi usakan lembut di perut. ”Dan selamat pagi untukmu jagoan,” lantas kecupan juga berlabuh di perutnya yang tertutup kaus.

“Selamat pagi Tae-hyung,” Jungkook membalas; meletakkan bacon dan telurnya di piring sebelum menaruhnya di meja sarapan. Bersanding dengan roti bakar dan secangkir kopi yang masih mengepul, ”Duduklah.”

“Kau tidak sarapan?” Taehyung bertannya sembari menyesap kopinya—mendesah puas dalam hati lantaran kopi buatan Jungkook yang selalu cocok di lidahnya—lantas memandang sang pasangan hidup yang hanya duduk dengan segelas susu.

“Tidak enak makan,” Jungkook menyahut, ”Aku akan minta nasi saja nanti siang.”

“Kenapa tidak sekarang? Melewatkan sarapan sangat tidak baik.”

“Aku masih mual hyung,” Jungkook berujar; sembari membantu Taehyung mengoles selai kacang—faforit pria itu—ke roti bakar. ”Lebih baik makan nanti daripada sarapan dan memuntahkannya kemudian.”

“Aku pikir mualmu itu sudah selesai?” Taehyung menaikkan alis, ”Kenapa kau tidak mengatakan apapun?”

Pemuda Jeon menggeleng, ”Tidak mau merepotkan hyung, lagipula hyung sudah sibuk. Mual ini akan segera selesai, jangan khawatir.”

Pria Kim menghela nafas, bangkit dari duduknya dan memutari meja; menghampiri Jungkook lantas berlutut menghadap Pemuda Jeon. Menggengam tangannya erat.

“Dengar, kau bisa mengeluhkan apapun padaku Jungkook,” Taehyung memulai, ”Kepala staff sudah melapor bahwa kau lebih banyak menolak bantuan mereka dan melakukan semua pekerjaan sendiri. Aku tahu kau terbiasa dengan sikap mandiri seperti itu, tapi aku ingin meringankanmu. Kau pasangan hidupku, aku ingin membuatmu nyaman. Sama sepertimu yang berusaha untuk melayaniku dengan baik, begitupun aku. Jadi, berbagi denganku ya?”

Pemuda Jeon diam; bibirnya terkatup dengan onxy yang jatuh lurus pada hazel hangat yang kini menatapnya. Sesungguhnya jantung Jungkook tengah berdetak layaknya tamia, ia cukup yakin pipinya mungkin merah—karena demi Tuhan bagaimana bisa kalimat Taehyung tersusun sebegitu manisnya?—ini jelas tidak boleh dilakukan.

“Jungkook..”

Tapi Taehyung akhir-akhir ini memang kelewat chessy, pemuda Jeon membatin dengan mata menerawang, sejak mereka menikah minggu canggung yang terjadi terus dipecah oleh sikap Pria Kim. Ia begitu lembut memperlakukan Jungkook, tidak keberatan untuk menemani Jungkook bangun pagi dan berlama di kamar mandi selama minggu-minggu awal mualnya jadi makin kacau dan selalu mengusahakan pulang tidak terlalu malam—aku tahu kau memasak makan malam untukku, dan aku tidak mungkin membiarkanmu tidur sendirian; itu jawaban Taehyung saat Jungkook bertannya kenapa. Duh, jelas saja Jungkook goyah. Seumur hidup tumbuh menjadi anak sulung membuatnya kokoh bagai karang, tidak terbiasa dimanja, ia jadi agak aneh dengan dirinya yang diperlakukan layaknya benda pecah oleh Taehyung.

¬ Suit and LipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang