9

1.6K 272 30
                                    

Soojung menggigit bibir bawahnya. Entah sudah berapa kali dia merasa ragu dengan rencana balas dendamnya ini. Dan sumber keraguannya kali ini bukan lagi karena kata-kata Luhan ataupun Chanyeol. Melainkan, karena perilaku Sehun sendiri.

Soojung tidak bodoh. Dia tahu dengan jelas perasaan apa yang dia rasakan ketika Sehun memperlakukannya seperti waktu itu. Dia mungkin tidak menginginkan hal itu. Tapi sekuat apapun Soojung berusaha mengelaknya, perasaan itu tetap ada. Perasaan itu nyata dan sedang ia rasakan.

Soojung tidak akan buru-buru mengambil kesimpulan kalau dia menyukai Sehun. Tapi dia juga tidak mengelak kalau dia merasa nyaman karena kehadiran Sehun beberapa hari belakangan ini. Sehun mungkin bisa menjadi sangat brengsek dan menyebalkan disaat yang bersamaan. Tapi, pria itu selalu punya caranya sendiri untuk membuat Soojung melupakan masalah yang akhir-akhir ini menimpanya. Yang mana sangat Soojung butuhkan saat ini.

Soojung tahu cepat atau lambat, dia mungkin akan berakhir menyukai Sehun. Dia hanyalah seorang wanita yang sedang patah hati, dan kemudian seorang pria datang menawarkan kenyamanan yang sangat ia butuhkan. Layaknya wanita pada umumnya, Soojung mungkin akan jatuh ke dalam pelukan pria itu juga. Sekalipun dia tahu kalau dia akan mendapatkan ending yang sama seperti sebelumnya, dia tetap tidak bisa mencegah hal itu.

"Hei," Sehun mencolek lengan Soojung yang diam saja sedari mereka menaiki kapal tadi. Dia tahu pasti ada yang mengganggu pikiran gadis itu. Tapi permasalahannya, Sehun tak tahu apa itu. Dia bukan cenayang yang bisa membaca pikiran Soojung. "Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanyanya ketika Soojung beralih menatapnya.

Ada, kau.

Ingin sekali Soojung menjawab begitu. Tapi dia tidak ingin membuat Sehun besar kepala sehingga dia memilih menggeleng pelan.

Sehun berdecak. Dia lebih suka Soojung yang memaki atau memukulinya daripada yang diam saja seperti ini. "Lihat saja, aku tak akan segan-segan mendorongmu ke laut kalau kau berani melamun saat berjalan di altar nanti."

Soojung mendengus. Belum menikah saja Sehun sudah kejam parah padanya begitu.

"Aku tidak tahu kenapa aku bisa terjebak dengan pria sepertimu," kata Soojung dan memalingkan wajahnya dari Sehun.

"Maksudmu, pria idaman setiap wanita sepertiku? Ya, kau memang harus banyak bersyukur tentang itu."

Soojung kembali menoleh. "Tidak ada pria idaman yang mengancam akan mendorong pengantinnya sendiri ke laut, jerk."

"Lihat dulu seperti apa pengantinnya, bitch."

Soojung kembali memalingkan wajahnya. Dia terlalu malas untuk meladeni Sehun saat ini.

Sementara Sehun, dia menghela ketika menyadari kalau Soojung kembali pada mode sebelumnya. Biasanya Soojung akan terus meladeninya sampai akhir, tapi wanita itu memilih mengalah dengan memalingkan wajah. Sehun semakin yakin kalau ada sesuatu yang dipikirkan wanita itu. Tapi yang membuat Sehun bingung adalah bagaimana cara agar Soojung mengatakan apa yang dipikirkannya. Dia tidak bisa membaca wanita itu.

Soojung masih tetap diam bahkan ketika mereka sampai di pelabuhan. Sehun dengan sengaja membiarkan wanita itu membawa kopernya sendiri. Bukannya dia berniat jahat atau kejam pada Soojung, tapi dia ingin Soojung sendiri yang meminta padanya untuk membawakan kopernya itu. Dia ingin memancing wanita itu untuk bicara. Tapi yang terjadi adalah Soojung malah membawa kopernya sendiri dan berjalan lebih dahulu di depan Sehun.

Sehun mendengus kasar. Pada akhirnya, lelaki itu mengalah. Dia berjalan ke samping Soojung, mengambil alih koper yang dibawa wanita itu. Kemudian, menggenggam tangannya.

Soojung mengernyit dan membuka mulut pada akhirnya. Namun sebelum wanita itu berkata apapun, sebuah taxi berhenti di depan mereka. Sehun segera melepaskan tangan wanita itu kemudian memasukkan koper mereka berdua ke dalam bagasi taxi. Soojung hanya bisa menghela napas dan memilih masuk ke dalam taxi.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang