Revenge

14

Sehun tak pernah membayangkan kalau orangtuanya berani bertindak sejauh ini. Beberapa hari yang lalu, mereka memaksa Sehun dan Hayoung untuk ikut makan malam bersama mereka. Mereka menggunakan rasa bersalah Sehun atas kejadian di Jeju untuk membuatnya ikut makan malam. Yang ternyata membicarakan tentang perjodohan dirinya dengan seorang perempuan bernama Kim Sejeong.

Sehun tentunya menolak. Dia sudah bertekad tak akan menikahi perempuan manapun sebelum mendapatkan kepastian dari Soojung. Tapi orangtuanya tetap nekat untuk melanjutkan perjodohan itu. Dan mereka bahkan telah menyebarkan undangan pernikahannya tanpa sepengetahuan Sehun.

"Apa-apaan ini?!" serunya setelah membanting undangan pernikahannya yang dia dapat dari Seulgi di meja. Sehun mengabaikan tatapan yang ditujukan orang lain untuknya di restoran itu. Dia sama sekali tak peduli kalau dia akan membuat orangtuanya malu lagi.

"Sehun, pelankan suaramu!"

"Apa aku pernah mendidikmu seperti ini?"

Sehun mengabaikan teguran kedua orangtuanya. Dia yang seharusnya marah saat ini. "Aku sudah pernah bilang aku tak mau menikah dengan perempuan itu. Apapun yang terjadi."

"Kau harus menikahi wanita itu, Sehun. Jangan membuat kami malu lagi atau kami tak akan menganggapmu sebagai anak lagi!" ancam Ayahnya. Tapi Sehun sama sekali tidak takut.

"Oh, bukankah kalian sudah melakukan itu sejak lama?" balas Sehun sakratis. Dia tak peduli bahkan kalau dia dicoret dari daftar pewaris keluarganya. Dia sudah dewasa dan mampu mengambil keputusannya sendiri. "Terserah kalian mau melakukan apa, tapi aku tak akan pernah menikahi wanita itu."

Tanpa menghiraukan panggilan dari ibunya, Sehun langsung berlari keluar restoran. Dia tidak perduli kalau dia akan dianggap anak durhaka setelah ini. Secara biologis, mereka mungkin orangtuanya. Tapi secara psikis, Sehun sangat meragukannya. Tak pernah sekalipun mereka benar-benar perduli padanya.

Sehun tahu dia bukan satu-satunya yang tumbuh di keluarga yang seperti itu. Soojung pun juga begitu. Tapi mungkin dia masih lebih beruntung karena dia adalah anak lelaki dan berani menentang mereka secara terang-terangan. Berbeda dengan Soojung yang masih nampak takut-takut. Wanita itu terlihat sekali begitu tertekan berada di tengah-tengah keluarganya.

Astaga, kenapa Sehun baru sadar seberapa menderitanya Soojung selama ini? Harusnya dia membuat wanita itu bahagia, bukannya malah menambah penderitaannya dengan melibatkan Soojung dalam rencana gilanya. Damn, dia jadi semakin merasa bersalah pada Soojung.

Pokoknya, saat dia bertemu dengan wanita itu nanti. Sehun akan meminta kesempatan untuk memperbaiki semuanya.

••••

Soojung tidak pernah sekalipun membayangkan kalau dia akan menerima undangan pernikahan Sehun dengan perempuan lain, terlebih dia bahkan tak tahu siapa perempuan itu. Walaupun secara teknis undangan ini tidak ditujukan untuknya. Tapi bagaimanapun dia sudah melihat undangan itu.

Dia tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Hatinya terasa sangat sesak. Dia pikir Sehun benar-benar akan menunggunya kembali. Tapi sepertinya lelaki itu sudah berubah pikiran, kan?

Soojung tidak akan menyalahkan Sehun. Pria itu berhak untuk menyerah dan mencari kebahagiannya yang lain. Kalau sudah begini, Soojung hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Sehun. Dia sudah muak dengan kata 'menghancurkan' sekarang. Dan lagipula, Soojung tak mungkin menghancurkan kebahagiaan seseorang yang dia cintai.

Soojung tidak tahu kapan tepatnya dia menyadari kalau dia memang mencintai Sehun. Padahal sebelumnya, dia sangat yakin kalau perasaannya pada Sehun tak lebih dari sekedar ketertarikan. Hanya saja... beberapa bulan terakhir yang ia lalui tanpa Sehun membuatnya sadar akan sesuatu. Betapa beratnya hal itu dan seberapa besar godaan untuk kembali sebelum waktunya hanya karena rindunya pada Sehun membuat Soojung menyadari kalau dia membutuhkan pria itu; kalau dia mencintai pria itu dan ingin bersamanya. Dia tak peduli kalau Sehun tidak mencintainya. Tapi dia akan tetap berusaha membuat pria itu mencintainya.