Malam itu berlangsung dengan bahagia hingga larut malam. Ini memang pesta ulang tahun anak berumur 4 tahun. Tapi yang sebenarnya berpesta adalah para orang dewasa sampai pagi. Mereka rela berpesta sampai pagi karena keluarga besar one direction memang sedang dalam masa day-off nya.
Lux dan Keeygan pun sudah tertidur pulas dari jam 8 tadi. Sekarang jam setengah 12 malam. Semuanya masih semangat akan pesta. Tapi Jersey sudah kelelahan. Hari ini dia menyalurkan dana ke panti asuhan langsung berpesta tanpa ada waktu istirahat.
"Harry, aku lelah" Mata Jersey sayu karena mengantuk.
"Baiklah kita pulang honey. Kamu pamit dulu pada Lou, aku akan mengambil Keeygan di kamar Lux"
Jersey mengangguk lalu berpamitan pada si tuan rumah pesta, Lou. Juga dengan para the boys lainnya yang masih on fire berpesta.
Harry menggendong Keeygan dan menempatkannya di kursi belakang mobil. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, karena jalanan sudah sangat sepi. Bukan melaju ke apartemen Jersey, maupun apartemen Harry.
Tapi mereka sampai di rumah Harry yang besar. Rumah sesungguhnya, bukan tempat persinggahan nomadennya Harry.
Rumah ini kelak akan ditinggalinya bersama Jersey saat sudah menikah nanti.
Harry menggendong Keeygan sampai kamar anak. Detail bukan? Kamar anak sudah tersedia padahal mereka belum berkeluarga.
"Har, aku tidur di sini ya" Kata Jersey memasuki ruangan tepat di samping kamar Keeygan.
Harry mencium kening Keeygan lalu menyusul Jersey.
"Kau tidak mau tidur bersama ku?" Rayuan maut yang dikeluarkan Harry cukup bisa membuat mata Jersey berputar.
"Sudah sana keluar, I'm so sleepy you know?" Jersey mendorong punggung Harry sampai keluar kamar. Ia menutup pintu kamarnya yang ditahan oleh Harry.
"apa lagi hah?" Gumam Jersey
Jersey mendapati sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya.
"Goodnight my future wife" Ucap Harry dan pergi dari hadapannya.
Matanya membulat tanpa berkedip. "goodnight my future husband" ucapnya pelan dan menutup pintunya. Suaranya itu hanya terdengar oleh dirinya sendiri karena Harry sudah tidak kelihatan kemana perginya.
***
Sinar pagi itu sukses membuat Jersey terbangun. 'Siapa yang membuka tirainya' batinnya. Setengah sadar dengan mata yang masih terpejam, Jersey mencium bau masakan yang membuat perutnya meraung.
Jersey beranjak mencuci muka dan menggosok gigi. 'krukk kyruuk' perutnya sudah konser sekarang.
"Err.. baiklah kau akan ku isi perut!"
Dengan mengikuti bau masakan itu ia sampai di meja makan yang kosong tidak ada orang. Paket sarapan untuk tiga orang sudah siap di situ. Ada waffle, omelete, salad buah dan susu.
Jersey menaruh pantatnya di kursi mencium semua wangi makanan itu dengan mata terpejam. "mmmm wangiiii" Ia tersenyum.
"Mum? Kau belum mandi? Ew" Keeygan meledek mummynya di gendongan Harry. Harry dan Keeygan sudah mandi dan berpakaian rapih hendak pergi.
"Siapa yang mengajari mu meledek mummy hah? Mummy tetep cantik walaupun belum mandi" Ucap Jersey.
Perkataannya hanya di balas dengan raut wajah keeygan jijik melihat mummynya "Eww"
Harry menghampiri Jersey.
"Good mornin' mum" Keeygan mengecup bibir Jersey.
"Goodmorning Harry's boy" balas Jersey.
"Morning sunshine" Harry mengecup bibir Jersey singkat sama seperti Keeygan tadi.
"Morning Keeygan's father"
"Kau mau makan apa lil boy?" tanya Jersey pada Keeygan.
Mata Keeygan melihat semua makanan yang ada di atas meja. Matanya berbinar seperti mata Niall yang gila kalau sudah ketemu makanan. "mmm... Aku mau semuanya Mum. Boleh kah?"
"Tentu saja boleh, kau kan butuh banyak energi" Ucap Harry.
Jersey mengambil waffle, omelete, fruit salad dan susu untuk Keeygan.
"Thanks mummy" Keeygan mulai menyantap makanannya.
Jersey lalu mengambil fruit salad untuk dirinya sendiri.
"Aku mana?" Harry mengekerutkan bibir bawahnya.
"all right all right. Kau mau apa tuan?"
"Aku mau omelete dan susu" Senyum mengembang di wajahnya
Jersey memberikan piring berisikan omelete dan menuangkan susu ke gelas Harry. "Selamat makan."
Baru kali ini mereka bertiga sarapan duduk di meja makan seperti itu. Biasanya hanya Harry dengan Keeygan atau Jersey dengan Keeygan atau mereka sarapan sendiri - sendiri. Pernah sarapan betiga tetapi makan di restoran.
Harry tersenyum bahagia melihat Jersey dan Keeygan di hadapannya. Hidupnya terasa lengkap.
"emmm kenyanggg" Keeygan memegangi perutnya sudah terisi penuh.
Harry dan Jersey tertawa kecil melihat tingkah laku anak mereka.
"Enak gak makanannya sayang?" Tanya Jersey.
"Tentu saja enak mum. Kau tidak tahu? yang masak kan aku dan Dad" Jawab Keeygan bangga.
"Benarkah? Kau ingin jadi chef atau penyanyi sih?" Tanya Jersey kembali.
"Aku ingin seperti daddy. Ya kan dad?" Keeygan mengepalkan tangannya ke arah Harry. Harry mengepalkan tangannya juga lalu mereka berhighfive ala mereka berdua.
Jersey hanya menggeleng - gelengkan kepalanya "Sudah - sudah, kau harus berangkat sekolah"
Jersey mengambil tas yang ada di sofa depan tv dan memberikannya ke Harry.
"Mum, aku bosan diantar Daddy mulu, aku ingin mum juga ikut bersama kami ke sekolah" Melas Keeygan.
"Iya mum. Kami berdua sengsara bagaikan orang gay yang selalu bersama" Ucap Harry mengikuti tingkah Keeygan.
Jersey menghela nafasnya lalu naik ke atas untuk mandi. "Baiklah tunggu aku" Jersey teriak saat menaiki tangga.
Keeygan dan Harry pun melakukan tos ala mereka untuk keberhasilannya membujuk Jersey.
***
"Jangan nakal ya Keeygan, janga--"
"Jangan berantem, jangan cari gara - gara, jangan makan dan jajan sembarangan, jangan ngobrol di kelas, jangan usil, dan harus memerhatikan guru yang sedang mengajar dikelas ku" Ucap Keeygan panjang lebar memotong kalimat Jersey yang sudah hafal di luar kepala.
"Nah bagus" Jersey mengacak - acak rambut Keeygan.
Keeygan memutar bola matanya.
"Ingat, dapatkan perempuan cantik dan sexy, ok?" Harry mengedipkan matanya.
Jersey menyubut perut Harry. "aww!!" Harry meringis kesakitan.
"Ok daddy aku akan cari. Kau tidak akan kecewa akan pilihan ku" Ujar Keeygan.
Jersey melirik Keeygan "KEEYGAN!!!!" teriaknya.
Namun anak itu sudah lari terlebih dahulu masuk ke dalam sekolahnya.
Sekarang Jersey melirik sinis Harry. "Apa?" tanya Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Number 17 // h.s
FanfictionJersey seorang gadis dengan angka keberuntungannya 17. Akankah angka 17 mempertemukan dia dengan seseorang?