7- Team Up?

47 4 0
                                    

"Selalu saja saat bersama Jake waktu terasa sangat cepat usai."


Seperti kata Adika kemarin, sore ini, di kelas Jurnalistik, Bu Dera mengumumkan soal kerjasama antar ekskul untuk perayaan Gebyar sekolah.
Karena kelas jurnalistik yang bertugas untuk menulis naskah teathernya, maka penanggung jawab kegiatannya harus dari kelas tersebut juga, alasannya agar mudah mengkoordinir lakon yang sesuai dengan naskah nantinya.
Dan saat ini Bu Dera ingin memilih secara aklamasi siapa yang akan menjadi ketua penanggung jawab untuk kegiatan tersebut.

Tampak Bu Dera sedang memperhatikan satu per satu murid yang sedang mengikuti kelasnya hari ini. Dan akhirnya pandangannya tertuju pada Aradea yang sedang duduk di kursi paling belakang.

"Aradea, kamu yang akan jadi ketua penanggung jawab teather yang bakalan kita selenggarakan nanti pada saat Gebyar sekolah. Jadi, Ibu serahkan tanggung jawab penuh sama kamu untuk menyusun jadwal latihan dengan kelas Teather dan juga kelas Musik. Tapi sebelumnya kamu harus mengkoordinasikan masalah naskah dengan kelas Jurnalistik. " jelas Bu Dera dengan panjang lebar.

Aradea ternganga mendengar penjelasan Bu Dera barusan. Dia merasa sangat tidak terima jika jadi orang yang peranannya paling penting dalam Teather itu.
Apalagi harus bertanggung jawab untuk tiga ekskul sekaligus, Aradea merasa gak akan mampu.

"Bu, aku samasekali gak bisa dikasih tanggung jawab sebesar itu, " kata Aradea menolak.
"Dea, kamu tau kan kalo Ibu tidak suka dengan penolakan." sahut Bu Dera horor.

"Tapi Bu, Ibu kan bisa milih teman - teman yang lain yang jauh lebih berbakat dari aku, misalnya Sri atau Donny aja Bu, atau teman - teman yang lain deh Bu, pasti ada yang mau dapat kesempatan ini Bu. "bujuk Aradea lagi.

"Donny dan Sri udah sering jadi panitia penanggung jawab Dea, sekarang giliran kamu. Ibu gak mau dengar alasan lagi. " tegas Bu Dera.

Jam pulang pun sudah tiba, anak - anak sudah bubar meninggalkan kelas Jurnalistik, Yang tertinggal di sana hanya Aradea yang sedari tadi membenamkan wajahnya di meja. Dia serasa tidak perduli dengan teman - teman lainnya yang sudah pulang meninggalkan kelas.
Dia merasa sangat frustasi membayangkan bagaimana nasibnya saat berhadapan dengan tiga kelas ekskul sekaligus. Bagaimana cara membuat mereka mau saling bekerjasama jadi team yang kompak supaya bisa menampilkan yang terbaik nantinya.

"Boro - boro bisa ngajak kerjasama tiga kelas sekaligus. Anggota satu ekskul aku aja belum bisa aku hafalin namanya satu - satu.
Huftt... gimana nihh..
Apess banget nasib ane hari ini, seharusnya aku gak perlu datang tadi, Kok bisa sial begini sihh.. " keluh Aradea sambil mengusap kepalanya kasar.

"Dea? Kelas udah pada bubar semua, Kamu kok belum? " kata Jake yang saat ini sedang berdiri di pintu kelas Jurnalistik.

"Jake.. Sejak kapan kamu ada di situ? " tanya Aradea.
"Sejak kamu gila ngomong sendiri dari tadi. " jawab Jake dengan ekspresi datarnya.
"Hehehe.. Kamu kalo ngomong difilter dikit kek, Aku gak gila tau, " balas Aradea mengerucutkan bibirnya sambil berjalan ke arah Jake.
"Jadi apa? " tanya Jake.
"Cantik. Hahahaha... " jawab Aradea bercanda, tapi Jake hanya diam dengan ekspresi flatnya yang luar biasa ngeselin.
Sebenarnya Aradea kesal karna Jake paling gak bisa diajak bercanda. Syukur Dea sayang, kalo enggak mungkin udah ditabok pake batako dari tadi.

"Aku pulang ya, " kata Jake.
"Aku juga mau pulang kok Jake, samaan aja, " ucap Aradea.
"Yaudah ayo," balas Jake.

Sekolah sudah sangat sepi, dari tadi tidak ada siswa lain yang terlihat. Aradea dan Jake mungkin jadi penghuni terakhir.
Keduanya berjalan beriringan namun hanya bergeming, memilih untuk menikmati sore yang rasanya lebih indah dari senja senja lain sebelumnya.

Jake mungkin merasa nyaman dengan diam yang sedari tadi tercipta, tapi Aradea merasa sangat canggung bila harus jalan berdua dengan Jake dengan situasi hening begini. Akhirnya Dea pun memberanikan diri.

"Jake kenapa tiba - tiba bisa ada di depan kelas aku tadi? " tanya Aradea.
"Kebetulan lewat, " balas Jake tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan yang ada di depannya.
"Ooh, aku mau cerita. Boleh nggak? " tanya Aradea lagi.
"Cerita aja, " balas Jake singkat

"Tadi Bu Dera milih aku jadi ketua penanggung jawab acara Teather yang bakaln diadain kelas Jurnalistik, Musik, dan Teather. " kata Aradea.
"Bagus dong, " jawab Jake.
"Bagus darimananya Jake. Aku pasti ga bakalan bisa buat tiga kelas ekskul sekaligus kerjasama. Aku udah nolak tapi Bu Dera tetap gak mau ngeganti aku sama teman yang lain. " ucap Aradea frustasi.
"Jalanin aja dulu, " kata Jake.
"Aku ga percaya kalo aku bisa ngelakuin itu Jake, " jawab Aradea lesu.
"Aku juga enggak, " balas Jake dengan gampangnya.
"Kamu gak percaya aku bisa ngelakuin itu Jake? " tanya Aradea heran, karena dia sudah sanag berharap Jake bakalan ngasih kata - kata motivaai supaya dia semangat menghadapi kutukan yang baru saja dia dapat.
"Enggak, " jawab Jake enteng sambil melirik Aradea dengan senyumnya yang sangat tipis tampak mengejek Aradea.
"Jujur amat sih Jake jadi orang, Aku kira kamu mau ngasih kata - kata motivasinya Mario Teguh supaya aku bisa semangat, ehh nyatanya malah ngejek gini, sakit tau hati aku, " ucap Aradea bercanda.
"Masuk gihh, " kata Jake lagi tanpa mebghiraukan Aradea yang lagi berharap disemangati olehnya.
"Udah nyampe rumah ternyata, byee Jake," ucap Aradea dengan senyum termanisnya.
"Bye, " jawab Jake dan masih dengan ekspresi yang sama datarnya dengan jalan raya.
.
.
.
.

"Selalu saja saat bersama Jake waktu terasa sangat cepat usai. Kalo aku jadi kuli Jalan sih, aku bakalan manjangin jalan dari sekolah ke rumah aku dan Jake, supaya kalo jalan berdua kayak tadi bisa lama - lama. Hahahahaa.. " batin Aradea.

"Stop Dea, jangan jadi mikirin Jake dong! Sekarang yang harus dipikirin tuh gimana caranya jadi Ketua Penanggung jawab acara Teather itu. Fighting Dea, pasti bisa deh!! " ucap Aradea menyemangati dirinya sendiri.

Sedari tadi Aradea masih bersikukuh di meja belajarnya, dia tampak merancang garis besar dan poin poin penting untuk naskah yang akan mereka gunakan nantinya di acara pementasan.
Setelah akhirnya menyelesaikan pekerjaannya, Dea memutuskan untuk beristirahat dan berharap besok dan hari - hari berikutnya dia bisa melakukan tanggung jawab barunya.

***

Hello guys❤❤
Tetap Voment ya.







NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang