"Halo teman - teman, terimakasih karena sudah berkenan hadir dalam acara rapat perdana kita hari ini. Saya Aradea Fletta, sebagai Ketua Penanggung Jawab Teather kolaborasi antara kelas Jurnalistik, Musik, dan Teather ingin mengundang seluruh teman - teman untuk menyelaraskan langkah demi berlangsungnya acara Teather yang nantinya akan digelar saat Gebyar Sekolah. Mulai hari ini kita mungkin akan sering mengadakan pertemuan - pertemuan terkait acara tersebut, maka saya mengundang teman - teman untuk turut berpartisipasi. Atas kerjasama teman - teman, saya ucapkan terima kasih. " Begitu kata Aradea yang saat inu sedang berdiri di podium Aula, di depan seluruh anggota ekskul Jurnalistik, Musik, dan Teather.
Rapat kali ini hanya khusus pembukaan saja, maka setelah Aradea berbicara rapatpun segera bubar. Para peserta rapat segera keluar dari aula seusai rapat resmi ditutup dan Aradea juga sama.
Ketika Aradea sampai di pintu Aula, di sana tampak Adika sedang berdiri seperti sedang menunggu seseorang."Hai Gadis aneh! Selamat ya," ucap Adika sambil tersenyum simpul pada Aradea.
"Hahaha... Thanks, " balas Aradea.
"Aku jadi Ketua team di kelas Musik, kalau kamu mau nyusun jadwal latihan dan nyusun konsep Teather aku bisa bantu kok. " Kata Adika pada Aradea yang saat ini berdiri di sampingnya."Bagus dong Dika, Aku jadi bisa.. " kata - kata Aradea terpotong karena seorang gadis yang tiba - tiba menghampirinya.
" Halo Dea, kenalin namaku Amanda Larissa, panggil aja Manda. Aku Ketua team dari kelas Teather. Kalau ada hal yang ingin kamu koordinasikan dengan kelas Teather, kamu bisa langsung hubungi aku aja ya, Aku kelas XI IPA 7," kata gadis yang tiba - tiba saja muncul di depan mereka berdua dan memotong pembicaraan Aradea dan Adika.
"Okay, Thanks before Manda," balas Aradea.Gadis yang bernama Amanda itu tersenyum ke arah keduanya, Dea membalas senyumannya, Aradea tidak pernah melihatnya sebelumnya, tapi Aradea setuju kalau dia perempuan yang sangat cantik dengan rambut panjangnya yang saat ini sedang digerai.
Ekspresi Adika berubah datar sesaat setelah kedatangan gadis itu, setelah itu Adika langsung pergi tanpa mengucapkan apa - apa pada Aradea.
Aradea yang ditinggalkan begitu saja heran dengan sikap Adika yang tiba - tiba saja aneh."Loh, kok dia pergi sih, " kata Aradea pelan.
"Maksud kamu Dika ya? " tanya Manda.
"Iya, dia aneh, tadi nunggu aku di depan aula, sekarang malah pergi tanpa ngucapin apa - apa. Hadeh... " jawab Aradea.
"Dia mungkin benci samaku deh, makanya pergi gitu aja," ucap Manda.
"Hahh? Benci sama kamu? Kalian musuh ya?" tanya Aradea heran.
"Hahaha.. Aku juga ga tau hubungan kami itu apa. Bye Dea," jawab Manda.
"Bye Manda, " balas Aradea.Jawaban Amanda barusan membuat Aradea semakin bingung saja.
Mereka bukan musuh, tapi kenapa Adika pergi gitu aja waktu Manda datang.
Aradea merasa bahwa Sikap Manda dan Dika sangat aneh, entah apa yang terjadi antara keduanya.
Akhirnya Aradea pulang sendiri dengan pertanyaan besar dalam benaknya tentang apa yang sebenarnya terjadi antara Adika dan Amanda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nada
Novela JuvenilHighest rank in Sendu tagged #2 (06/06/2018) Cerita bukan hanya tentang akhir yang bahagia atau akhir yang menyedihkan, tapi tentang bagaimana alur yang akan membawa sang tokoh utama melangkah untuk mencapai endingnya. Cerita ini tentang suatu perja...