9- Her (Adika POV)

50 3 0
                                    

I fell that I get magic,  a minute after I fell your coming. I can't bear for not running away.

Kedua kakiku hanya berjalan tanpa arah,  rasanya aku sudah berjalan sangat lama, dan tentu saja saat ini aku sudah sangat jauh dari sekolah,  tapi rasanya aku ingin terus saja berjalan,  sejauh mungkin,  agar detak jantungku yang kini berdetak tak karuan tak ada yang bisa mendengarkannya.

Sekarang sudah pukul 5 sore, satu jam setelah rapat itu bubar dan satu jam setelah dia membuat seluruh memori tentangnya yang sudah aku kubur dalam, berputar kembali dalam benakku.

Amanda Larissa, setengah rasaku,  yang beberapa hari lalu hilang pergi meninggalkanku tanpa alasan yang jelas.

Waktu kembali membuatku terperangkap dalam ruang yang bersamaan lagi dengannya.
Aku masih sangat menyayanginya, sungguh!
Lantas,  apakah aku bahagia bisa berdekatan lagi dengannya? Jawabannya tidak,  tidak sama sekali. Keputusan untuk pergi dari ku, memaksaku untuk mengubur rasa ku dalam-dalam. Bekerja sama seperti sekarang hanya akan membuat ku sakit akan rasa yang sama sekali tak berubah, sakit akan menekan perasaan yang masih saja teruntuk dia.

Kedua kakiku masih saja terus berjalan.
Langit tampak menghitam, aku melirik arloji yang melingkar di tangan ku dan ternyata sudah pukul 7, tanpa aku sadari aku telah sampai ke taman kota yang saat ini tengah ramai, maklumlah  ini hari Sabtu.
Di pinggiran jalan terdapat banyak pedagang yang menawarkan berbagai jenis jajanan.
Jalan tanpa arah seperti tadi rasanya melelahkan juga, membuat perutku juga menderita kelaparan, akhirnya aku memutuskan untuk membeli batagor plus sambal kacang, kesukaan ku.

"Dika,kamu kok bisa ada disini?" ucap seseorang gadis yang tiba-tiba datang mengusik acara makanku yang sangat bersemagat.
Aku melirik ke arah nya setelah sadar kalau dia sedang berbicara denganku.

Amanda, aku sedikit terkejut saat mengetahui bahwa orang yang aku hindari sedari tadi tiba-tiba dihadapan ku sekarang.
"Sial" umpat ku dalam hati.

"Karna aku mau makan aja disini,kamu ngapain?" jawabku berbohong sambil melanjutkan acara makanku yang tertunda.
"Aku juga mau beli jajanan aja," balasnya
"Jauh ya, cuma mau jajan aja tapi sampai jauh-jauh datang ke sini," kataku tanpa melihat kearah nya.
"Kok jauh sih, rumah aku kan ada di depan Taman ini Dika, kamu lupa ya? " tanyanya lagi.

Aku melihat ke arah taman dan aku baru ingat kalau  dulu aku dan Amanda sering datang hanya untuk sekedar bercerita di salah satu kursi kayu di Taman ini. Dan bodohnya kenapa aku baru ingat sekarang, seketika aku merasa sangat malu tapi aku tetap mempertahankan ekspresiku yang sedari tadi tampak serius.

"Oh aku lupa," balasku singkat.
Manda memilih duduk di kursi yang posisi nya tepat dihadapan ku.

Dia diam dan melihat ke arah jalan dengan tatapan kosong.
"Tadi, kenapa kamu langsung pergi gitu aja?" tanyanya dengan suaranya yang memelan dan saat ini dia kembali menatap ku.
"Aku buru-buru," jawab ku.
"Bukan karna aku kan? " tanya nya lagi.
"Gak lah," balas ku singkat.
"Syukurlah," jawab nya dengan senyum tipis yang entah mengapa terasa sangat pahit, sepertinya dia tau kalo aku sedang berbohong.

Kami terdiam lagi, rasanya sangat canggung, ini pertama kali kami berbicara lagi setelah beberapa hari yang lalu dia memutuskan aku.
Aku meliriknya sekilas, aku melihat kedua mata bulat Manda yang dulu selalu saja tampak sangat lucu dan hangat bagai pendar kini meredup, sepertinya banyak yang dia pikirkan.

"Maaf," ucapnya sambil menatapku lagi, kedua bola matanya tampak berkaca-kaca.
"Aku udah lupa Manda. Dan perasaan ku juga sudah berubah," jawabku berbohong.
Aku tak mau menampilkan perasaanku yang sebenarnya padanya.

"Syukurlah," balas nya lagi dan lagi dengan senyumnya yang terasa sangat pahit. Aku melihat ada rasa yang beban yang dia sembunyikan dalam senyumannya. Aku sangat mengenal Manda.
"Aku pergi duluan Manda," kataku pamit kepadanya dengan rasa yang bercampur aduk di dalam hatiku.

Aku tak ingin belama-lama duduk di dekat nya dan terlebih lagi aku lelah jika harus berpura pura.

Hello guys 😊😊
Amanda Larissa jadi jawaban dari Part "Memory".
I hope all of you can enjoy this.
Jangan bosan sama cerita ini walau agak - agak aneh gituh :v

As always, I need your voment.
Keep reading until end of this story.
And Keep waiting for the next Part.

Love you❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang