"Inoo...! Akukan sudah bilang, aku sama sekali tidak mau"
"Ayolah sakura.... Hanya satu kali ini saja, kau taukan hari ini adalah hari spesialku dengan sai"
Sakura nama yang keluar dari sahabatnya itu tetap berjalan menghiraukan sahabat cerewetnya itu. Walau ia juga merasa kasihan pada sahabatnya itu dan sangat ingin membantu tapi memikirkannya kembali membuat sakura menolak mentah-mentah. Mengingat bahwa dirinya akan terjebak dalam situasi yang membosankan sehingga membuat waktu bersantainya yang nyaman dirumah tersita.
"Kenapa tidak bilang saja pada dia kalau kau tidak bisa? "
"Aku tidak enak padanya sakura. Akukan sudah janji padanya, lagipula kau hanya perlu menemaninya berbelanja"
"Ino... Masa dia tak bisa berbelanja sendiri?"
"Cihh.. Sakura. dia sih juga sebenarnya tidak mau ditemani tapi ini masalahnya kado untuk adik perempuannya, dan dia sama sekali tak mengerti hal berbau perempuan. Mengerti!? Aku yakin kalau dia yang memilih kado, maka dia akan membelikan pistol sebagai kado untuk adiknya"
Langkah sakura tiba-tiba berhenti membuat ino juga ikut berhenti. Menatap sahabat pirangnya itu heran, mengapa menjadi ino disini yang marah.
"Hahh... Yaudah, gak usah marah segala kali! Kok kamu yang marah? Disini aku yang korban"
"Hehehe.. Upss.. Maaf.. Maaf.. Soalnya kau banyak tanya sihh.. Karna kau sudah setuju, aku pergi dulu yaa.. Sai sudah menungguku, ohhiya sebentar lagi dia akan datang, kau tunggu saja ditaman konoha ok.. terimakasih telah meluangkan waktumu Jidattt.. Uummahh jaa nee "
"HEIII.. aku tidak mengatakan bahwa aku setuju.. INOO!! "
Teriak sakura keras seiring berlalunya ino yang hanya melambaikan tangan padannya. Dan sekarang ia sangat yakin bahwa sahabatnya itu sedang menertawakan dirinya. Habis sudah harapan bersantai-santai rianya dirumah. Dan malah melakukan hal yang sangat membosankan.
"Dasar..."
Liriknya berjalan berlalu dari tempatnya berdiri meninggalkan keheningan disana.
***
"Hufff... "
Jika saja sakura adalah orang yang tak menepati janji mungkin sudah dari tadi ia berjalan meninggalkan tempat ini. Kata sahabat pirangnya itu, sepupunya akan datang sebentar lagi namun apa? Yang ia dapatkan adalah kekosongan dan kebosanan yang tiada tara. Siapa sih yang suka dibuat menunggu? Tentu saja semua orang tak menyukainya termasuk wanita yang sudah beberapa kali menghembuskan nafasnya karena tak kunjung menemukan orang yang ino katakan.
Dan bodohnya lagi dirinya lupa mengatakan ciri-ciri atau meminta foti sepupunya itu. Dan alhasil ia tak tau siapa sebenarnya sosok yang akan ia temani itu. Ingin bertanya melalu ponselnya namun sepertinya kesialan sedang menghampirinya untuk hari ini dikarenakan ponselnya yang sudah kehabisan energi pada batereinya.
"Ohhhayolah... Kemana pemuda itu? Sudah lebih dari 1 jam aku menunggu! Hah.. Sepertinya dia tak datang sebaiknya aku pulang saj_"
"Apa kau sakura haruno? "
"_ja... Ehhh... Apa kau sepupu ino? "
"Hn.. Cepatlah aku tak punya banyak waktu! "
Tersulut sudah emosi sakura. Bukannya meminta maaf karena telah membuatnya mati kebosanan disini ditambah kedinginan malah pemuda tersebut memerintahnya dengan seenak hati.
"Heiii... Tuann, kau pikir aku pelayanmu? Sudah membuat orang menunggu tidak meminta maaf lagi"
Kata sakura menatap sinis pada pemuda didepannya yang hanya menatapnya datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second
Random"Kesempatan kedua memang selalu ada, namun tak akan pernah sama lagi saat kau mengambil kesempatan pertamamu" Sepasang kekasih, bukan maksudku mantan sepasang kekasih itu kembali dipertemukan dalam tempat yang sama. Kedua orang yang membohongi diri...