"Baiklah bagaimana kalau cerita?"
"Tapi aku tidak mau tidur sendiri! Huh...kenapa rumah paman ini banyak sekali kamarnya kan jadi tidak ada alasan untuk tidak tidur sendiri!"
Sakura hanya terkekeh melihat tingkah touchi yang masih saja setia di depan tv menonton siaran kesukaannya sambil mengoceh kesal pada rumah dan pemiliknya.
Yah memang rumah Shikamaru memiliki 4 kamar. Tentu saja rumah semewah ini dan sebesar ini pasti memiliki banyak kamar dengan fasilitas yang mewah tapi penampakannya masih saja sederhana.
Namun entah apa penyebab Shikamaru tak berniat untuk menyewa pembantu dirumahnya.
"Heii... Sayang, kau harus belajar untuk tidur sendiri. Kau kan anak pemberani dan mandiri jadi mulai sekarang biasakan tidur sendiri ya.."
"Tapiiii.."
"Bagaimana kalau sebuah cerita sebelum tidur dan kakak janji akan tetap menemanimu sampai kau tidur bagaimana?"
"Ckk....baiklah"
Akhirnya setelah sekian lama membujuk touchi untuk tidur sendiri berhasil. Ia pun berjalan menggiring touchi untuk masuk ke kamarnya dan sakura melakukan sesuai dengan janjinya.
Baru bab pertengahan sakura berhenti membaca dan menatap touchi yang sudah tertidur lelap. Menutup buku yang ia pegang kemudian menarik selimut yang berada dibawah kaki touchi hingga ke lehernya. Membungkus tubuh kecil itu agar tidak kedinginan.
Sakura menatap sekilas touchi sambil tersenyum kemudian berjalan keluar dan menutup pintunya. Entah mengapa ia serasa sedang menjalankan kehidupan rumah tangga baru disini.
Menggelengkan kepalanya keras dengan wajah memerah mengingat apa yang sedang ia pikirkan.
Sakura berjalan kembali menuju ruang tamu untuk mengambil barang-barang kerjaannya yang tadi digunakan saat menemani touchi menonton siaran kesukaannya. Ya, memang benar pekerjaannya masih banyak yang harus diselesaikan. Setelah selesai dengan desain yang akan dipersentasikannya Minggu depan. Ia juga harus memikirkan desain baju yang sedang digandrungi oleh para masyarakat khalayak umum sekarang ini.
Sakura yang akan menghampiri dan mengambil barang-barang nya terhenti saat melihat Sasuke yang telah duduk disana menggantikan touchi yang sebelumnya berada disana.
Menarik nafas sebelum kembali berjalan. Tanpa menghiraukan Sasuke yang ada disana sakura berjalan mengambil alat-alat pekerjaannya. Merapikan dengan Sasuke yang terus menatap gerak geriknya kemudian berjalan meninggalkan tempat tersebut.
Namun belum sempat sakura berbalik dan berjalan Sasuke terlebih dahulu membuka suara dengan bertanya yang terpaksa sakura harus berhenti dan menjawab pertanyaan Sasuke tentunya.
"Dimana touchi?"
"Dia sudah tertidur"
Setelah menjawab sakura kembali akan berjalan meninggalkan Sasuke namun sekali lagi terhenti. Oh ayolah dia hanya ingin menjauh dari sasuke. Apalagi dengan suasana yang mendadak menjadi tidak enak sekarang ini.
"Bisakah kau melupakan masa lalu?"
Sakura mengernyit tak mengerti menatap Sasuke yang masih setia melihat layar televisi didepannya walau ia yakin Sasuke tak fokus pada benda didepannya.
"Tanpa kau suruh pun aku sudah melupakannya jadi kau tak perlu khawatir jika aku akan kembali memohon padamu untuk mencintaiku uchiha!"
Mendengar jawaban sakura entah mengapa membuat Sasuke menjadi kesal dan menyesal? Mungkin.
Bukan hanya tatapan mata Sasuke yang sekarang mengarah pada sakura namun pemuda itu sekarang juga telah berdiri menghadap sakura. Berjalan mendekat namun sakura berusaha membuat jarak dengan berjalan mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second
Random"Kesempatan kedua memang selalu ada, namun tak akan pernah sama lagi saat kau mengambil kesempatan pertamamu" Sepasang kekasih, bukan maksudku mantan sepasang kekasih itu kembali dipertemukan dalam tempat yang sama. Kedua orang yang membohongi diri...