Klekk..
Suara pintu yang terbuka diiringi oleh masuknya seorang pemuda tampan yang sering dipanggil Sasuke itu. Berjalan memasuki ruangan yang bisa dipastikan bahwa ruangan tersebut adalah kamarnya.
Menjatuhkan dirinya ketempat tidurnya yang empuk. Untuk sekarang ia memilih untuk beristirahat melepaskan segala pikirannya. Baru juga akan menuju ke alam mimpinya suara ketukan terdengar keras membuatnya harus mengumpat kasar.
Berusaha untuk tak memedulikan suara itu namun semakin lama semakin keras suara ketukan pintu kamarnya. Seakan sang pengetikan berkata bahwa 'jika kau tidak membuka nya aku akan merusak pintu kesayanganmu ini'.
Mengacak rambutnya gusar akhirnya Sasuke beranjak dari tempat tidurnya berjalan menuju pintu. Membuka pintu tersebut dengan kasar sambil memberikan tatapan membunuh kepada orang yang sedang tersenyum tak bersalah didepannya.
"Ayah, pamannya seram. Touchi takut"
Sasuke yang memandang kearah kakak mengenalkannya itu kemudian beralih memandang kebawah tepat kearah bocah berumur 4 tahun yang sedang memeluk kaki yang dipanggil ayah tadi.
Setelah lama mengamati bocah tersebut Sasuke kemudian menatap kakaknya dengan tajam.
"Kau ingin mati hah. Itachi!"
Takk...
Sebuah pukulan keras mendarat tepat dikepalai Sasuke membuat korbannya menggerutu sambil memegang kepalannya yang tak bisa dipungkiri bahwa pukulan kakaknya itu memanglah menyakitkan.
"Sopanlah sedikit pada kakakmu ini, Sasuke"
"Hahh... Terserah. Jadi apa yang membuatmu kemari?"
Bukannya menjawab Itachi malah memberikan senyuman lebarnya kepada Sasuke. Dan hal tersebut membuat Sasuke harus berjaga-jaga jika kakaknya itu akan membuatnya repot sebentar lagi.
"Kuharap bukanlah hal yang merepotkan"
***
"Ini, sekalian kau ambil jaketmu dan terimakasih telah meminjamkannya"
"Hn"
Gumam Shikamaru mengambil jaket yang disodorkan oleh sakura kepadanya. Setelah menggapainya Shikamaru masih berdiri di sana menatap sakura yang juga sedang menatapnya.
"Kau tidak inginkan aku bermaksud untuk menyuruhmu masuk ke apartemen ku terlebih dahulu kan?"
"Jika kau tak keberatan"
"Ishh... Sana pulang, aku masih kesal padamu tau"
"Jadi itu tanda terimakasih mu"
Sakura menggelar nafas. Sepertinya ia harus sedikit berbaik hati pada pemuda didepannya ini karena ia tau bahwa besok dia akan menjadi bosnya.
"Baiklah. Mampirlah minum teh terlebih dahulu sebelum anda pulang tuan"
"Maaf, tapi aku memilih untuk pulang. Terimakasih atas tawarannya"
Setelah berkata tersebut Shikamaru kemudian berbalik melangkah menjauh dari sakura yang masih menatapnya tidak percaya.
"Dasar menyebalkan!!"
Teriak sakura kemudian berjalan masuk dan menutup pintunya dengan keras. Membuat Shikamaru yang masih saja berjalan tersenyum geli.
Menggelar nafas kemudian memakai jaket pemberian sakura tadi. Memasukkan kedua tangannya berjalan menuju arah jalan yang ia lalui tadi bersama sakura.
"Sepertinya aku harus berjalan dua kali lipat"
Ya, apartemen sakura dan Shikamaru memang berbeda arah. Dan tentu kalian tau apa yang membuat Shikamaru repot-repot berbohong bahwa rumah mereka searah dan membuang-buang waktunya demi mengantar sakura pulang bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Second
Random"Kesempatan kedua memang selalu ada, namun tak akan pernah sama lagi saat kau mengambil kesempatan pertamamu" Sepasang kekasih, bukan maksudku mantan sepasang kekasih itu kembali dipertemukan dalam tempat yang sama. Kedua orang yang membohongi diri...